Kembali

Stablecoin Bisa Jadi Alat Penyerapan Surat Utang Negara, Ini Caranya

sameAuthor avatar

Ditulis & Diedit oleh
Adi Wiratno

26 September 2025 15.01 WIB
Tepercaya
  • Asosiasi mendorong agar aturan terkait stablecoin bisa segera rampung, agar bisa memberikan sumbangsih lebih kepada negara.
  • Kehadiran stablecoin bisa menjadi buyer dalam surat utang negara, seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS).
Promo

Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia – Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), Tigran Adiwirya dalam paparannya saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi XI DPR RI mendorong agar aturan terkait stablecoin bisa segera terealisasi. Tujuannya adalah untuk bisa mendorong perekonomian negara melalui stablecoin.

Menurut Tigran, stablecoin bisa menjadi buyer dalam surat utang negara maupun surat utang milik swasta. Hal itu sudah berjalan di Amerika Serikat (AS). Dimana stablecoin berbasis dolar AS mampu menyerap sekitar US$120 miliar surat utang.

Proyeksi dari US Treasury dan Citi Institute bahkan menyebut bahwa stablecoin ke depannya akan mampu menyerap US$1,2 triliun.

“Saat beberapa negara lain membuang dolar AS, Presiden Amerika Serikat (AS) menemukan cara untuk memberikan legitimasi terhadap konsep ini. Tetapi dengan syarat menyerap treasury bills dan money market product, sehingga bisa menjadi jauh lebih optimal,” jelas Tigran.

Sponsored
Sponsored

Menurutnya, negeri ini bisa mereplikasi kisah sukses ini untuk menyerap surat utang negara di Indonesia. Ia mengambil contoh salah satu proyek tokenisasi aset yang menjadi alat untuk menarik likuiditas, yakni Ondo Finance (ONDO).

Dalam hematnya, proyek yang bekerja sama dengan BlackRock itu, berhasil melakukan tokenisasi aset dari treasury bill alias surat utang negara.

“Mereka berhasil menemukan cara legal dengan menawarkan token ke berbagai negara, termasuk Indonesia untuk mendatangkan capital terhadap surat utang negaranya,” tambah Tigran.

Beberapa Negara Tetangga Juga Sudah Memulai

Selain itu, beberapa negara tetangga, seperti Thailand, FIlipina dan Malaysia juga sudah mulai menjajaki inisiatif yang sama. Yakni bagaimana cara untuk bisa menarik likuiditas yang ada di dunia blockchain juga kripto untuk menyerap surat utang negara maupun money market-nya secara comply.

Nah belum lama ini, D3 Labs bersama dengan BRI Ventures, Tiger Research dan Saison Capital merilis whitepaper terkait tokenisasi aset. Dalam laporan tersebut, proyeksi terhadap pemanfaatan konsep itu bisa mencapai angka minimum US$88 juta di 2030 mendatang.

Bagaimana pendapat Anda tentang pemanfaatan stablecoin untuk menyerap surat utang negara ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."