Anggota komunitas kripto dikenal rajin memantau aktivitas para investor raksasa. Banyak trader mencoba meniru strategi para whale guna meraup untung. Namun, ada juga pendekatan sebaliknya: mengamati jejak transaksi dari investor yang kerap merugi, lalu mengambil posisi berlawanan demi mendulang profit.
Itulah yang terjadi baru-baru ini. Seorang trader kelas kakap yang dikenal karena nasib malangnya menjadi sorotan tim analis Lookonchain. Dalam kurun waktu hanya tiga hari saja, trader ini berhasil membakar US$10 juta (Rp162 triliun) dari portofolionya.
US$10 Juta Lenyap dalam 3 Hari karena Likuidasi Short
Akibat frekuensi transaksi yang tinggi dan juga tingkat risikonya yang ekstrem, tim analis menjuluki investor malang ini sebagai seorang “pemain”. Sosok ini diketahui memiliki crypto wallet dengan alamat 0x916Ea2A9f3ba1DDD006C52Babd0216E2AC54eD32.
Rangkaian Likuidasi Dimulai pada 24 Juni
Pada tanggal 24 Juni, likuidasi pertama terjadi. Ia kehilangan 1.057 BTC (setara US$111 juta) akibat rebound harga Bitcoin. Dalam waktu kurang dari sehari, posisinya berbalik dari untung US$3,41 juta menjadi buntung US$3,54 juta.
Tak gentar, sang trader kemudian menyetor US$5 juta USDC ke Hyperliquid untuk melanjutkan posisi short BTC, dan membuka posisi short ETH dengan leverage 25x. Harga likuidasi posisi short BTC-nya adalah US$106.833, sementara untuk ETH adalah US$2.523.
Likuidasi Lanjutan pada 25 Juni
Hari berikutnya, 25 Juni, terjadi likuidasi lanjutan. Analis mencatat bahwa posisi wallet 0x916E kembali terlikuidasi sebagian. Trader ini lalu menyetor US$2,5 juta USDC lagi ke Hyperliquid untuk mempertahankan posisi short-nya pada BTC dan ETH.
Harga likuidasi baru untuk posisi tersebut adalah:
- BTC: US$107.246
- ETH: US$2.495
Pada titik ini, total kerugian yang dideritanya telah mencapai US$6,86 juta.
Kerugian Makin Dalam
Likuidasi berlanjut seiring harga pasar terus bergerak berlawanan dengan posisi sang trader. Akhirnya, kerugiannya membengkak menjadi US$8,2 juta—dan terus bertambah hingga mencapai sekitar US$10 juta dalam tiga hari saja.
Kisah ini menjadi contoh nyata bagaimana strategi dengan leverage tinggi, tanpa adanya manajemen risiko yang disiplin, bisa bermuara pada kerugian dalam jumlah fantastis—bahkan bagi investor berpengalaman sekalipun.
Pada pagi hari tanggal 26 Juni, analis kembali mendeteksi tiga likuidasi besar dari crypto wallet milik sang trader. Transaksi ini mencakup:
- 668 BTC senilai US$72 juta
- 16.531 ETH senilai US$41,14 juta
Dengan demikian, total kerugian si trader dalam kurun waktu tiga hari telah mencapai US$10 juta.
Yang menarik, menurut para analis, hingga 23 Juni, pemilik wallet ini dikenal cukup akurat dalam memprediksi arah pasar. Namun sejak saat itu, keberuntungannya berubah drastis.
Komunitas kripto kini ramai berspekulasi mengenai alasan di balik serangkaian likuidasi masif ini. Beberapa kemungkinan yang diajukan antara lain:
- Tidak menggunakan stop-loss (SL), sehingga posisi dibiarkan terbuka tanpa batas kerugian yang jelas.
- Dugaan bahwa trader James Wynn, yang sebelumnya dikenal karena serangkaian trading counter-trend yang gagal, berada di balik alamat wallet ini.
Kisah ini kembali menjadi tamparan keras bahwa bahkan trader yang nampak hebat sekalipun bisa terjebak dalam spiral kerugian besar bila tidak disiplin dalam manajemen risiko.
Bagaimana pendapat Anda tentang trader crypto yang telan rugi brutal ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
