Sebuah temuan terbaru menyebutkan bahwa Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), organisasi jihad yang disebut terafiliasi dengan tindak terorisme, kerap mengirimkan uang dalam bentuk kripto ke alamat wallet yang dikelola kelompok tersebut.
Data TRM Labs mengungkapkan pada tahun lalu, transfer dana dari yang dikirim ke alamat yang diidentifikasi sebagai alamat penampungan penggalangan dana pro ISIS di Suriah mencapai lebih dari US$517 ribu atau sekitar Rp7,76 miliar. Menariknya, seluruh dana tersebut dipindahkan menggunakan stablecoin Tether (USDT) lewat jaringan TRON di crypto exchange yang berbasis di Indonesia.
Fakta itu menambah kekhawatiran banyak pihak yang menyebut bahwa sifat anonim kripto kerap disalahgunakan oleh beberapa pihak untuk menjadi sarana transfer dana gelap.
Kemudian, dalam laporannya, TRM Labs menjelaskan untuk menarik simpati, ISIS menjalankan kampanye palsu berupa penggalangan dana untuk pembebasan keluarga ISIS yang ditahan di camp Suriah.
“Lusinan transfer dilakukan secara rutin setiap tahun dengan kenaikan nilai sekitar US$10 ribu. Seluruh pemindahan dana ini dilakukan menggunakan USDT di TRON,” jelas TRM Labs.
Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Amerika Serikat (AS) juga sudah pernah menjatuhkan sanksi pada 5 warga negara Indonesia yang disebut sebagai fasilitator keuangan ISIS. Masing-masing pihak disebut telah membantu ISIS sejak 2017, mulai dari mengirimkan uang senilai US$4.000 dan pengiriman senjata.
Ada Aliran Dana dari Tajikistan, Pakistan, dan Afganistan ke ISIS
Wilayah lain yang juga disebut menjadi sarang bagi para pendukung ISIS adalah Tajikistan, Pakistan, dan Afganistan. Dalam proses penyelidikan tercatat bahwa ada beberapa kelompok pro-ISIS di Tajikistan yang menggunakan aset kripto, termasuk untuk mendorong proses rekrutmen pejuang ISIS di Afghanistan (ISKP).
Alamat yang diduga terlibat sudah aktif selama 1 tahun terakhir dan menerima sekitar US$2 juta dalam bentuk USDT lewat jaringan TRON di 2022.
Tidak tinggal diam, TRM Labs langsung memberikan informasi tersebut ke crypto exchange tempat pihak yang dicurigai melakukan transaksi.
“Exchange mengidentifikasi pihak yang mengoperasikan akun dan memberi tahu pada otoritas lokal. Di 22 Juni kemarin, otoritas Turki menangkap Shamil Hukumatov yang dituding menjadi penggalang dana ISIS yang berada di balik kampanye tersebut,” tambah TRM Labs.
Sementara untuk Pakistan, jaringan ISIS menyusup melalui unit media (ISPP) dan disebut telah aktif menerima sumbangan pada paruh kedua tahun lalu. Dari hasil identifikasi TRM Labs, wallet tersebut mengendalikan US$40 ribu dalam 12 bulan terakhir.
Bencana gempa bumi yang melanda Suriah dan Turki juga dijadikan kedok untuk mengalang dana untuk kemudian menyalurkannya ke organisasi terorisme ini.
Di Afganistan, unit media yang berafiliasi dengan ISIS, Al-Azaim Foundation for Media Production, disebut menjadi organisasi paling produktif. Meskipun alamat mata uang kripto yang dikendalikan Al-Azaim tergolong mini, yakni kurang dari US$10 ribu, tetapi dari situ terbukti bahwa Al-Azaim menggunakan kripto untuk mendanai operasinya.
Teroris Masih Menyukai Uang Tunai
Walau dituding sering disalahgunakan akibat anonimitasnya, nyatanya penggunaan kripto untuk mendanai kelompok terorisme masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan instrumen keuangan lain.
Direktur Eksekutif Komite Kontra-Terorisme PBB, Svetlana Martynova, mengungkapkan beberapa tahun lalu, 5% serangan yang dilakukan oleh kelompok teroris berhubungan dengan aset digital. Saat ini, mungkin persentasenya mencapai 20%. Oleh karena itu, Martynova meminta pada negara anggota untuk mengatasi risiko tersebut.
Seperti diketahui, PBB sudah memiliki travel rules yang berfungsi untuk melacak informasi yang berhubungan dengan blockchain di seluruh yurisdiksi.
“Hanya 27 yurisdiksi dari total 98 negara anggota yang telah menyusun aturan. Jumlah tersebut akan menjadi lebih sedikit jika melihat pihak yang benar-benar menegakkan travel rules. Tetapi, metode tradisional, seperti menggunakan uang gelap, masih lazim untuk mendanai teroris, uang tunai selalu menjadi raja karena anonim dan paling sulit di deteksi dalam dunia nyata,” tegasnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang aliran dana dari Indonesia ke ISIS dalam bentuk aset kripto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.