Pergeseran dramatis dalam perilaku konsumen sangat terasa, dan para pengiklan Web3 perlu memperhatikannya. Dengan konsumen Gen Z yang kini memasuki puncak kemampuan ekonomi mereka, kecenderungan pembelian mereka sangat berbeda dari generasi-generasi sebelumnya.
Studi ekspansif dari Tinuiti, yang merangkum lima survei dan lebih dari 5.000 responden, memberikan gambaran tentang kebiasaan dan preferensi pembelian generasi ini pada tahun 2023.
Marketplace Baru untuk Iklan Web3
Dalam era yang ditandai dengan penyebaran informasi yang serba cepat, konsumen Gen Z lebih mempercayakan media sosial sebagai sumber informasi utama mereka, sebuah pendekatan yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Khususnya, TikTok telah menjadi kiblat bagi Gen Z dalam dalam menemukan produk yang mereka inginkan, termasuk berbagai kategori dari peluang investasi hingga non-fungible token (NFT). Data Tinuiti menunjukkan bahwa Gen Z seringkali menemukan produk baru berkat platform ini.
Sebaliknya, generasi Boomer masih bergantung pada televisi untuk menemukan Consumer Packaged Good (CPG).
Implikasinya bagi pengiklan Web3 sangat luas. Pemahaman yang mendalam tentang preferensi platform sangatlah penting. Sementara TikTok muncul sebagai landasan bagi Gen Z, generasi Boomer lebih condong ke Facebook. Di sisi lain, Instagram mengukir ceruknya sebagai platform paling berpengaruh kedua bagi Gen Z untuk menemukan produk.
Jika ditelusuri lebih jauh, 64% pengguna internet harian Gen Z mengakses TikTok setiap bulannya. Afinitas ini membangun kepercayaan terhadap platform tersebut. Khususnya, 13% dari mereka memercayai TikTok untuk perlindungan privasi konsumen, sebuah sentimen yang hanya dimiliki oleh 3% generasi Boomer.
Penggunaan media sosial ini tidak hanya sebatas penjelajahan. Pasalnya, peran influencer dalam keputusan pembelian Gen Z juga sangat signifikan.
Lebih dari 75% mengakui bahwa mereka pernah membeli produk berdasarkan rekomendasi influencer dalam setahun terakhir. Jadi, meskipun sebelumnya dianggap sebagai saluran pelengkap, marketing influencer mungkin menjadi saluran utama menuju kantong Gen Z.
- Baca Juga: Wawasan Marketing Web3: Studi Terbaru Ungkap Iklan Audio Terbukti Lebih Efektif dari Video
Teknik Riset Inovatif untuk Pengiklan
Merek-merek Web3 yang ingin menargetkan pasar Gen Z harus menyadari bahwa kebiasaan riset produk mereka berbeda dari metode tradisional.
Misalnya, pengiklan harus memperhatikan in-store behavior atau perilaku konsumen. Konsumen Gen Z lebih condong ke pencarian media sosial khusus merek atau produk dan lebih cenderung menggunakan kode QR untuk informasi produk yang mendalam.
Lebih dari sekadar fitur dan manfaat, keputusan pembelian Gen Z berporos pada etos merek. Bagi 74% dari mereka, nilai-nilai dan keyakinan merek sangat memengaruhi pilihan pembelian mereka, melampaui kelompok usia lainnya.
Sementara itu, kecenderungan mereka terhadap elemen visual pada halaman detail produk, terutama foto dan video, jauh lebih tinggi daripada generasi Boomer.
Hal yang menarik adalah selera Gen Z pada iklan yang dipersonalisasi. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung menolak iklan yang terlalu mengganggu, Gen Z justru lebih menyukai iklan yang disesuaikan dengan perilaku mereka sebelumnya atau kesamaan demografis.
Kenyamanan mereka dengan iklan yang dipersonalisasi mencerminkan kesediaan mereka untuk mengizinkan pelacakan demi mendapatkan iklan yang lebih relevan, dengan kemungkinan tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan generasi Boomer.
Sikap konsumen Gen Z yang cenderung tidak melakukan tindakan seperti menghapus cookie dari browser atau menggunakan pemblokir iklan turut menambah bukti kecenderungan ini. Kendati demikian, mereka tidak keberatan untuk menggunakan VPN untuk privasi selektif.
Preferensi Gen Z dan Program Loyalitas
Ketika berinteraksi dengan bisnis yang mereka kenal, email muncul sebagai saluran komunikasi pilihan Gen Z. Namun, mereka menunjukkan keterbukaan yang tak tertandingi oleh generasi yang lebih tua terhadap pesan yang dipersonalisasi melalui pesan teks dan platform sosial.
Selain itu, program loyalitas mendapatkan daya tarik yang kuat di kalangan Gen Z, dengan jumlah mengesankan 75% yang berpartisipasi di dalamnya. Meskipun diskon yang dipicu oleh inflasi mendorong banyak orang untuk mengikuti program-program ini, loyalitas Gen Z tidak semata-mata karena keuntungan finansial saja.
Akses lebih awal ke produk dan kesempatan untuk memenangkan hadiah utama menempati peringkat tinggi dalam daftar fitur program loyalitas yang mereka hargai.
Saat konsumen Gen Z mencapai puncak ekonomi mereka, jejak perilaku mereka di pasar menjadi semakin jelas. Ketertarikan mereka pada platform digital, kepercayaan pada influencer, dan keinginan untuk mendapatkan pengalaman merek yang dipersonalisasi berbeda dengan pola konsumen tradisional.
Merek-merek dan para pengiklan Web3 yang ingin memanfaatkan pasar yang terus berkembang ini harus menyesuaikan kembali strategi mereka. Dengan demikian, mereka dapat memastikan bahwa strategi tersebut selaras dengan etos dan preferensi unik Gen Z.
Bagaimana pendapat Anda tentang studi terkait pola konsumen Gen Z dan pengaruhnya bagi iklan Web3? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.