Lihat lebih banyak

Akun Twitter Direksi Circle Diretas, Penipu Tawarkan Hadiah Palsu

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Circle mengaku bahwa akun Twitter Dante Disparte, Chief Strategy Officer (CSO) Circle, diretas dan digunakan untuk menawarkan hadiah kripto palsu.
  • Selain itu, peretas juga membagikan link palsu untuk mencuri kredensial korban dan merampok asetnya.
  • Dalam utas Twitter, Circle menjelaskan saat ini perusahaan masih melakukan investigasi terhadap tindak kejahatan yang terjadi dan akan mengambil tindakan yang diperlukan.
  • promo

Penipuan yang melibatkan media sosial masih terus terjadi. Baru-baru ini, Circle, perusahaan penerbit stablecoin USD Coin (USDC), mengaku bahwa akun Twitter milik salah satu direksinya diretas. Akun Twitter kepunyaan Dante Disparte, Chief Strategy Officer (CSO) Circle, yang sudah diretas itu digunakan untuk menawarkan hadiah kripto palsu.

Kejadian tersebut terjadi pada hari ini (22/3), pukul 19:35. Setengah jam setelahnya, Circle menyadari ada yang tidak beres dengan akun Twitter Disparte. Kemudian, mereka langsung membuat pengumuman penipuan.

“Akun @ddisparte diambil alih oleh penipu. Semua link yang ditawarkan adalah palsu,” jelas Circle dalam utas Twitter.

Peretas yang mengambil alih akun Twitter Disparte membagikan beberapa unggahan yang berisi tentang hadiah dalam bentuk USDC. Narasi yang dibangun juga terlihat meyakinkan. Akun Twitter Disparte yang sudah disusupi itu mengaitkan kondisi makro yang menyebabkan depegging pada USDC dan sebagai bentuk kompensasinya, setiap pemegang USDC akan mendapatkan hadiah gratis berupa kripto.

Selain itu, peretas juga membagikan link palsu untuk mencuri kredensial korban dan merampok asetnya.

Dalam utas Twitter, Circle menjelaskan saat ini perusahaan masih melakukan investigasi terhadap tindak kejahatan yang terjadi dan akan mengambil tindakan yang diperlukan.

Manfaatkan Kepanikan Pasar

Saat krisis perbankan terjadi, ketika Silicon Valley Bank (SVB) ditutup oleh regulator keuangan Amerika Serikat (AS), harga USDC sempat jatuh di bawah level US$1.

Mengacu pada CoinGecko, pada tanggal 11 Maret sampai 13 Maret, harga USDC sempat jatuh di kisaran US$0,96 sampai US$0,99 per USDC. Hal itu jelas membuat pasar panik, karena stablecoin yang dipatok dalam dolar AS seharusnya berbanding 1:1 dengan mata uang fiat.

Namun, hal itu tidak berjalan lama. Setelah otoritas AS membeberkan rencana untuk membatasi dampak dari keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) ke pasar dengan membuat bridge bank, harga USDC mulai stabil.

Terlebih lagi, Circle juga sudah menjelaskan bahwa meskipun perusahaan memiliki paparan terhadap SVB, USDC tetap bisa ditebus dengan dolar AS dengan rasio 1:1.

Sebagai catatan, saat krisis perbankan baru terjadi, Circle mengaku menyimpan cadangannya di SVB sebesar US$3,3 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 8% dari total cadangan USDC yang ada. Namun, perusahaan juga mengungkapkan bahwa 77% dari cadangan atau sekitar US$32,4 miliar dijamin dengan US Treasury Bills yang bertenor pendek.

Penipuan di Media Sosial Melonjak

Waspada penipuan airdrop crypto scam

Masifnya perkembangan media sosial dimanfaatkan peretas untuk melancarkan aksi jahatnya. Data dari Lookout menyebutkan jumlah pengguna media sosial pada tahun 2022 diprediksi sudah mencapai 4,26 miliar pengguna. Temuan dari perusahaan keamanan data itu mengungkapkan bahwa 30% sampai 60% orang mengalami penipuan di media sosial setiap minggunya.

Media sosial yang memiliki frekuensi terbesar dalam aktivitas penipuan adalah Facebook. Sebanyak 62% pengguna Facebook melaporkan telah mengalami penipuan. Kemudian, posisi berikutnya diikuti oleh TikTok sebesar 60%, WhatsApp (57%), Instagram (56%), Twitter (53%), dan LinkedIn sebanyak 31%.

“Jenis penipuan yang banyak ditemui di media sosial adalah penawaran hadiah gratis ataupun iklan palsu,” jelas Lookout.

Menariknya, korban penipuan terbanyak justru berasal dari WhatsApp yang mencapai 22% dan Facebook sebesar 19%. Media sosial TikTok dan Instagram masing-masing berkontribusi sebesar 15% dan 14%. Sementara itu, Twitter dan LinkedIn sebanyak 14% dan 12%.

Dampak yang dirasakan para korban juga bervariasi. Kerugian terbesar yang dilaporkan adalah hilangnya uang mereka, yang mana diakui oleh 56% responden. Lalu, 22% korban mengaku kehilangan aset kripto, 34% kehilangan data identitas, dan 32% mengaku mengalami kerugian waktu.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori