Lihat lebih banyak

Survei DEXterlab: 58,3% Orang Mengaku Rugi Berinvestasi di NFT

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • DEXterlab mengadakan survei mengenai NFT melalui Twitter kepada 1.200 orang responden.
  • Hasil survei mengungkapkan bahwa sebanyak 58,3% responden ternyata mengalami kerugian saat melakukan investasi pada NFT.
  • Dari surveinya pula, DEXterlab menemukan bahwa sebanyak 48% responden membatasi pengeluarannya untuk NFT di kisaran US$50 sampai US$500.
  • promo

Di tengah tingginya tingkat adopsi aset kripto dunia, banyak orang mengaku justru belum mendapatkan keuntungan dari investasinya. Volatilitas harga kripto yang masih terjadi sampai hari ini membuat aset digital turunannya, seperti NFT, juga mengalami sentimen yang sama. Sebuah survei dari DEXterlab menyebutkan, sebanyak 58,3% responden justru mengalami kerugian saat melakukan investasi di non-fungible token (NFT).

Survei yang dilakukan kepada 1.200 responden di Twitter itu menyebutkan, hanya 41,7% yang berhasil mendapatkan keuntungan dari hasil investasi pada NFT. Terlebih lagi, semenjak terjadinya pergolakan harga di aset kripto, pasar NFT juga merasakan imbasnya.

Beberapa koleksi digital yang selama ini merajai pasar aset digital ini juga mengalami penurunan. Berdasarkan data CoinGecko, salah satu aset digital populer, Bored Ape Yacht Club (BAYC) hari ini memiliki harga dasar 75 ETH. Padahal, di bulan lalu, harga dasar (floor price) dari koleksi NFT karakter kera ini berada di level 98,90 ETH.

Selain itu, NFT Mutant Ape Yacht Club (MAYC) juga mengalami hal yang sama. Harga dasarnya melorot ke level 14,2999 ETH dari posisi bulan lalu yang sempat bertengger di level 20,18 ETH.

Penurunan harga dasar juga diimbangi oleh harga token asli Ethereum (ETH), yang dalam 1 bulan sudah menukik hampir 50%. dari US$2.040,6 per token menjadi US$1.231,50 per token. Fakta tersebut memperlihatkan, jika harga ETH mengalami pergerakan, maka akan berpengaruh juga terhadap harga dasar dari koleksi aset digital.

Meskipun grafik harga mencatatkan penurunan, nyatanya sebanyak 64,3% responden justru mengaku membeli NFT untuk bisa menghasilkan keuntungan. Sedangkan, 14,7% responden lainnya mengaku membeli NFT agar dapat menjadi bagian dari komunitas. Kemudian, ada 12,4% responden yang menganggap NFT sebagai perwujudan aset seni digital dan akhirnya memutuskan untuk membelinya demi bisa mengoleksinya.

Menariknya, survei ini mengungkapkan bahwa konsep gim yang menawarkan keuntungan dengan menawarkan token digital sebagai imbalan rupanya masih sepi peminat. Terlihat hanya 8,6% dari responden yang membeli NFT agar bisa bermain gim.

Hampir 50% Responden Survei Alokasikan Dana hingga US$500 untuk Beli NFT

Sejumlah aset NFT memang dikenal memiliki harga selangit. Contohnya, aset digital The Merge karya seniman PAK, yang laku terjual seharga US$91,8 juta. Namun, berdasarkan survei DEXterlab, sebanyak 48% responden membatasi pengeluarannya untuk NFT di kisaran US$50 sampai US$500.

Setelah itu, disusul dengan 25,5% responden yang mengalokasikan lebih dari US$2.000 untuk membeli NFT. Lalu, 15,2% mengaku menghabiskan dana mulai dari US$500 hingga US$1.000 untuk membeli NFT dan 11,4% lainnya menyiapkan dana mulai dari US$1.000 hingga US$2.000 untuk membeli aset digital pilihannya.

NFT adalah Pasar yang Unik

Pasar aset digital memang memiliki keunikannya tersendiri. Sejak kemunculan NFT Quantum pertama kali di 2014 lalu, kapitalisasi pasar non-fungible token terus bertumbuh seiring dengan adopsi kripto yang terjadi di banyak negara.

Bank Investasi Jefferies bahkan sampai menaikkan prediksi kapitalisasi pasar NFT di tahun ini menjadi lebih dari US$35 miliar dan akan melonjak hingga US$80 miliar di 2025 mendatang. Hanya dalam kurun waktu 1 tahun, kapitalisasi pasar NFT melesat hingga mencapai lebih dari US$40 miliar.

Co-founder Art Intelligence Global, Yuki Terase, mengatakan bahwa NFT akan mengubah cara masyarakat untuk mengonsumsi dan berbagi karya seni.

“Hal itu akan dipimpin oleh kolektor yang berisi kaum muda di Asia,” katanya.

Koleksi aset digital dianggap oleh sebagian orang sebagai pasar seni yang ada di pasar tradisional. Sehingga, tidak aneh jika ada beberapa karya digital yang berhasil dijual dengan harga selangit.

George Monaghan dari Global Data menambahkan baik pasar seni konvensional maupun pasar seni di ruang digital keduanya sama-sama unik dan berharga.

“Jadi untuk memutuskan berinvestasi di karya seni digital, investor juga harus memiliki rasa yang sama di karya seni konvensional,” tambahnya.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori