Trusted

Kontroversi Solend: Platform DeFi Solana yang Ingin Ambil Alih Sementara Akun Whale Demi Kurangi Risiko Sistemik

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Solend berencana untuk melikuidasi whale yang memiliki posisi margin sangat besar.
  • Alasannya karena dinilai membahayakan protokol Solend dan para penggunanya.
  • Sebuah proposal voting dibuat untuk meloloskan ide tersebut, tapi menuai kritik dari komunitas kripto, sehingga membuat ide tersebut harus direvisi.
  • promo

Solend, protokol decentralized finance (DeFi) yang berbasis di Solana, berencana untuk melikuidasi whale yang memiliki posisi margin sangat besar. Alasannya karena dinilai membahayakan protokol Solend dan para penggunanya. Sebuah proposal voting dibuat untuk meloloskan ide tersebut, tapi menuai kritik dari komunitas kripto, yang membuat ide tersebut harus direvisi.

Untuk mengurangi risiko, Tim Solend awalnya berencana menetapkan persyaratan margin khusus bagi whale besar yang mewakili lebih dari 20% pinjaman. Sebagai informasi, whale adalah julukan bagi pihak yang memiliki kripto dalam jumlah signifikan.

Tidak hanya itu, usulan lainnya adalah memberikan kekuatan darurat kepada Solend Labs untuk mengambil alih sementara akun whale itu sehingga likuidasi dapat dieksekusi melalui skema perdagangan over-the-counter (OTC), alih-alih lewat decentralized exchange (DEX) ketika likuidasi DeFi biasanya terjadi jika harga Solana (SOL) turun terlalu rendah.

Proses Dimulainya Proposal SLND1

Keputusan untuk melaksanakan atau tidak ide ini muncul dalam pemungutan suara tata kelola (governance vote) ‘SLND1: Mitigate Risk From Whale’ yang diumumkan pada hari Minggu (19/6) pukul 15:43 WIB.

Dalam proposal itu dijelaskan bahwa whale yang disebut sebagai pengguna terbesar di Solend memiliki posisi margin yang sangat besar. Whale dengan alamat crypto wallet 3oSE9CtGMQeAdtkm2U3ENhEpkFMfvrckJMA8QwVsuRbE ini memiliki:

  • 5,7 juta koin Solana (SOL) disetor atau sekitar US$170 juta
  • 108 juta USD Coin (USDC) dan (USDT) dipinjam
  • 25% dari total value locked (TVL) di Solend
  • 95% dari deposit SOL di Main Pool
  • 88% dari pinjaman USDC di Main Pool
  • US$22,30, Posisi likuidasi harga SOL
  • Aktivitas on-chain terakhir whale ini 12 hari yang lalu

Keberadaan signifikan dari whale Ini menyebabkan masalah bagi Solend:

  • Jika harga SOL turun menjadi US$22,30, akun whale itu dapat dilikuidasi hingga 20% dari pinjamannya (kurang lebih sekitar US$21 juta). Namun, akan sulit bagi market untuk menyerap dampak seperti ini karena para likuidator umumnya melakukan market sell di DEX. Dalam kasus terburuk, Solend bisa berakhir dengan utang macet.
  • Ini dapat menyebabkan kekacauan, membebani jaringan Solana. Likuidator akan sangat aktif dan melakukan spamming fungsi likuidasi, yang diketahui menjadi faktor penyebab Solana down pada waktu sebelum-sebelumnya.
  • Karena kekhawatiran tentang risiko ini, banyak pengguna telah menarik diri, menyebabkan pemanfaatan USDC dan USDT di Main Pool melonjak hingga 100%. Ini berarti, deposan tidak dapat menarik, dan posisi yang dijaminkan dengan USDC atau USDT tidak dapat dilikuidasi.

“Terlepas dari upaya yang telah kami lakukan, kami tidak dapat membuat whale itu mengurangi risikonya, atau bahkan menghubunginya,” jelas proposal tersebut.

Tim Solend mengaku telah melakukan:

  • Sejak 13 Juni 2022, berusaha berhubungan dengan whale itu melalui jaringan dan secara publik lewat Twitter.

“Dengan cara segala sesuatunya, tidak responsifnya whale tersebut, tindakan yang jelas harus diambil untuk mengurangi risiko,” bunyi proposal itu. Atas hal ini, proposal governance vote SLND1 yang diajukan tim Solend meminta para pemegang governance token DeFi itu untuk memberikan suara Ya atau Tidak terkait hal berikut ini:

Pilih Ya: Untuk menetapkan persyaratan margin khusus bagi whale besar yang mewakili lebih dari 20% pinjaman dan berikan kekuatan darurat ke Solend Labs untuk mengambil alih sementara akun whale itu sehingga likuidasi dapat dieksekusi melalui skema OTC. Pilih Tidak: Untuk tidak melakukan apa-apa.

Grafik hasil pemungutan suara Solend
Hasil pemungutan suara proposal SLND1

Proposal ini ditutup untuk pemungutan suara dalam 5,5 jam. Akhirnya, para pemegang governance token Solend yang berpartisipasi memilih Ya dengan 97,5% suara atau 1,15 juta memilih Ya dan 30.101 memilih Tidak. Proposal tersebut hampir tidak memenuhi threshold 1% hingga akhirnya diafirmatif dengan 1,16% memilih ya.

Menariknya, salah satu pihak memiliki bobot suara 1,01 juta Ya dalam voting tersebut. Karena akun tersebutlah yang menjadi satu-satunya alasan proposal tersebut dapat mencapai angka kuorum 1%.

Pelaksanaan Voting Proposal SLND1 Menuai Kritik

CEO Blockstream, Adam Back yang seorang Bitcoin Maximalist, mengatakan ada begitu banyak drama yang dapat diprediksi di DeFi. Dia menilai kejadian ini mirip seperti coup d’etat atau kudeta seperti di partai politik atau hostile takeover maupun pengambilalihan suatu perusahaan.

Terdapat sejumlah pihak menilai tindakan intervensi dengan mengorbankan satu orang merupakan keputusan yang tidak menjunjung nilai-nilai desentralisasi. Sementara itu, berbagai pihak lainnya menyoroti satu akun yang dapat memberikan suara signifikan terhadap proses pemungutan suara ini.

Keputuan yang mengejutkan dari organisasi otonom yang seharusnya terdesentralisasi atau DAO, kembali menunjukkan indikasi bahwa kripto sebenarnya tidak terlalu terdesentralisasi seperti yang banyak didengung-dengungkan selama ini. Mengambil kendali dari salah satu crypto wallet di platform Solend berarti prinsip dasar DeFi harus dipertanyakan.

Muncul Proposal SLND2 untuk Batalkan SLND1

Usai menuai berbagai kritik, kemudian muncul proposal ‘SLND2: Invalidate SLND1 and Increase Voting Time’ pada hari Senin (20/6) yang mencoba untuk membatalkan proposal SLND1. 

“Kami telah mendengarkan kritik Anda tentang SLND1 dan cara pelaksanaannya. Harga SOL terus meningkat, memberi kami waktu untuk mengumpulkan lebih banyak umpan balik dan mempertimbangkan alternatif,” jelas tim Solend. Sebagai gantinya, mereka mengusulkan untuk:

  • Membatalkan proposal SLND1
  • Meningkatkan waktu governance vote menjadi 1 hari
  • Mengerjakan proposal baru yang tidak melibatkan ‘kekuatan darurat’ untuk mengambil alih suatu akun

Mereka menyadari bahwa waktu pemungutan suara 1 hari masih singakat, tetapi berdalih harus bertindak cepat untuk mengatasi risiko sitemik dan fakta bahwa para pengguna biasa tidak dapat menarik USDC.

“Kami meminta komunitas untuk aktif di governance dalam beberapa hari ke depan. Waktu pemungutan suara akan ditinjau kembali dalam proposal mendatang. Kami berkomitmen untuk melindungi dana pengguna, transparan, dan melakukan hal yang benar,” jelas tim Solend. Terpatau bahwa proposal ini disetujui oleh 99,8%.

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori