Lihat lebih banyak

Analisis On-Chain: Prediksi Kripto Terbesar untuk Bulan Februari 2023

8 mins
Oleh Ibrahim Ajibade
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bitcoin Dominance akan menentukan performa pasar kripto yang cemerlang di bulan Februari.
  • Lonjakan hash rate Bitcoin dan biaya transaksi dapat memperlambat tren bullish.
  • Ethereum akan mengakhiri bulan Februari dengan jumlah pasokan bersih yang mengalami penurunan dua bulan berturut-turut.
  • Keputusan SEC vs Ripple akan mendorong aksi whale besar-besaran terhadap XRP.
  • promo

Pasar kripto terlihat masih berusaha mempertahankan permulaan yang bullish dalam menyambut tahun 2023. Lonjakan 37% dalam total kapitalisasi pasar kripto di tahun 2023 telah sukses memicu minat global. Jadi tidak heran, jika saat ini, kalangan investor ritel dan institusi sedang mencari informasi tentang prediksi harga untuk bulan Februari 2023 dan akan seperti apakah pergerakan pasar kripto dalam kurun waktu dekat.

Setelah menyimpulkan informasi dari data on-chain yang penting pada Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan aset kripto lainnya, berikut adalah prediksi kripto terbesar untuk bulan Februari 2023.

Bisakah Bitcoin (BTC) Mempertahankan Dominasi dan Lonjakan Harganya di Bulan Februari?

Dalam prediksi kripto untuk bulan Februari kali ini, pertama-tama, kita akan membahas tentang aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, yaitu Bitcoin.

Kapitalisasi pasar kripto berhasil merebut kembali angka US$1 triliun pada bulan Januari setelah sempat menempati kisaran angka di bawah US$800 miliar pada sebagian besar paruh kedua tahun 2022. Kebangkitan yang sebagian besar aset kripto alami utamanya mendapat dorongan dari kinerja BTC yang kuat selama bulan Januari.

Faktanya, melambatnya inflasi serta meningkatnya permintaan institusi, semuanya memainkan peranan penting. Pasalnya, dominasi Bitcoin sudah naik 3% dan berhasil mencapai level tertingginya dalam 7 bulan terakhir dengan jumlah hampir 45%.

Demikian pula dengan rasio harga ETH/BTC yang menunjukkan bahwa Bitcoin telah naik sebanyak 30% lebih tinggi dari Ethereum dalam periode yang sama. Sehingga, hal ini membuktikan bahwa sejauh ini, investor tetap tertarik pada Bitcoin di tahun 2023.

Bitcoin Dominance Rises
Bitcoin Dominance YTD 2023 | Sumber: TradingView

Tren bullish jangka pendek pada Bitcoin Dominance Index terus-menerus menunjukkan korelasi yang positif dengan uptrend harga altcoin serta kapitalisasi pasar kripto global. Sebaliknya, penurunan besar dalam dominasi BTC juga identik dengan downtrend kripto yang besar.

Mayoritas Holder Bitcoin Tempatkan Order di antara Harga US$22.000 – US$23.000

Para bull telah memprediksi aksi kenaikan harga menuju level US$25.000 pada bulan Februari ini. Sementara itu, industri kripto yang lebih luas siap untuk mempertahankan valuasi US$1 triliun yang sudah mereka targetkan. Terutama jika BTC mampu bertahan pada titik support kunci di level US$22.500.

BTC IOMAP in February 2023
Analisis BTC IOMAP (Februari 2022) | Sumber: IntoTheBlock

Sumber data IOMAP IntoTheBlock telah memantau 5 juta wallet on-chain unik. Dan saat ini, 36% holder BTC In The Money sedang berkerumun di kisaran titik support US$22.000 – US$23.000.

Sebagai informasi, IOMAP sendiri adalah singkatan dari “Input-Output Market Analysis” atau “In/Out of Money at Price” dan merupakan teknik yang umum digunakan untuk membuat prediksi tentang harga kripto di masa depan berdasarkan posisi untung atau rugi yang belum terealisasi dari distribusi holder token pada jaringan blockchain. Secara historis, holder paling rentan untuk menjual token mereka begitu harganya mencapai titik break-even rata-rata.

Selain itu, kalangan investor biasanya menggunakan IOMAP untuk mengidentifikasi level harga penting di mana kemungkinan mereka akan menempatkan order beli atau jual yang besar. Mereka menentukan order ini dengan membandingkan biaya rata-rata token yang tersimpan di wallet tertentu dengan harga pasar Bitcoin saat ini.

Meski demikian, Bitcoin mungkin akan menghadapi titik resistance yang kuat dalam perjalanannya menuju harga US$25.000. Di samping itu, lonjakan hash rate dan biaya transaksi Bitcoin yang tiba-tiba juga berpotensi menimbulkan ancaman serius terhadap dominasi BTC di bulan Februari.

Lonjakan Hash Rate Bitcoin Bisa Memicu Aksi Jual oleh Miner di Februari 2023

Hash rate Bitcoin meningkat gara-gara melonjaknya harga BTC yang selanjutnya juga menyebabkan semakin banyak miner yang bergegas bergabung dengan jaringan tersebut. Hash rate tersebut akan mengukur total daya komputasi yang digunakan untuk menambang satu block Bitcoin. Jumlahnya telah melonjak lebih dari 25% dan mencapai rekor tertingginya sepanjang masa (ATH) di angka 295 juta terahash per detik pada 30 Januari.

Bitcoin Hashrate Rises in February 2023
Hash Rate/Mining Difficulty Harian Bitcoin | Sumber: BTC.com

Tenaga hashing Bitcoin memberikan sinyal titik resistance-nya yang perlu mereka hadapi. Sehingga, hal ini membuat adanya peningkatan yang konsisten dalam mining difficulty dan juga menandakan bahwa miner sekarang harus bersaing untuk bisa mendapatkan block reward yang jumlahnya terbatas.

Mining difficulty diprediksi akan mencapai titik ATH-nya di bulan Februari lantaran semakin banyak miner yang mulai menyalakan mesin mereka. Apalagi, jika Bitcoin terus mempertahankan tren bullish-nya.

Namun, aktivitas perdagangan miner Bitcoin juga bisa saja secara signifikan memperlambat tren bullish yang sedang berlangsung. Para miner sendiri saat ini memegang sekitar 10% dari total BTC yang beredar. Artinya, aktivitas perdagangan para miner merupakan faktor yang dapat secara signifikan menggerakkan tren harga jangka pendeknya.

Bitcoin Miner Netflows in February 2023
Netflow BTC Miner, Januari 2023. Sumber: IntoTheBlock.

Data on-chain saat ini menunjukkan adanya penurunan pendapatan bersih sebesar 185% pada saldo miner teratas selama 30 hari terakhir.

Biaya Mining Melonjak Lagi

Data historis terkait saldo cadangan miner adalah metrik yang bertugas memantau saldo agregat alamat pemilik mining pool terkenal, yaitu f2pool, Binance, Antpool, Viabtc, dll. Metrik tersebut menunjukkan bahwa miner besar lebih suka mengakumulasi block reward mereka selama periode bull run berlangsung.

Bitcoin Mining Costs in February 2023
Rata-Rata Biaya Mining Bitcoin. Januari 2023. Sumber: Universitas Cambridge.

MacroMicro, platform analisis yang berafiliasi dengan Universitas Cambridge, menyediakan data terkait biaya mining Bitcoin dengan mengamati konsumsi listrik global dan pengeluaran harian bitcoin.

Namun, Rata-rata Biaya (Average Cost) untuk menambang satu block bitcoin melampaui harga BTC/USD. Miner sendiri diberi insentif agar mereka terus menambah cadangan mereka. Jika harga BTC mampu menembus angka US$25.000, maka tekanan jual miner dapat berkurang secara signifikan. Sedangkan, akumulasi miner akan menempatkan BTC pada keuntungan yang baik untuk kenaikan berkelanjutan pada kuartal pertama tahun 2023 nantinya.

