Volatilitas pasar Bitcoin (BTC) akhir-akhir ini sangat rendah. Meskipun begitu, periode ketidakaktifan seperti ini biasanya akan diikuti oleh pergerakan harga yang besar. Pertanyaannya, akan ke arah manakah pergerakannya?
Pada tanggal 22 Mei, platform analisis on-chain Glassnode melaporkan bahwa volatilitas pasar Bitcoin telah sangat rendah dalam beberapa minggu terakhir.
Mereka menyebutkan bahwa kisaran harga Bitcoin selama tujuh hari terakhir hanya sebesar 3,4%. Selain itu, kisaran tersebut telah terkonsolidasi dalam salah satu kisaran terketat dalam tiga tahun terakhir.
Pergerakan Besar Bitcoin di Depan Mata
Glassnode kemudian menambahkan bahwa tekanan dalam kisaran harga tersebut sebanding dengan yang terjadi pada bulan Januari. Selain itu, ada juga kisaran yang sama rendahnya pada bulan Juli tahun 2020, “keduanya mendahului pergerakan pasar yang besar.”
“Ini menunjukkan kemungkinan adanya volatilitas tinggi [yang] akan terjadi.”
Sementara itu, harga Bitcoin sendiri bergerak di sekitar level US$17.000 pada bulan Desember dan Januari selama berminggu-minggu sebelum kemudian sukses melonjak di atas US$23.000 dalam rentang waktu sekitar dua minggu. Kenaikan serupa terjadi pada Juli 2020, ketika BTC naik ke level US$12.000 setelah berminggu-minggu bertengger di atas US$9.000.
Selain itu, saat ini pasar sedang dalam kondisi yang cenderung tidak menentu dan bearish, seperti yang terjadi pada dua kesempatan sebelumnya. BTC tercatat masih turun 61% dari level tertingginya sepanjang masa (ATH) yang tercapai pada bulan November 2021 dan mungkin akan turun lebih jauh dalam pergerakan besar pasar selanjutnya.
Di sisi lain, pada tanggal 21 Mei, seorang trader dan analis yang dikenal sebagai “Rekt Capital” berkomentar bahwa harga penutupan mingguan di bawah US$27.600 “akan mengonfirmasi breakdown secara ganda dan bisa membuat BTC melanjutkan penurunannya.”
Kemudian, pola candlestick mingguannya ditutup di sekitar level US$26.800, jadi analis tersebut mungkin benar. Dia juga menambahkan, “Harganya perlu merebut kembali US$27.600 untuk memiliki peluang momentum bullish.”
Selain itu, arus keluar miner Bitcoin juga memberi indikasi bahwa tekanan jual akan meningkat.
Prospek Harga BTC
Sementara itu, hari ini (22/5) harga Bitcoin sendiri sudah mengalami retracement atau turun 1,3% dan diperdagangkan di level US$26.758 pada saat publikasi. Aset ini sempat turun ke level terendah intraday di US$26.543 pada dini hari tanggal 22 Mei, tetapi sekarang tampaknya sudah mulai pulih kembali.
BTC telah berada dalam channel sideways yang tidak stabil selama sepuluh hari terakhir dengan volatilitas yang menurun. Di sisi bawah, terdapat level support di sekitar US$24,400 jika terjadi pergerakan besar. Analis on-chain juga ikut memperhatikan area ini dalam analisis mereka.
Pasalnya, area tersebut merepresentasikan basis biaya pasokan koin muda (young coin) dan level psikologis yang perlu dipantau, seperti yang Glassnode informasikan awal bulan ini. Hal tersebut juga menandai level tertinggi pada bulan Februari yang mungkin bisa kembali BTC capai jika koreksi berlanjut.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.