SWIFT, messaging system yang digunakan oleh berbagai lembaga keuangan secara global termasuk bank-bank besar di Indonesia untuk menyampaikan instruksi pada puluhan juta transaksi setiap hari, pada hari Selasa (13/9) menjelaskan bahwa mereka sedang menguji proyek blockchain percontohan.
Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau disingkat SWIFT sedang merintis proyek dengan Symbiont, perusahaan teknologi keuangan Amerika Serikat (AS) yang menawarkan teknologi blockchain untuk mengatasi ketidakefisienan di financial market.
Kolaborasi yang mencakup dengan Citigroup, Vanguard, dan Northern Trust ini bertujuan untuk mendorong efisiensi dalam mengkomunikasikan berbagai event perusahaan yang signifikan seperti pembayaran dividen dan merger.
Sebagai arteri bagi keuangan global, SWIFT menyampaikan ‘pesan aman’ di antara 11.000 perusahaan di lebih dari 200 negara dan wilayah. Mereka mengarahkan triliunan dolar AS dalam transaksi.
Perlu diketahui, SWIFT bermarkas di Belgia dan diawasi oleh sejumlah bank sentral; seperti National Bank of Belgium, serta perwakilan dari Federal Reserve AS (The Fed), Bank of Japan, dan sejumlah bank sentral utama lainnya.
Operasi SWIFT mendapat banyak perhatian pada awal tahun ini ketika perang pecah di Ukraina seiring operasi militer Rusia. Dengan niat memberi sanksi, AS dan Eropa sepakat memotong akses sejumlah bank Rusia ke SWIFT sehingga mengganggu upaya untuk memindahkan uang dan beroperasi secara global.
- Baca Juga: Lightnet Kantongi Komitmen US$50 Juta, Kembangkan Layanan Pengiriman Uang Berbasis Blockchain
SWIFT Adopsi Teknologi Blockchain lewat Symbiont
Dengan proyek percontohan terbaru ini, SWIFT akan mengotomatiskan alur kerja aksi korporasi menggunakan platform teknologi Symbiont yang disebut Assembly.
SWIFT akan menggunakan smart contract dan kemampuan dari Symbiont untuk menciptakan efek jaringan yang memanfaatkan lebih dari 11.000 institusi yang terhubung ke SWIFT secara global.
Di bawah upaya ini, data aksi korporasi dari pesan SWIFT akan diterjemahkan oleh alat penerjemah SWIFT dan diunggah di blockchain Symbiont.
Tom Zschach, Chief Innovation Officer SWIFT, mengatakan teknologi smart contract Symbiont kemudian akan membandingkan informasi yang dibagikan di antara peserta, menandai perbedaan, kontradiksi, atau inkonsistensi antar penjaga.
“Dengan menyatukan Symbiont’s Assembly dan smart contract bersama dengan jaringan luas SWIFT, kami dapat secara otomatis menyelaraskan data dari berbagai sumber event aksi korporasi. Ini dapat menghasilkan efisiensi yang signifikan,” ungkap Tom Zschach.
Proyek blockchain percontohan ini sedang dalam pengembangan serta dengan sekelompok peserta terpilih yang akan mengujinya dan memberikan umpan balik pada bulan September ini. Jika berhasil, SWIFT akan memperluasnya untuk mencakup lebih banyak event perusahaan dan menilai untuk membawanya kek komunitas SWIFT yang lebih luas.
- Baca Juga: Mengurai Potensi Tokenisasi dari Semua Jenis Aset bersama Rahul Advani, Policy Director Ripple APAC
CEO Mastercard: Kripto Bisa Ancam Dominasi SWIFT
CEO MasterCard, Michael Miebach, secara tidak langsung menyatakan bahwa SWIFT, sistem pengiriman pesan transaksi antar lembaga keuangan yang memungkinkan pembayaran lintas batas, mungkin tidak akan ada dalam 5 tahun lagi.
Sang CEO MasterCard berbicara dalam panel yang diselenggarakan oleh Global Blockchain Business Council (GBBC) di Davos, Swiss, yang berdekatan dengan agenda pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Mei lalu.
Michael Miebach berbicara dalam panel yang membahas masa depan pembayaran lintas batas dan potensi mata uang digital bank sentral (CBDC) dalam sistem keuangan. Dia tersenyum selama memberikan jawaban ketika ditanyai mengenai eksistensi SWIFT dalam 5 tahun mendatang.
Namun, sejumlah pihak menganggap serius jawaban tersebut. Meski begitu, para pembicara dalam panel itu sepakat bahwa SWIFT setidaknya masih tetap ada dalam 5 tahun ke depan, karena dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk ‘menyingkirkannya’.
Paling tidak, Miebach merupakan satu-satunya yang mengungkapkan keyakinan bahwa mungkin dalam waktu dekat, SWIFT bukan sistem yang dominan untuk mentransfer uang melintasi batas negara.
Pada akhir Agustus lalu, sang CEO Mastercard mengatakan bahwa semua pihak dapat membuka potensi penuh dari teknologi blockchain ketika membuatnya lebih mudah diakses dan lebih mudah digunakan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.