Trusted

Imbas FTX Belum Tuntas, Kini Platform Yield App Setop Seluruh Operasi

2 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Yield App akan segera ditutup akibat terpapar FTX, yang berdampak pada aset pengguna yang dipegang oleh hedge fund pihak ketiga.
  • Jaminan CEO Tim Frost sebelumnya tentang eksposur FTX terbukti palsu, menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi.
  • Runtuhnya FTX masih menyisakan imbas ke pasar kripto; likuidasi Yield App sedang berlangsung, dan efek ke investor masih belum jelas.
  • promo

Yield App, platform perdagangan kripto yang berbasis di Seychelles, akan segera menghentikan operasinya karena terdampak oleh FTX.

Runtuhnya FTX pada tahun 2022 silam nyatanya masih menghantui industri kripto. Efek dari ledakan tersebut masih terasa hingga kini, bahkan setelah berbulan-bulan pendirinya, Sam Bankman-Fried (SBF), dijatuhi hukuman penjara.

Yield App Setop Operasi usai Tutupi Eksposur ke FTX

Dalam pengumumannya, perusahaan menyatakan telah menghentikan semua aktivitas di platform perdagangannya karena proses likuidasi sudah mulai bergulir. Bersamaan dengan penghentian operasi, perusahaan juga sudah menghapus seluruh saluran komunitasnya. Namun, mereka tetap membiarkan saluran dukungan tetap terbuka untuk menyiarkan informasi lebih lanjut.

“Mulai saat ini, semua aktivitas di Yield App akan dihentikan karena Yield App sedang berkonsultasi dengan likuidator. Keputusan ini diambil untuk memastikan perlakuan yang adil dan setara bagi semua pengguna dan pemangku kepentingan Yield App,” bunyi pengumuman tersebut.

Yield App mengaitkan penutupan ini dengan runtuhnya FTX, dengan alasan terpapar oleh FTX. Secara khusus, Yield App menyoroti “kerugian portofolio yang terjadi melalui manajer hedge fund pihak ketiga yang memegang aset Yield App dalam kustodian” di crypto exchange yang pailit tersebut.

Meskipun ini dapat dimengerti, hal ini mengejutkan. Pasalnya, jaminan sebelumnya dari perusahaan adalah mereka tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap FTX. Tim Frost, selaku CEO perusahaan, membagikan pesan ini di Discord pada 10 November 2022 silam, sehari sebelum FTX mengajukan kebangkrutan Bab 11 dan pengunduran diri SBF.

Kejadian ini menunjukkan bahwa jaminan tersebut palsu, sebuah narasi yang dibuat-buat untuk menenangkan pelanggan. Oleh karena itu, transparansi Yield App mengenai keterkaitannya dengan keruntuhan FTX sekarang dipertanyakan. Lou, selaku Pendiri & CEO protocol builder XBorg, mengatakan minimnya transparansi adalah ancaman bagi inovasi.

“Keserakahan dalam industri kripto menghambat inovasi. Mengejar imbal hasil tinggi yang tidak berkelanjutan dan keuntungan cepat mengaburkan kemajuan jangka panjang,” tulis Lou.

Masih belum diketahui bagaimana proses likuidasi akan berdampak pada investor ritel nantinya. Namun, perusahaan sedang berusaha untuk melepaskan dana yang terjebak di crypto exchange FTX yang sekarang sudah runtuh.

Bagaimana pendapat Anda tentang penutupan platform Yield App ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori