GSR, salah satu market maker populer di dunia kripto, pada hari Senin (2/10) mengumumkan bahwa mereka melakukan ekspansi di Singapura.
Hal itu ditandai dengan keberhasilan GSR menerima Persetujuan Prinsip dari Otoritas Moneter Singapura (MAS) untuk lisensi Major Payment Institution. Lisensi di Singapura itu mewakili tonggak sejarah dalam perjalanan GSR yang memungkinkan mereka untuk melayani komunitas kripto lebih baik.
Pihak GSR mengaku bangga telah memenuhi persyaratan penerimaan ketat yang ditetapkan oleh MAS Singapura dan akan bekerja dengan tekun untuk mendapatkan lisensi penuh.
“Kami sangat berterima kasih kepada regulator Singapura atas pengawasan konstruktif mereka, yang membantu ekosistem digital yang berkembang dan kami bangga menjadi bagian penting di dalamnya,” kata Jakob Palmstierna, selaku CEO GSR Group.
Xin Song, Chief Operating Officer (COO) GSR, menambahkan bahwa pihaknya sangat senang diakui sebagai salah satu perusahaan pertama dari jenisnya yang mendapatkan Persetujuan Prinsip dari regulator yang dihormati secara internasional seperti MAS.
“MAS telah memimpin dalam menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk utilitas aset digital. [Hal itu] memungkinkan kami memperdalam kemitraan klien lokal, dan melanjutkan peran penting kami sebagai penyedia likuiditas dalam ekosistem kripto,” terang Xin Song.
Adapun GSR tetap berkomitmen untuk mengembangkan kehadirannya di Singapura, memanfaatkannya sebagai pusat di Asia Pasifik (APAC) untuk berinvestasi pada wirausahawan di seluruh wilayah, dan mendorong adopsi teknologi web3.
Sebagai informasi, GSR mengaku memiliki keahlian di market aset digital selama 10 tahun sebagai penyedia likuiditas dan investor multi-tahap yang aktif.
Rangkaian layanan GSR mencakup perdagangan over-the-counter (OTC), derivatif, dan market maker. GSR bekerja sama dengan penerbit token, investor institusional, Bitcoin mining, dan tempat perdagangan terkemuka.
GSR Susul Langkah Wintermute ke Singapura
Sebelum GSR, market maker Wintermute turut berniat melakukan ekspansi ke Singapura.
Pada akhir bulan Juli lalu, salah satu pendiri dari market maker Wintermute berencana pindah ke Singapura bersama dengan beberapa karyawan mereka. Hal itu dilakukan seiring industri kripto semakin beralih ke Asia untuk menangkap peluang pertumbuhan.
Yoann Turpin, co-founder serta Head of Business Development dan memimpin lengan investasi di Wintermute, mengatakan bahwa dia akan pindah secara resmi dari London, Inggris, ke Singapura dalam beberapa bulan ke depan.
Sekitar 4% dari sekitar 85 karyawan Wintermute juga akan pindah ke Singapura, tempat mereka menjalankan bisnis derivatif.
“Kami jauh lebih fokus pada Asia. Kami mengirimkan sinyal kuat dengan menjadikan saya sebagai co-founder Wintermute di Asia untuk mendorong bisnis ini lebih jauh,” jelasnya.
Sebagai informasi, Wintermute mendirikan kantor di Singapura pada tahun 2021 atau yang kedua setelah di London.
Yoann Turpin mengatakan bahwa sebagian karyawan mereka juga bisa pindah ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), jika Wintermute memutuskan untuk mendirikan basis kantor lain. Dubai tentu merupakan salah satu yurisdiksi yang berusaha menarik para perusahaan kripto ke wilayahnya.
- Baca Juga: Co-founder 3AC Su Zhu Ditangkap di Singapura
Pentolan DWF Labs Serang GSR dan Wintermute
Pada 20 September lalu, pemimpin dari DWF Labs, salah satu market maker kripto dan perusahaan investasi web3 yang sedang naik daun, melempar ungkapan pedas ke market maker lainnya di X (Twitter). Pernyataan itu terutama disampaikan kepada kompetitornya seperti Wintermute dan GSR.
Semula, muncul komentar pedas dari akun X dengan identitas Cristian Gil (@CristiangilGSR). Tidak dapat dipastikan apakah akun X tersebut dikendalikan oleh Cristian Gil yang merupakan co-founder dan Chairman dari market maker GSR. Namun, media arus utama mengonfirmasi bahwa itu adalah akun X milik Chairman GSR.
Akun X @CristiangilGSR melempar provokasi yang berbunyi, “Perwakilan DWF Labs sama sekali tidak punya urusan berada di panel itu. Hal tersebut menghina GSR, OKX, dan Wintermute, berada di ruangan yang sama dengan DWF Labs. Sangat menyedihkan bahwa di akhir tahun 2023, aktor jahat seperti DWF Labs masih bisa mendapatkan banyak waktu tayang.”
Hal yang lebih menarik, ungkapan pedas itu disukai oleh co-founder dan CEO dari raksasa market maker Wintermute, Evgeny Gaevoy.
Lantas, Andrei Grachev menanggapi pernyataan pedas akun X @CristiangilGSR dengan mengatakan, “Saya tidak pernah berpikir bahwa Anda bisa begitu takut kepada kami. Ya, kami lebih kuat dari Anda dalam hal teknologi, perdagangan, business development (BD), dan semuanya. Cobalah bersaing secara adil, dan Anda kalah. Ya, jika saya menjadi Anda, saya juga akan menangis sepanjang waktu.”
Dalam pernyataan lainnya, pentolan DWF Labs itu turut mengejek Wintermute secara langsung.
“Kamu bekerja sama dengan pesaingmu, mengeluh seperti anak kecil, dan menyebut kami aktor yang buruk? Oke, tapi market maker kami sangat bagus, sehingga memakan pangsa pasar Anda seperti kue ulang tahun dan Anda tidak dapat melakukan apa pun terhadapnya. Segera lihat CV (curriculum vitae) Anda di kota surat email saya,” tulis Andrei Grachev dengan nada provokasi.
Akun X Hsaka, yang populer di komunitas kripto dengan 455,8 ribu followers, menganggap likuiditas yang sangat rendah di market kripto saat ini menyebabkan marketmaker Wintermute, GSR, dan DWF Labs bertikai secara terbuka media sosial.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.