Lihat lebih banyak

Adopsi Kripto di Amerika Latin Makin Deras, 51% Orang Mengaku Sudah Gunakan Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Data terbaru dari Mastercard menyebutkan bahwa sekitar 51% orang Amerika Latin mengaku sudah menggunakan aset kripto.
  • Sebanyak sepertiga dari 51% responden tersebut sudah menggunakan stablecoin untuk transaksi sehari-hari.
  • Melihat fakta tingkat inflasi di kawasan Amerika Latin yang semakin liar, maka tak heran jika para investor pun melakukan penyesuaian dengan berinvestasi pada aset berisiko.
  • promo

Tingkat adopsi kripto di wilayah Amerika Latin sepertinya terus bertambah deras. Data terbaru dari Mastercard menyebutkan, sekitar 51% orang mengaku sudah menggunakan aset kripto dan sepertiga dari jumlah tersebut sudah menggunakan stablecoin untuk transaksi sehari-hari.

Hal itu mengisyaratkan bahwa pergerakan pasar yang volatil belakangan ini tidak menyurutkan langkah sebagian masyarakat untuk menggunakan aset kripto sebagai alat pembayaran. Apalagi, diketahui salah satu negara yang ada di wilayah Amerika Latin, yakni Brasil, pada April lalu mencatatkan rekor selama inflasi tertinggi selama 26 tahun terakhir yang melesat ke level 12,14%. Sehingga, banyak investor di wilayah Amerika Latin yang pada akhirnya melakukan penyesuaian portofolio investasinya ke aset berisiko.

Ditambah lagi, Amerika Latin juga sudah terbiasa menggunakan sistem keuangan digital lewat aplikasi financial technology (fintech). Jadi, hadirnya aset digital seperti kripto tidak lagi dipandang sebagai hal yang “aneh”.

Aset Kripto Banyak Digunakan sebagai Bentuk Investasi oleh Warga Amerika Latin

Data juga menyebutkan bahwa 54% konsumen di Amerika Latin optimistis dengan kinerja aset digital sebagai aset investasi. Sementara, 2/3 warga Latin menginginkan tingkat fleksibilitas yang lebih baik lagi untuk menggunakan aset kripto sebagai metode pembayaran di keuangan tradisional secara bergantian.

Hasil tersebut diperoleh dari survei yang dilakukan Mastercard dalam periode Maret dan April 2022 dengan menyasar 35.000 respoden di seluruh dunia. Vice President for Product & Engineering Mastercard, Walter Pimenta, menjelaskan semakin banyak orang Amerika Latin yang memperlihatkan minat pada aset kripto dan menginginkan solusi yang memfasilitasi akses ke dunia kripto.

“Mastercard merancang solusi untuk memperluas inklusi digital dan memperkuat aliansi yang menjamin pengoperasian dan dukungan,” katanya.

Para pengguna kripto bisa menjadi lebih percaya diri terhadap penggunaan aset digital sepanjang penerbitannya dilakukan oleh lembaga keuangan yang kredibel. Hal itu diakui oleh sekitar 69% masyarakat yang berada di wilayah Amerika Latin dan Karibia yang menggunakan aset kripto sebagai investasi dan 67% responden mengaku lebih percaya diri menggunakan aset kripto untuk transaksi pembayaran.

95% Orang Berencana Menggunakan Sistem Pembayaran Digital

Amerika Latin juga dikenal sebagai wilayah yang sangat terbuka terhadap penggunaan aset kripto. Indeks Pembayaran Terbaru Mastercard 2022 mengungkapkan bahwa 86% konsumen di Latin telah menggunakan metode pembayaran baru dalam 1 tahun terakhir. Sementara, di Amerika dan Eropa, mayoritas konsumen malah memilih metode pembayaran tradisional.

Dari situ terlihat bahwa konsumen di wilayah Latin lebih terbuka terhadap masuknya sistem pembayaran baru yang menawarkan kemudahan dan kecepatan transaksi.

“Masa depan pembayaran sudah hadir. Semakin banyak orang Amerika Latin yang beralih ke teknologi untuk melakukan transaksi keuangan dan diproyeksikan akan terus meningkat, karena 95% responden mengaku berencana menggunakan sistem pembayaran digital di tahun mendatang dan 29% orang telah mengurangi penggunaan uang tunai dalam 1 tahun terakhir,” jelasnya.

Penggunaan Energi Mata Uang Digital Berbasis PoW Lebih Besar dari Kartu Kredit

International Monetary Fund (IMF) menyebutkan bahwa studi tentang penggunaan energi untuk mata uang digital, khususnya untuk yang menggunakan konsensus proof-of-work, ternyata menghabiskan konsumsi energi yang jauh lebih besar dari penggunaan kartu kredit.

Namun, bagi konsensus yang lebih hijau, diyakini memiliki konsumsi energi yang jauh lebih rendah dibanding kartu kredit. Selain itu, rencana penggunaan mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC) juga diproyeksi akan memangkas jumlah energi yang dibutuhkan dibanding sistem pembayaran tradisional.

“CBDC masih dalam masa awal, dan sulit untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa cepat teknologi tersebut bisa digunakan. Tetapi, jelas bahwa bank sentral akan mengadopsi teknologi baru yang berdampak pada penggunaan daya. Potensi penghematan energinya akan bergantung pada penggunaan yang terkait dengan fitur desain lain yang dapat ditambahkan untuk kepatuhan, untuk membantu keamanan dan integritas, atau untuk memfasilitasi akses universal,” tulis IMF

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori