Di tengah ketidakstabilan ekonomi global, Amerika Serikat kembali menaikkan plafon utangnya untuk menghindari gagal bayar dan memastikan operasi pemerintah berjalan lancar.
Plafon utang AS adalah batas hukum atas jumlah yang dapat dipinjam pemerintah federal untuk memenuhi kewajiban keuangannya, termasuk pembayaran pensiun, program kesejahteraan sosial seperti Jaminan Sosial dan Medicare, serta bunga obligasi pemerintah.
Kenaikan Batas Utang AS
Menaikkan plafon utang tetap menjadi isu kontroversial, sering memicu perdebatan sengit antara Kongres dan Gedung Putih. Negosiasi mengenai pengeluaran dan anggaran biasanya berlangsung lama dan kompleks.

Menurut data dari Komite Ekonomi Gabungan Senat (JEC), utang nasional AS telah melampaui US$36,2 triliun pada April 2025. Ini menandai kenaikan signifikan dari US$22 triliun pada Maret 2019, menyoroti eskalasi cepat utang nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Secara historis, menaikkan plafon utang bukanlah hal yang jarang terjadi. Menurut NPR, sejak 1960, Kongres telah bertindak 78 kali untuk meningkatkan, memperpanjang sementara, atau merevisi definisi plafon utang—49 kali di bawah presiden dari Partai Republik dan 29 kali di bawah presiden dari Partai Demokrat. Ini mencerminkan kebutuhan berulang untuk menyesuaikan plafon agar menjaga fungsi pemerintah, namun juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang kebijakan fiskal AS.
Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, kebijakan ekonomi berani diterapkan, termasuk menggunakan pendapatan tarif untuk membayar utang. Trump telah memberlakukan tarif 125% pada barang-barang Cina, yang memicu tarif balasan 84% dari Cina pada impor AS.
Akibatnya, yuan Cina (CNY) mencapai titik terendah dalam 18 tahun, dengan nilai tukar USD/CNY mencapai 7,394. Depresiasi yuan meningkatkan ketegangan perdagangan dan efek riak di pasar aset kripto.
Dampak pada Aset Kripto
Kenaikan plafon utang AS memiliki implikasi multifaset untuk pasar kripto, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Menaikkan plafon utang membantu AS menghindari gagal bayar, mencegah potensi krisis keuangan global. Ini sering meyakinkan investor, meningkatkan kepercayaan di pasar keuangan tradisional seperti saham dan obligasi Treasury AS. Akibatnya, permintaan untuk aset safe-haven seperti Bitcoin—yang biasanya dianggap sebagai lindung nilai selama ketidakpastian ekonomi—dapat menurun.
Tren historis mendukung hal ini. Selama krisis plafon utang sebelumnya, seperti pada tahun 2021, harga Bitcoin melonjak karena investor khawatir akan gagal bayar AS. Namun, tekanan mereda setelah plafon dinaikkan, mendorong beberapa investor untuk mengalihkan modal kembali ke aset tradisional. Ini dapat menciptakan tekanan harga turun pada Bitcoin dan altcoin lainnya.
Selain itu, yuan yang lebih lemah akibat kebijakan AS dapat mendorong modal dari Cina ke aset kripto, yang berpotensi memberikan dorongan positif bagi pasar.
Terus menaikkan plafon utang memungkinkan pemerintah AS meminjam lebih banyak untuk mendanai pengeluaran, yang sering kali mengarah pada peningkatan pencetakan uang atau penerbitan obligasi Treasury. Proses ini memperluas jumlah uang beredar, memicu inflasi, dan mengikis nilai dolar AS.
Aset kripto, terutama Bitcoin, sering dianggap sebagai “lindung nilai inflasi” karena pasokannya yang tetap dan sifatnya yang terdesentralisasi. Investor semakin beralih ke aset alternatif untuk melindungi kekayaan saat dolar melemah. Bitcoin, yang sering dijuluki “emas digital,” telah membuktikan ketahanannya selama ketidakstabilan ekonomi di masa lalu.
Kenaikan plafon utang AS memiliki dampak kompleks pada aset kripto. Dalam jangka pendek, ini dapat mengurangi permintaan untuk aset safe-haven seperti Bitcoin seiring meningkatnya kepercayaan pada pasar tradisional.
Namun, dalam jangka panjang, kenaikan plafon utang yang terus-menerus dapat mendorong inflasi dan melemahkan dolar, menempatkan aset kripto sebagai lindung nilai yang menarik dan kelas aset alternatif.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
