Tether, penerbit stablecoin USDT dengan market cap atau kapitalisasi pasar terbesar di dunia kripto, pada hari Rabu (17/5) mengumumkan akan secara teratur mengalokasikan hingga 15% dari ‘keuntungan operasi bersih yang terealisasi’ mereka untuk membeli Bitcoin.
Di bawah pendekatan baru ini, Tether akan ‘fokus’ secara eksklusif pada ‘pemanfaatan keuntungan yang direalisasikan’ dari strategi investasinya, dan mengabaikan keuntungan modal yang belum direalisasikan.
Ini berarti, Tether hanya akan mempertimbangkan keuntungan nyata dari operasinya, yang terdiri dari selisih antara harga pembelian dan hasil bersih dari penjualan aset dalam portofolionya, atau dalam investasi yang jatuh tempo.
Telah Miliki US$1,5 Miliar dalam Bitcoin per Q1/2023
Hal ini merupakan strategi investasi terbaru yang bertujuan untuk lebih memperkuat portofolio cadangan Tether. Sebagaimana tercermin dalam laporan kuartal I/2023, Tether tercatat telah menyimpan sekitar US$1,5 miliar dalam Bitcoin sebagai cadangannya.
Tether mengaku bahwa mereka memegang sendiri private key yang terkait dengan semua Bitcoin yang mereka miliki.
Bitcoin yang dimiliki Tether mewakili 2% dari total cadangan mereka yang mencapai US$81,83 miliar per 31 Maret 2023. Adapun 84,7% dari total cadangan Tether berada dalam kas dan setara kas serta simpanan jangka pendek lainnya termasuk obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau T-Bill.
Alasan Tether Investasi di Bitcoin
Terkait perkembangan terbaru ini, Chief Technology Officer (CTO) Tether, Paolo Ardoino, mengatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi dalam Bitcoin didukung oleh kekuatan dan potensinya sebagai aset investasi.
“Investasi kami dalam Bitcoin bukan hanya cara untuk meningkatkan kinerja portofolio kami, tetapi juga merupakan metode untuk menyelaraskan diri kita dengan teknologi transformatif yang berpotensi mengubah cara kita menjalankan bisnis dan menjalani hidup kita,” kata Paolo Ardoino.
Saat ditanya: mengapa Tether berinvestasi pada Bitcoin dan bukan pada yang lain? Terkait hal ini, Ardoino menjelaskan karena Bitcoin adalah lambang sistem moneter yang sehat dan aman dengan sifat terdesentralisasi dan langka. Bitcoin dinilai merevolusi konsep uang dan menantang keuangan tradisional (TradFi).
Mengklaim 100% Berbeda dengan Strategi Do Kwon
Terkait kabar Tether yang berkomitmen berinvestasi di Bitcoin, jurnalis kripto Frank Chaparro menggoda dengan mengatakan bahwa hal ini terdengar familiar.
Pernyataan itu merujuk pada Luna Foundation Guard (LFG) yang didirikan Do Kwon dkk untuk menjaga kestabilan algorithmic stablecoin TerraUSD (UST) agar nilainya tetap 1:1 dengan dolar AS (USD). Untuk itu, LFG punya strategi mengelola cadangan dalam bentuk Bitcoin dan aset kripto lainnya untuk mendukung stabilitas harga UST.
Namun, pada akhirnya, cadangan yang dimiliki LFG tidak mampu menjadi benteng agar 1 UST tetap bernilai US$1 pada Mei 2022. Singkat cerita, hal itu memicu kehancuran dahsyat ekosistem Terra dan memberi efek domino pada dunia kripto.
Terkait hal ini, Paolo Ardoino mengaku mendapat pertanyaan apakah strategi Tether membeli Bitcoin mirip atau berbeda dengan strategi yang dilakukan oleh LFG sebelumnya?
Merespon pertanyaan itu, Ardoino menjelaskan bahwa strategi akuisisi Bitcoin yang dilakukan Tether hanya dengan menggunakan hingga 15% dari ‘laba operasi bersih yang terealisasi’ yang ‘diperoleh dari kelebihan cadangan perusahaan’.
Dalam keterangan sebelumnya, Tether menghasilkan surplus atas cadangan mereka sebesar US$2,44 miliar per Maret lalu. Paolo Ardoino menyebut bahwa kelebihan cadangan itu adalah ekuitas dari para pemegang saham di Tether.
Secara sederhananya, itu adalah perolehan laba historis yang tidak pernah didistribusikan. Angka US$2,44 miliar itu berada di atas 100% dari aset cadangan yang dipertahankan Tether untuk sepenuhnya mendukung produk stablecoin mereka, yang mayoritasnya adalah obligasi pemerintah AS (atau 64,8% dari total cadangan Tether).
“Tether memutuskan untuk mempertahankan kelebihan cadangan ini sebagai bagian dari portofolionya untuk menambah bantalan dan stabilitas tambahan pada produk stablecoin kami,” kata Ardoino.
Paolo Ardoino menegaskan bahwa pendekatan ini 100% berbeda dengan LFG, karena sebagian besar jaminan UST disimpan dalam Bitcoin.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.