Baru-baru ini, raksasa keuangan global Visa telah mengajukan dua aplikasi merek dagang. Pengajuan tersebut sekaligus memberikan sinyal bahwa mereka akan melangkah lebih jauh ke dalam pasar kripto.
Informasi tentang pengajuan aplikasi merek dagang Visa ini datang dari Mike Kondoudis, seorang pengacara paten berlisensi, pada hari Kamis (27/10). Dalam pengajuan tersebut, terungkap bahwa perusahaan keuangan ini sedang berniat untuk mengembangkan atau meluncurkan wallet aset digitalnya sendiri. Kedua aplikasi itu mencakup perangkat lunak untuk pengelolaan transaksi digital, virtual, dan aset kripto, serta crypto wallet.
Selain itu, aplikasi merek dagang itu juga menyebutkan perangkat lunak akan digunakan untuk mengaudit aset kripto, utility token, dan aset-aset blockchain.
Ingin Buat Ekosistem Metaverse Sendiri?
Aplikasi merek dagang ini tidak hanya mencakup perangkat lunak transaksi kripto dan crypto wallet. Visa menyertakan pula pengajuan untuk non-fungible token (NFT). Pada aplikasinya, Visa terlihat mengajukan untuk “barang-barang virtual yang tidak bisa diunduh”, seperti koleksi NFT.
Kemudian, di bagian deskripsinya, mereka turut menyiratkan adanya ambisi untuk masuk ke dunia metaverse.
“Menyediakan lingkungan virtual di mana pengguna dapat berinteraksi untuk kepentingan rekreasi, liburan atau hiburan yang bisa diakses di dalam dunia virtual.”
Kutipan pengajuan merek dagang Visa itu terdengar seperti hendak membangun sebuah ekosistem metaverse yang lengkap, alih-alih menyediakan layanan keuangan dalam dunia virtual yang sudah ada.
Gerak-gerik Visa di Industri Kripto
Ketertarikan Visa terhadap dunia kripto sebenarnya sudah terendus cukup lama. Mereka telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah perusahaan kripto selama beberapa tahun terakhir. Kolaborasi terbaru Visa adalah dengan Blockchain.com. Di minggu ini, BeInCrypto melaporkan bahwa Visa dan Blockchain.com meluncurkan sebuah kartu debit kripto.
Selain itu, di bulan ini, BeInCrypto juga melaporkan bahwa Visa telah bermitra dengan FTX untuk meluncurkan kartu debit kripto di 40 negara.
Di samping itu, Visa pun diketahui telah bekerja sama dengan raksasa perbankan JPMorgan. Kedua perusahaan ini akan menggarap sebuah blockchain privat untuk memfasilitasi transaksi antar negara.
Terkait berbagai upaya pengembangan yang mereka lakukan, Cuy Sheffield, Head of Crypto di Visa, mengatakan penerimaan dari seluruh dunia diperlukan agar adopsi kripto bisa terus bertumbuh.
Pada tahun 2021, Visa sudah menggandeng sekitar 60 perusahaan kripto ternama; termasuk Coinbase, Binance, dan Crypto.com. Langkah tersebut merupakan upaya perusahaan dalam mendorong adopsi kripto di seluruh dunia. Bahkan, di tahun lalu, Charles Scharf, CEO Visa, mengatakan bahwa perusahaan akan mempertimbangkan menerima Bitcoin (BTC), apabila ada cukup permintaan dari para pengguna.
Melihat sepak terjang Visa sejauh ini, maka jelas bahwa perusahaan memiliki ambisi yang besar di industri kripto. Oleh karena itu, mengambil langkah untuk menciptakan crypto wallet sendiri ataupun masuk ke dunia metaverse tidaklah mengherankan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.