Kesepakatan untuk menjual saham mayoritas Bitkub, crypto exchange terbesar di Thailand, kepada SCB, bank tertua di negara itu, sampai saat ini masih terjebak dalam proses uji tuntas (due diligence) yang telah memakan lebih dari 8 bulan sejak rencana itu diluncurkan.
Proposal dengan SCB X Pcl yang membantu mendorong Bitkub Online Co. menjadi unicorn belum selesai, menurut keterangan Jirayut Srupsrisopa selaku CEO Bitkub Capital Group Holdings.
“Saya belum bisa menyebutkan tentang kesepakatan ini secara terbuka karena masih dalam proses due diligence. Namun, semuanya masih dalam timeline yang sama. Hanya itu yang bisa saya sebutkan tentang kesepakatan ini,” kata CEO Bitkub dalam wawancara dengan Bloomberg TV pada hari Senin (1/8).
SCB, yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Thailand, merupakan induk perusahaan dari Siam Commercial Bank Pcl. Entitas ini pada November 2021 dilaporkan setuju untuk mengakuisisi 51% saham Bitkub Online senilai US$535 juta (Rp7,66 triliun).
Perusahaan keuangan tradisional (TradFi) yang mengisyaratkan ambisi untuk menjadi penyedia layanan fintech regional itu pada 15 Juli lalu juga menyebut bahwa due diligence sebagai alasan penundaan kesepakatan akuisisi Bitkub.
Sebagai informasi, Bitkub telah mengumpulkan total pendanaan senilai US$10,9 juta atau sekitar lebih dari Rp160 miliar berdasarkan catatan Crunchbase.
Jon Russell, mantan editor Asia Tenggara The Ken, pada November 2021 sempat mengatakan bahwa Thailand adalah sarang bagi para bank yang masuk ke dunia kripto.
Crypto Winter Itu Nyata bagi Thailand
Dunia kripto masih dilingkupi bayang-bayang crypto winter yang membuat hancur sejumlah proyek dan market kripto, serta penghentian fitur layanan penarikan dana, beberapa pengajuan kebangkrutan, dan restrukturisasi utang dari sejumlah perusahaan kripto.
Crypto exchange Zipmex, yang memiliki basis bisnis di Thailand, baru-baru ini menghentikan fitur penarikan dana pelanggan. Saat ini, mereka dilaporkan sedang mengajukan perlindungan ke pengadilan Singapura untuk melarang dan menahan proses hukum terhadap dirinya.
Perlu diingat, Komisi Sekuritas & Bursa (SEC) Thailand pada 21 Juli lalu dilaporkan sedang menyelidiki apakah ada pelanggaran hukum oleh unit Zipmex yang berbasis di Bangkok karena tindakan perusahaan tersebut memengaruhi banyak orang.
SEC Thailand menyerukan kepada para pengguna Zipmex yang terpengaruh untuk mengirimkan informasi tentang bagaimana mereka terkena dampak oleh penangguhan penarikan dana ini.
Terkait hal tersebut, pihak Zipmex menjelaskan, “Kami telah terlibat dengan SEC dan lembaga pemerintah lainnya untuk menyediakan semua dokumen yang diperlukan.”
Akalarp Yimwilai, CEO Zipmex Thailand, juga mengonfirmasi hal ini dengan mengatakan, “Zipmex terus mengklarifikasi situasi dengan SEC Thailand. Termasuk juga harus mengklarifikasi kejadian yang kami alami dengan organisasi pemerintah lain yang terlibat dalam transparansi.”
Bitkub Kuasai Market Kripto di Thailand?
Menyinggung crypto exchange yang berurusan dengan regulator Thailand, Bitkub dan 2 orangnya sebenarnya juga sempat dijatuhi denda 24 juta baht atau sekitar US$672.000 (Rp10,16 miliar) oleh SEC Thailand karena dituduh memanipulasi volume perdagangan kripto.
Akan tetapi, bagi CEO Bitkub, denda tersebut tidak memengaruhi perusahaannya.
“Tidak ada investor yang terpengaruh oleh praktik itu dan kami telah mengukur pengguna aktif harian dan itu tidak banyak memengaruhi Bitkub. Sebenarnya, Bitkub menguasai hampir 100% market sekarang,” jelas Jirayut Srupsrisopa.
Banyak trader kripto di Thailand disebut telah bermigrasi ke Bitkub setelah masalah Zipmex terkuak ke publik.
Regulator Thailand Berniat Perketat Pengawasan
Thailand, yang disebut sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara, dilaporkan ingin memperketat peraturan untuk meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan kripto dan membatasi investor ritel dari aset yang memiliki fluktuasi tinggi; sebagaimana diutarakan oleh Sekretaris Jenderal SEC, Ruenvadee Suwanmongkol.
“Fokus utama kami adalah memberikan lebih banyak perlindungan bagi investor kecil, [karena] beberapa di antaranya menempatkan sebagian besar tabungan mereka ke dalam aset ini,” jelasnya pada 22 Juli lalu.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.