Binance kabarnya telah kehilangan hampir 25% asetnya dalam waktu kurang dari 60 hari, karena sekarang CEO Changpeng ‘CZ’ Zhao sudah menjalankan bursanya tanpa adanya Chief Financial Officer (CFO).
Analisis Forbes baru-baru ini mengungkapkan bahwa dalam dua bulan terakhir, tercatat ada lebih dari US$12 miliar arus keluar (outflow) aset dari Binance. Dua aset yang paling banyak berkontribusi dalam aktivitas tersebut, yaitu stablecoin BUSD yang diterbitkan Paxos dan koin BNB Binance sendiri.
Ketergantungan Binance pada BNB Bikin Arus Keluarnya Memprihatinkan
Menurut Forbes, nilai koin BNB telah anjlok sekitar 30% dalam dua bulan terakhir ini. Nilai tersebut 51% lebih rendah dari yang bursa tersebut laporkan pada 10 November 2022. Selain itu, hanya ada 29 miliar koin yang tersisa di bursanya.
Selanjutnya, data dari CoinMarketCap milik Binance pada 9 Januari 2022 juga mengungkapkan bahwa 31% kepemilikan aset Binance terdiri dari BNB. Angka ini bertentangan dengan persentase berjumlah lebih rendah dari Binance yang mereka laporkan pada November 2022.
Estimasi sebesar 31% ini juga terbilang lebih rendah daripada estimasi platform penyedia data CoinMarketCap lainnya, yakni Nansen dan DefiLlama. Apabila persentase yang lebih tinggi adalah jumlah yang akurat, Binance akan kehilangan sejumlah besar basis asetnya melalui outflow BNB di masa mendatang.
Laporan tersebut juga menemukan perbedaan besar dalam pelaporan kepemilikan Bitcoin Binance dengan perusahaan keamanan siber CER.LIVE. Mereka melaporkan jumlah yang lebih dari dua kali lipat estimasi CoinMarketCap, yakni senilai US$4,3 miliar.
Baca Juga: Binance Klaim Aset Pelanggan Semuanya Didukung Cadangan yang Benar-Benar Ada
Outflow US$3 Miliar BUSD Mewakili 15% dari Total Aset Keseluruhan
Selain outflow BNB, kepemilikan BUSD Binance juga menukik tajam pada 25 November dan 14 Desember 2022. Pasalnya, beberapa whale telah menukarkan (swap) token tersebut dengan USDC dan USDT. Forbes melaporkan bahwa BUSD yang dipegang pun turun US$3,5 miliar pada 14 Desember 2022, memangkas kepemilikan aset bursa sebesar 15%. Sementara itu, kepemilikan USDT dan USDC jadi naik.
Wintermute, market maker Jump Crypto, dan Justin Sun dari Huobi Global terpantau telah menarik sejumlah besar aset BUSD sekitar 12 Desember-13 Desember 2022. Sun sebelumnya telah menyetorkan aset senilai US$100 juta ke platform tersebut.
Di sisi lain, CZ mengunggah cuitan bahwa setoran Sun sebesar US$200 juta sudah membantu meningkatkan aktivitas di jaringan blockchain TRON untuk Binance. Namun, selang beberapa waktu dia kemudian menghapus cuitan tersebut.
Binance juga diduga mengirimkan US$232 juta dalam bentuk BUSD ke Binance.US yang kemungkinan bertujuan untuk meningkatkan pengaruh keuangannya di mata Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS. Aksi ini ia lakukan menjelang tawaran yang Binance.US ajukan untuk aset broker kripto Voyager Digital yang telah bangkrut. SEC baru-baru ini memblokir rencana pengambilalihan Binance.US, dengan alasan kurangnya visibilitas ke dalam keuangan bursa Amerika tersebut.
Ternyata tidak sampai di situ, berita buruk yang menimpa Binance semakin berlipat ganda, karena para pelanggannya telah memangkas kepemilikan aset kripto MATIC, APE, dan GALA mereka sebesar 40-50% sejak bulan November 2022 lalu.
Baca Juga: Nyaris 94% dari Total Pasokan BUSD di Binance Dikuasai oleh 4 Alamat Wallet Saja
Apakah CZ Akan Tetap Jadi “Ksatria Putih” Kripto di Tengah Serangan Outflow yang Terjadi?
Kemampuan bursa kripto untuk memfasilitasi penarikan massal menjadi nilai jual utama sejak keruntuhan FTX, crypto exchange asal Bahama.
Saat itu, FTX tidak memiliki liquid asset yang cukup untuk memfasilitasi layanan penarikan pada awal November 2022. Akhirnya menyebabkan runtuhnya bursa mereka pada 11 November 2022. Sang mantan CEO, Sam Bankman-Fried, yang resmi menghadapi delapan tuntutan pidana di AS, diduga menguras likuiditas FTX melalui pinjaman yang tidak etis dan sejumlah aksi penyalahgunaan lainnya.
Sementara itu, pada 13 Desember 2022, pengguna Binance berhasil menarik sekitar US$1 miliar dari bursa tersebut setelah Binance menghentikan penarikan stablecoin USDC. Changpeng Zhao menyangkal rumor terkait outflow tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari “bisnis yang berjalan seperti biasanya.” Dia juga menambahkan bahwa bursa kripto harus melakukan “stress test” secara teratur untuk mengukur tingkat ketahanannya.
Semenjak FTX bangkrut, Changpeng Zhao meluncurkan dana pemulihan untuk membantu perusahaan kripto yang terkena dampak crypto winter agar tetap bisa bertahan. Tindakan semacam ini dan juga beberapa langkah lainnya berhasil membuatnya mendapatkan reputasi sebagai penyelamat industri kripto untuk beberapa kalangan.
Namun, akibat kosongnya jabatan CFO setelah kepergian Wei Zhou pada Juni 2021 silam, terbukti telah menimbulkan pertanyaan meresahkan. Hal ini berkaitan dengan kesanggupan CZ untuk membelanjakan uang yang mungkin bukan miliknya demi mengisi kembali kas Binance dan mencegah skenario bank run yang menakutkan.
Bagaimana pendapat Anda tentang aktivitas outflow Binance kali ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.