Kehadiran NFT Bitcoin Bisa Pacu Biaya Transaksi Jadi Lebih Tinggi

Biaya transaksi Bitcoin masih terus mengalami peningkatan sampai saat ini. Hal itu terjadi karena protokol yang baru rilis memungkinkan para Bitcoiner untuk mencetak ratusan non-fungible token (NFT) di jaringan Bitcoin untuk pertama kalinya. Sebelumnya, sebagian besar koleksi NFT utamanya diterbitkan di Ethereum dan jaringan lain yang kompatibel dengan EVM.

Ordinals, protokol NFT native Bitcoin yang rilis pada bulan Januari lalu, telah memicu lonjakan biaya pada jaringan kripto terkemuka itu. Pasalnya, ratusan pengguna sudah mulai mencetak artefak digital.

Bitcoin Transaction Fees in Februari 2023
Rata-Rata Biaya Transaksi Bitcoin | Sumber: YCharts.

Menyusul peluncuran Ordinals pada 21 Januari 2023 lalu, rata-rata biaya transaksi di jaringan Bitcoin telah melonjak di atas US$1,50 karena tingkat persaingan untuk mendapatkan ruang block memanas.

Metrik Bitcoin Average Transaction Fee sendiri berfungsi mengukur biaya rata-rata dalam USD untuk setiap transaksi yang diproses oleh miner. Rata-rata biaya transaksi Bitcoin dapat melonjak selama periode kemacetan yang menimpa jaringan, seperti yang terjadi pasca peluncuran Ordinals.

Lonjakan biaya telah memicu perdebatan sengit di kalangan komunitas Bitcoin di tengah prediksi masalah skalabilitas dan persaingan untuk ruang block.

Ukuran transaksi dan permintaan ruang block sendiri jadi faktor yang sangat penting untuk menentukan jumlah biaya transaksi Bitcoin. Karena platform Ordinals semakin populer, persaingan dalam ukuran block akan memicu peningkatan biaya transaksi yang berkelanjutan. Hal ini bisa membuat Bitcoin sedikit kehilangan poin Dominance-nya pada bulan Februari karena pengguna transaksional mulai beralih ke jaringan alternatif untuk menghindari keharusan membayar biaya yang tinggi.

Namun faktanya, tidak sedikit pula developer Bitcoin yang mendukung platform NFT tersebut. Hal itu karena platform tersebut berpotensi bisa memperluas utilitas jaringan dan menggenjot tingkat adopsi.

Ethereum Bakal Tutup Februari 2023 dengan Penurunan Jumlah Pasokan Bersih

Selanjutnya, prediksi kripto untuk Februari 2023 datang dari aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua, yakni Ethereum.

Ethereum secara efektif bergeser ke aset deflasi pasca rampungnya agenda The Merge dan implementasi Ethereum Improvement Proposal (EIP)-1559. EIP 1559 memungkinkan mekanisme pembayaran gas fee dalam transaksi di jaringannya untuk memasuki proses burning.

Ethereum Burn Chart in Februari 2023
Daily Ether Burn (Januari 2023) | Sumber: Etherscan

Mekanisme burning itu terkait dengan intensitas transaksi pada penggunaan jaringan. Artinya, semakin banyak transaksi di blockchain tersebut, semakin banyak pula ETH yang masuk proses burning.

Di sisi lain, data menunjukkan bahwa peningkatan transaksi NFT di seluruh platform seperti OpenSea adalah aktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah burning ETH baru-baru ini.

Ethereum PoS Sejauh Ini Sudah Membakar ETH Senilai US$108 Juta

Menurut data on-chain dari Ultrasound Money, tercatat sudah ada lebih dari 65.000 ETH yang memasuki proses burning sejak pergantian tahun lalu. OpenSea sendiri saat ini menduduki puncak Burn Leaderboard pada bulan Januari dengan jumlah ~5.000 ETH yang masuk proses burning.

