Lihat lebih banyak

Terdampak Crypto Winter, Penambang Raksasa Bitcoin Core Scientific Terancam Bangkrut

3 mins
Oleh Harsh Notariya
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Core Scientific kemungkinan akan kehabisan sumber pendapatan kasnya pada akhir tahun 2022 ini, atau bahkan bisa lebih cepat dari itu.
  • Per tanggal 26 Oktober, raksasa penambangan Bitcoin tersebut hanya memegang 24 Bitcoin dan uang tunai sekitar US$26,6 juta.
  • Harga saham CORZ mengawali hari ini dengan penurunan hampir 70%. Jika dihitung dari level tertingginya sepanjang masanya (ATH), maka angkanya sudah turun sekitar 98%.
  • promo

Core Scientific, sebuah perusahaan raksasa penambangan Bitcoin, mengumumkan dalam pengajuannya dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS bahwa pihaknya menangguhkan semua pembayaran utangnya.

Dalam dokumen pengajuan kepada pihak SEC, Core Scientific menyatakan bahwa perusahaannya telah memutuskan untuk tidak lagi melayani pembayaran utang yang jatuh tempo pada akhir Oktober hingga awal November.

Akibat terdampak oleh tren penurunan Bitcoin (BTC) yang berkepanjangan, perusahaannya terpaksa harus mengambil keputusan ini. Karena faktanya, bear market memang berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja operasi serta likuiditas di Core Scientific sendiri. Di samping itu, mencuat juga masalah terkait meningkatnya biaya listrik dan juga hash rate jaringan Bitcoin global, hingga perkara litigasi dengan Celsius Networks LLC.

Selanjutnya, Core Scientific juga memperkirakan bahwa perusahaannya terancam akan kehabisan sumber pemasukan kas pada akhir tahun 2022 ini. Atau bahkan, skenario terburuknya adalah ancaman itu bisa saja terjadi lebih cepat dari prediksi.

Pasalnya, per tanggal 26 Oktober, pihak perusahaan dilaporkan hanya memiliki sisa sebanyak 24 BTC beserta uang tunai sekitar US$26,6 juta. Padahal sebelumnya, perusahaannya sempat mempunyai kepemilikan lebih dari 1.051 BTC dengan total uang tunai sekitar US$29,5 juta per tanggal 30 September.

Sementara itu, harga pembukaan CORZ hari ini (28/10) sendiri tercatat telah turun hampir 70%.

Akan Semakin Banyak Miner Bitcoin yang Bernasib Sama seperti Core Scientific?

Menurut data dari Glassnode, hashrate Bitcoin saat ini berada pada titik tertingginya sepanjang masa (ATH). Peningkatan hash rate Bitcoin ini sendiri juga mencerminkan bahwa tingkat persaingan di antara para miner semakin tinggi. Alhasil, tingkat kesulitan dalam proses penambangan Bitcoin pun juga meningkat, dan akhirnya berakibat pada semakin besarnya tingkat konsumsi daya.

Meskipun begitu, harga Bitcoin sudah turun hampir 70% terhitung sejak mencapai harga ATH-nya di bulan November lalu. Akibatnya, besaran profit bagi para miner juga ikut berkurang.

Bitcoin miner hashrate
Sumber: Blockchain.com

Saat ini, Production Cost Floor atau Biaya Dasar Produksi Bitcoin berada pada kisaran US$17.000. Selain itu, harga ini juga merupakan biaya yang perlu miner bayarkan untuk mencetak Bitcoin baru. Mendukung fenomena tersebut, menurut Charles Edwards, seorang analis pasar kripto sekaligus pendiri Capriole Investments, Production Cost Floor tersebut faktanya memang terus mengalami peningkatan.

Hal ini terjadi karena meningkatnya hash rate Bitcoin, konsumsi daya, dan yang tidak kalah pentingnya, biaya listrik yang juga meningkat tajam.

Bitcoin mining production cost
Sumber: Twitter

Core Scientific, yang sebelumnya merupakan penambang publik terbesar dalam kancah global, saat ini berada di ambang kebangkrutan. Menyadari hal itu, komunitas meyakini bahwa ke depannya, akan mulai bermunculan perusahaan-perusahaan penambangan lainnya yang bernasib serupa.

Sengketa Hukum dengan Jaringan Celsius yang Sudah Bangkrut

Sebelumnya, Core Scientific telah membuat kesepakatan bersama Celsius Network yang telah bangkrut untuk menyediakan infrastruktur bagi layanan hosting. Berdasarkan kesepakatan tersebut, mesin yang digunakan adalah milik Celsius, dan Celsius pun mendapatkan benefit dari segala jenis penambangan kripto yang dilakukan.

Sementara itu, Core Scientific telah mengklaim bahwa Celsius berutang sebanyak US$2 juta untuk biaya listrik. Namun, Celsius kemudian menangkis tudingan tersebut dengan dalih bahwa dalam kesepakatan sebelumnya, Core tidak menyebutkan bahwa pihaknya akan meminta kontribusi jikalau terjadi kenaikan biaya listrik. Akhirnya, pada tanggal 19 Oktober, Core pun meminta pengadilan kebangkrutan. Tujuannya yaitu untuk memaksakan Celsius membayar semua biaya listrik yang belum perusahaannya bayarkan. Di samping itu, mereka juga berusaha untuk mengakhiri perjanjian di antara kedua perusahaan tersebut.

Jadi, tidak bisa dimungkiri juga bahwa sengketa hukum yang melibatkan Celsius Network yang sudah pailit itu menjadi salah satu penyebab yang berdampak pada kinerja operasional dan likuiditas perusahaan Core sendiri.

Bagaimana pendapat Anda tentang nasib Core Scientific yang nyaris bangkrut ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori