Pengembangan teknologi blockchain di India dipercaya bakal berjalan masif. Pasalnya, semakin banyak tokoh berpengaruh yang secara khusus menaruh perhatian pada teknologi anyar tersebut. Salah satunya adalah Mukesh Ambani. Orang terkaya di India versi Forbes itu mengatakan tengah menjajaki pemanfaatan blockchain agar bisa diintegrasikan dalam infrastruktur pembayaran di entitas bisnis miliknya.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Reliance Industries, Mukesh Ambani, yang memegang posisi sebagai Ketua sekaligus Direktur Pelaksana, mengutarakan bahwa perusahaan akan masuk lebih dalam ke sektor blockchain untuk menawarkan produk yang terkait dengan teknologi tersebut.
Aksi itu akan dilakukan melalui salah satu entitas usahanya, yakni Jio Financial Services Limited (JFS). Perusahaan yang didirikan pada Juli kemarin itu merupakan perusahaan keuangan non-bank yang memang dimaksudkan untuk menjadi gerbang Reliance menjelajahi bisnis digital.
“JFS akan dikonsolidasikan dengan infrastruktur pembayaran bagi konsumen dan pedagang untuk mendorong adopsi digital di India,” jelasnya.
Salah Satu Entitas Usaha Mukesh Ambani Terlibat dalam Pengembangan CBDC
Di samping itu, Ambani menyebutkan pula bahwa JFS bakal mendukung sepenuhnya proses pengembangan mata uang digital bank sentral alias central bank digital currency (CBDC) yang tengah dikembangkan pemerintah.
Dia juga memastikan bahwa produk yang bakal dirilisnya mematuhi standar keamanan, norma, dan perlindungan data transaksi pelanggan.
Sejak kemunculannya, JFS berhasil menarik minat dari entitas global. BlackRock, salah satu raksasa manajemen investasi dunia, menyatakan dukungannya. Mereka membentuk perusahaan patungan bersama dengan Mukesh Ambani yang dinamakan Jio BlackRock untuk bersama-sama menggarap pasar India.
Dengan masuknya dukungan dari tokoh yang memiliki pengaruh kuat, seperti Mukesh Ambani, tentunya bakal memberikan sentuhan yang berbeda terhadap masa depan blockchain. Keberpihakannya akan berpotensi mendorong gelombang adopsi yang lebih luas di level institusi.
Sejumlah negara saat ini tengah gencar mengeksplorasi penerbitan CBDC di wilayahnya, termasuk Indonesia. Temukan penjelasan selengkapnya tentang proyek CBDC Tanah Air di Bedah White Paper Rupiah Digital: Utilitas hingga Roadmap CBDC Indonesia.
Insiatif CBDC India Dapat Penolakan dari Bankir
Membincang soal pemanfaatan blockchain dan pengembangan CBDC di India, Bank Sentral India (RBI) sendiri sudah melakukan uji coba atas pemanfaatan CBDC. Pada November tahun lalu, mereka menyelenggarakan uji coba mata uang digital e-rupee untuk segmen ritel (rCBDC) dan grosir (wCBDC). Sampai dengan Juni tahun ini, RBI mengeklaim telah menghimpun sebanyak 1,3 juta pelanggan dan 0,3 juta merchant yang menggunakan mata uang digitalnya.
Saat melakukan uji coba, RBI menggandeng 8 entitas perbankan untuk bersama-sama melihat proses distribusi dan penggunaan CBDC ritel secara realtime. Beberapa entitas perbankan yang terlibat dalam uji coba tersebut, di antaranya adalah State Bank of India, ICICI Bank, Yes Bank, dan IDFC Bank.
Pihak RBI menganggap bahwa dengan menggunakan CBDC bisa merampingkan proses antar bank menjadi lebih efisien. Penyelesaian transaksi yang biasanya membutuhkan infrastruktur jaminan penyelesaian agunan bisa langsung berjalan dengan menggunakan teknologi blockchain.
Namun, beberapa bankir berpandangan berbeda. Menurut mereka, proyek tersebut tidak memiliki manfaat apa pun dari CBDC yang mirip dengan transaksi perbankan berbasis internet. Terlebih lagi, fitur pembayaran terpadu (UPI) yang dimiliki sistem perbankan saat ini disebut akan menjadi pesaing bagi penggunaan CBDC ritel.
- Baca Juga: Bank Sentral India Jajaki Penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk Solusi Pembayaran Instan
Genjot Transaksi CBDC hingga 1 Juta per Hari
Meski demikian, RBI tetap pada rencananya untuk mendorong adopsi e-rupee menjadi kian masif. Deputi Gubernur RBI, T Rabi Sankar, mengatakan saat ini, transaksi yang menggunakan CBDC ritel setiap harinya sudah mencapai 5.000 sampai 10 ribu transaksi.
Akhir tahun ini, Sankar optimistis bakal mencapai 1 juta transaksi per hari. Sebagai salah satu strateginya, RBI akan memanfaatkan jaringan UPI yang dimiliki perbankan untuk menggenjot transaksi CBDC.
“Nantinya akan ada satu kode QR yang bisa digunakan untuk menggunakan aplikasi mata uang digital. Sehingga, merchant bisa memilih untuk menggunakan UPI atau lewat compet CBDC,” jelas Sankar.
Di samping itu, bank sentral India itu juga bakal menambah keterlibatan bank swasta untuk ikut masuk menawarkan interoperabilitas CBDC pada pelanggan. Sankar mengakui sampai dengan saat ini, sudah ada 13 bank yang meluncurkan layanan tersebut dan ditargetkan jumlahnya akan meningkat menjadi 20 hingga 25 entitas perbankan.
Bagaimana pendapat Anda tentang Mukesh Ambani yang sedang menjajaki pemanfaatan blockchain? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.