Triv, salah satu platform perdagangan aset kripto asal Indonesia memprediksi harga Bitcoin dalam skenario bullish akan berada di rentang US$120.000 hingga US$135.000. Capaian itu akan mendapatkan dorongan dari beberapa sentimen makro, termasuk melemahnya indeks dolar AS (DXY), arus masuk ke exchange-traded fund (ETF) dan kebijakan suku bunga bank sentral.
Dalam risetnya, Triv menyebut skenario bullish untuk Bitcoin mendapat pengaruh kuat oleh kondisi global ekonomi.
“Selama ini pergerakan harga Bitcoin memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap pasokan uang beredar M2. Sementara suku bunga bank sentral sangat memengaruhi nilai M2, jika bank sentral memangkas suku bunganya, umumnya bakal berpengaruh positif terhadap kenaikan pasokan uang M2. Saat ini nilainya mengalami rebound tajam yang diikuti dengan rebound pada Bitcoin,” jelas Triv.
Mengacu pada data proyeksi central bank rate US dari Bloomberg Terminal, terdapat prediksi bahwa kemungkinan besar bank sentral AS (The Fed) akan memangkas suku bunga pada Juni tahun ini. Angkanya mencapai 0,25 basis poin (bps), dari 4,50 bps menjadi 4,25 bps.
Selain itu, terdapat juga proyeksi di akhir tahun 2025 bahwa suku bunga acuan The Fed akan berada di level 4,00 bps. Artinya terdapat kemungkinan bank sentral AS akan memangkas suku bunga sekali lagi. Kemungkinan terjadi pada Q3 atau Q4 2025.
“Pemotongan suku bunga Fed biasanya bereaksi positif terhadap M2 Money Supply dan high risk investment. Forecast proyeksi pemotongan suku bunga ini biasanya diikuti dengan pelemahan DXY,” tambah Triv.
Beberapa Bank Pangkas Suku Bunga
Beberapa bank di negara lain seperti Bank of England (BOE) juga berencana memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Namun demikian, tidak sedikit juga bank sentral yang memilih untuk menahan pemangkasan suku bunga akibat adanya potensi eskalasi tarif dagang impor AS, yang menyebabkan ketidakpastian perekonomian.
Hal lain yang yang juga akan menjadi sinyal bullish pada Bitcoin adalah arus masuk ETF. Pada pekan ini aliran dana ke ETF sudah mengalami kenaikan signifikan. Hal itu menurut laporan menjadi tanda potensi bahwa investor mulai melihat Bitcoin sebagai safe haven. Seperti layaknya emas di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
Triv juga menyoroti soal Bitcoin Act 2025 yang juga bakal memengaruhi kinerja BTC tahun ini. Skema tersebut memuat rencana pemerintah AS untuk membeli 200.000 Bitcoin per tahun dalam kurun waktu 5 tahun. Totalnya mencapai 1 juta Bitcoin yang saat ini sedang dalam tahap proposal.
Sebagai catatan, pada pekan ini harga Bitcoin mengalami reli yang cukup kuat dan menembus support di kisaran US$89.000 hingga US$90.000. Skenario bisa berbalik bearish jika ternyata reli harga di pekan ini mengalami pembalikan harga yang membuat BTC ditutup di bawah level US$89.000.
Risiko Sideways Bitcoin
Jika hal itu terjadi, kemungkinan besar Bitcoin akan mengalami sideways kembali di kisaran US$80.000 – US$89.000.
Selain itu, jika BTC sukses brekaout reli di bulan ini sampai bulan depan, terdapat skenario terjadinya double top pada BTC yang menyebabkan harganya berisiko turun kembali ke support di harga US$60.000.
“Untuk sementara momentum yang terjadi di Bitcoin pada pekan ini cukup bullish, sehingga besar kemungkinan terjadi skema ke-2, yakni double top. Tetapi semua pergerakan harga ini nantinya akan sangat mendapat pengaruh dari perekonomian global,” pungkas Triv.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin di tahun 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
