Trusted

SWIFT Gandeng Chainlink Pacu Uji Coba Transfer Berbasis Blockchain dengan Bank

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • SWIFT bekerja sama dengan Chainlink untuk memacu uji coba transfer token yang melibatkan lebih dari 12 lembaga keuangan global.
  • Di kolaborasi terbarunya ini, SWIFT ingin melihat bagaimana entitas bisa menggunakan koneksi yang ada di SWIFT untuk beroperasi dengan banyak jaringan blockchain yang tersebar di seluruh dunia.
  • Sebelumnya, di tahun lalu, SWIFT juga sudah mulai merintis proyek dengan Symbiont untuk mengadopsi teknologi blockchain dalam sistem pembayaran.
  • promo

Sistem jaringan pembayaran global Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) mengumumkan jalinan kerja sama dengan perusahaan infrastruktur blockchain Chainlink untuk melakukan uji coba transfer token yang melibatkan lembaga keuangan global.

Hubungan antara sistem keuangan tradisional dan virtual sepertinya bakal semakin hangat. Setelah banyaknya lembaga perbankan yang mulai melayani transaksi kripto di beberapa negara, sistem jaringan pembayaran global SWIFT juga tidak mau ketinggalan.

Dalam perkembangan terbaru, SWIFT tengah memacu uji coba transfer token dengan melibatkan lebih dari 12 lembaga keuangan global, bekerja sama dengan Chainlink. Di kolaborasi terbarunya ini, SWIFT ingin melihat bagaimana entitas bisa menggunakan koneksi yang ada di SWIFT untuk beroperasi dengan banyak jaringan blockchain yang tersebar di seluruh dunia.

SWIFT menggandeng lebih dari selusin lembaga keuangan kakap untuk berpartisipasi. Lembaga keuangan tersebut di antaranya adalah ANZ, BNP Paribas, BNY Mellon, Citi, Clearstream, Euroclear, Lloyds Banking Group, SIX Digital Exchange (SDX) dan The Depository Trust & Clearing Corporation (DTCC).

“Tujuannya adalah untuk menguji efisiensi perusahaan dalam menginstruksikan transfer token lewat berbagai jaringan blockchain publik dan swasta,” jelas SWIFT.

Chief Innovation Officer (CIO) SWIFT, Tom Zschach, mengatakan dalam ekosistem yang terfragmentasi, mustahil bagi lembaga keuangan untuk terhubung ke masing-masing platform. Hal itu yang akhirnya menjadi salah satu alasan SWIFT untuk mengembangkan model interoperabilitas, sehingga memungkinkan hadirnya akses ke berbagai platform di kancah global.

Lebih lanjut, Zschach menjelaskan bahwa di dunia pasar modal, terdapat pandangan yang menyebutkan bahwa teknologi blockchain mampu menghasilkan efisiensi, mengurangi biaya dan membuka peluang di beberapa sektor industri. Dengan merasionalisasi operasi dan proses penyelesaian, dirinya percaya bahwa blockchain bisa menarik lebih banyak investor ke pasar swasta. Dengan begitu, pada akhirnya juga akan meningkatkan likuiditas.

SWIFT Lakukan Uji Coba Pertama di Testnet Ethereum Sepolia

Rangkaian eksperimen yang akan dilakukan dirancang agar bisa memperlihatkan bagaimana infrastruktur SWIFT mampu dimanfaatkan untuk memfasilitasi interoperabilitas.

Dalam uji coba pertama, SWIFT akan melibatkan transfer aset token antara dua dompet pada jaringan blockchain publik yang sama, yakni di testnet Ethereum Sepolia.

Kemudian, pada uji coba kedua, akan melibatkan transfer aset token dari blockchain Ethereum ke blockchain lain yang berizin.

Barulah di proses berikutnya, uji coba akan dilakukan dengan melakukan transfer token dari Ethereum ke blockchain publik lainnya.

Di sinilah teknologi Chainlink akan digunakan sebagai lapisan abstraksi untuk menghubungkan jaringan SWIFT ke jaringan Ethereum Sepolia.

Co-Founder Chainlink, Sergey Nazarov, menambahkan ketika bank berusaha mengakses banyak blockchain, lapisan konektivitas umum di berbagai rantai akan menjadi blok bangunan penting untuk adopsi keuangan on-chain.

Kami juga akan melakukan eksplorasi pertimbangan non-teknologi yang diperlukan oleh institusi untuk berinteraksi dengan jaringan blockchain publik dan terlibat dalam transaksi lintas jaringan ini,” jelasnya.

Partisipasi dari Lusinan Bank

Ini bukanlah kali pertama SWIFT menunjukkan ketertarikan terhadap blockchain. Pada September tahun lalu, SWIFT juga sudah mulai merintis proyek dengan Symbiont, perusahaan teknologi keuangan asal Amerika Serikat (AS). Proyek itu bertujuan untuk mengadopsi teknologi blockchain dalam sistem pembayaran.

Kala itu, SWIFT melakukan kolaborasi dengan Citigroup, Vanguard, dan Northern Trust untuk mendorong efisiensi dalam proses komunikasi event perusahaan. Misalnya, pembayaran dividen dan proses merger.

Lewat proyek yang bernama Assembly itu, SWIFT menggunakan smart contract dan kemampuan dari Symbiont untuk menciptakan efek jaringan yang memanfaatkan luasnya jaringan mereka, lalu diterjemahkan dan diunggah di dalam blockchain Symbiont.

Dengan jumlah anggota lebih dari 11 ribu bank, lembaga keuangan, dan perusahaan; membuat langkah SWIFT ini berpotensi mendorong terjadinya adopsi aset digital menjadi lebih kencang.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori