Trusted

Hati-hati! Strategi “Sell in May” Bisa Jadi Blunder Besar di 2025, Ujar Analis

3 menit
Oleh Nhat Hoang
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Harga Bitcoin mengikuti tren suplai uang global M2, membuka peluang keuntungan seiring peningkatan likuiditas di Mei 2025.
  • Data historis beber Bitcoin rata-rata mencatatkan return 7,9% di bulan Mei—mengungguli sebagian besar bulan musim panas, terlepas dari pola klasik pasar saham.
  • Arus masuk dana ETF mencetak rekor tertinggi, dipimpin oleh IBIT milik BlackRock—menggambarkan lonjakan kepercayaan investor jelang Mei.
  • promo

Ungkapan lawas dunia finansial, “Sell in May and go away”, telah lama menjadi mantra bagi investor yang ingin menghindari potensi volatilitas musim panas. Namun, sederet analisis menyiratkan bahwa petuah ini bisa jadi tak lagi relevan untuk Bitcoin bulan depan.

Sejumlah argumen menegaskan bahwa lanskap pasar di 2025 sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Faktor-faktor ini mengisyaratkan bahwa Mei justru bisa menjadi bulan kenaikan harga, bukan penurunan.

4 Alasan Mengapa Jual Aset di Bulan Mei Bisa Jadi Kesalahan Besar di 2025

Banyak analis belakangan menyoroti satu alasan kunci: harga Bitcoin kini selaras erat dengan suplai uang global M2.

Sebagai informasi, M2 bertugas mengukur jumlah uang yang beredar dalam perekonomian—termasuk uang tunai, simpanan tabungan, dan aset yang sangat likuid. Secara historis, indikator ini menunjukkan korelasi erat dengan harga Bitcoin. Saat bank sentral seperti FED, ECB, atau PBoC menambah suplai uang, Bitcoin cenderung ikut naik.

Bitcoin And Global M2 (90-day Lag). Source: Kaduna
Bitcoin dan Global M2 (90-day Lag) | Sumber: Kaduna

Kaduna menyajikan grafik yang mempertegas tren ini akan berlanjut di tahun 2025. Berdasarkan pola tersebut, Mei bisa menjadi bulan breakout untuk Bitcoin. Kendati tak semua analis sejalan dengan pandangan ini, faktanya semakin banyak investor yang mengamininya. Hal ini pun mendorong sentimen positif di pasar.

Sell in May and go away akan menjadi kesalahan besar,” tekan Kaduna.

Kedua, data historis juga turut mendukung pandangan Kaduna. Menurut Coinglass, Bitcoin mencatat rata-rata imbal hasil (return) lebih dari 7,9% di bulan Mei selama 12 tahun terakhir. Meski pasar keuangan kerap dilanda gejolak di musim panas, Bitcoin tak selalu mengikuti pola tersebut.

Bitcoin Price Performance by Month. Source: Coinglass
Kinerja Harga Bitcoin per Bulan | Sumber: Coinglass

Sebaliknya, bulan Mei justru kerap mencatat performa positif. Memang bukan bulan terkuat, namun hasilnya mengungguli bulan Juni dan September. Seorang investor di X mengamati bahwa sejak tahun 2010, Bitcoin telah menorehkan sembilan bulan Mei yang hijau dan enam yang merah.

Adapun ungkapan klasik itu sejatinya berakar dari dunia saham, di mana rekam jejak historis membuktikan keampuhannya lebih relevan untuk pasar ekuitas—bukan untuk ranah kripto.

Satu poin penting lainnya yang juga memperkuat proyeksi Kaduna adalah lonjakan arus masuk ke ETF Bitcoin. BeInCrypto baru-baru ini melaporkan bahwa ETF Bitcoin spot berhasil menarik minat baru dari investor pada hari Senin (28/4). Produk-produk ini mencatat arus masuk bersih US$591,29 juta dan memperpanjang rekor positifnya menjadi tujuh hari berturut-turut.

Menariknya, iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock menjadi pemimpin dalam tren ini. ETF tersebut membukukan arus masuk terbesar di antara para pesaingnya, dengan total US$970,93 juta hanya dalam satu hari. Raihan ini lantas mendorong akumulasi arus masuk bersihnya menjadi US$42,17 miliar.

Total Bitcoin Spot ETF Net Inflow. Source: SosoValue
Total Arus Bersih ETF Bitcoin Spot | Sumber: SosoValue

Tren naik ini mencerminkan meningkatnya keyakinan investor serta optimisme jangka panjang atas Bitcoin di tahun 2025. Sentimen tersebut berpotensi terus terbawa hingga Mei, memberi dorongan tambahan bagi laju harga Bitcoin.

Terakhir, Bitcoin nampak semakin terlepas dari keterkaitan dengan S&P 500—sebuah pola yang secara historis kerap menjadi pertanda lonjakan harga monumental.

Investor dengan nama pengguna arndxt menyoroti perbedaan arah ini. BeInCrypto juga melaporkan adanya celah yang kian lebar antara pergerakan Bitcoin dan indeks NASDAQ. Para analis yang bersikap bullish menafsirkan fenomena ini sebagai bukti bahwa Bitcoin kini berperilaku lebih independen, tak lagi terlalu terpaut pada pasar tradisional.

“Mantra lama ‘Sell in May and go away’ tak lagi relevan dalam konteks kripto; tekanan likuiditas mulai mereda, dan kali ini, Mei justru bisa menjadi titik akselerasi, bukan masa jeda,” prediksi arndxt.

M2 Global, Bitcoin Price, and S&P500 Index Correlation.
Korelasi M2 Global, Harga Bitcoin, dan Indeks S&P500 | Sumber: arndxt

Dukungan solid dari korelasi dengan M2, kinerja historis Bitcoin yang positif di bulan Mei, arus masuk besar ke ETF, serta pelepasan hubungan dengan indeks-indeks tradisional menunjukkan bahwa menjual Bitcoin pada Mei 2025 bisa menjadi kesalahan besar.

Pada akhirnya, investor tetap perlu berhati-hati. Pasalnya, data penting dari The Fed, seperti CPI, suku bunga, dan pembaruan soal ketegangan dagang, masih berpotensi menambah ketidakpastian dalam prospek pasar bulan Mei.

Bagaimana pendapat Anda tentang strategi “Sell in May” yang berisiko jadi blunder bila diterapkan tahun 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Disponsori
Disponsori