Transaksi NFT diketahui bergerak sesuai korelasinya dengan tren harga pasar kripto. Jika Bitcoin dan pasar kripto lainnya mempertahankan prospek bullish, maka ETH dapat menutup bulan Februari dalam posisi pasokan yang net-negative.

Namun, hal ini tidak diprediksi akan bisa menciptakan breakout harga ETH pada bulan Februari. Sebab, data on-chain menunjukkan bahwa investor telah menempatkan harga status deflasinya ke dalam valuasi saat ini.

ethereum Open Interest
Open Interest Bursa Futures Ethereum (Januari 2023) | Sumber: Coinglass.com

Agar Ethereum bisa mengalami lonjakan harga yang signifikan, jaringannya harus menemukan permintaan baru. Kurangnya permintaan baru untuk aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua itu ditunjukkan dengan penurunan open interest yang terus-menerus terjadi selama sepuluh hari terakhir. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa open interest ETH tercatat sudah turun 16% selama periode itu.

Biasanya, penurunan Open Interest menjadi pertanda bahwa ada lebih sedikit kontrak baru yang dibuat karena para investor mulai menutup posisi mereka saat ini.

Penting juga untuk dicatat bahwa, pada bulan Maret, Ethereum akan melangsungkan “Upgrade Shanghai” yang sangat dinanti-nantikan segenap komunitas. Agenda tersebut adalah hard fork besar pertama sejak transisi proof of stake mereka pada bulan September. Setelah hard fork EIP-4895 rampung, 16 juta staked ETH akhirnya akan dapat ditarik oleh validator yang membantu mengamankan jaringan.

Akan tetapi, mencuat juga kekhawatiran terkait aksi dump besar-besaran yang didahului oleh antisipasi suntikan ulang likuiditas 16 juta ETH. Kondisi ini dapat berdampak pada kinerja datar pada harga ETH di bulan Februari. Hal tersebut akan tetap terjadi bahkan ketika pasar kripto lainnya terus bergerak naik di atas titik tertingginya dalam 12 bulan terakhir.

Antisipasi Aksi Whale yang Masif pada Februari 2023 Menjelang Keputusan Akhir Ripple vs SEC 

Terakhir, prediksi kripto Februari 2023 akan membahas tentang aset kripto XRP dari Ripple.

Tidak terasa, sengketa hukum Ripple vs SEC kini sudah memasuki tahun ketiganya. Karena proses hukum tersebut mungkin akan mencapai hasil akhir yang pasti pada bulan Februari ini, spekulasi tentang hasil dari kasus tersebut pun semakin meningkat.

Komunitas kripto dan industri keuangan tradisional sangat mengantisipasi putusan tersebut. Pasalnya, hal itu dapat menentukan bagaimana regulasi aset digital di masa depan.

Terkait hal ini, putusan itu nantinya bisa menentukan apakah aset kripto saat ini akan dikategorikan sebagai sekuritas ataukah tidak. Kemenangan SEC dapat menyebabkan timbulnya bearish yang masif pada harga XRP. Sementara itu, investor institusional juga cenderung bakal mengurangi eksposur mereka secara drastis terhadap aset kripto dalam upaya untuk menghindari sanksi regulasi dalam jangka panjang.

XRP Sentiment Chart in
Grafik Sentimen Investor XRP (Januari 2023) | Sumber: Santiment

Data kripto on-chain dari Santiment saat ini menunjukkan bahwa investor sudah mengantisipasi aksi harga yang positif setelah keputusan tersebut. Tingkat pendanaan untuk XRP terpantau positif di seluruh bursa teratas. Sementara itu, sentimen sosial yang diukur dengan mempertimbangkan media sendiri juga mengalami lonjakan sentimen positif pada akhir Januari menjelang putusan pengadilan yang sudah semakin dekat.

Kesimpulannya, baik dari sisi eksekutif Ripple maupun perwakilan SEC, keduanya menyatakan keyakinannya masing-masing akan peluang sukses mereka. Namun, jajak pendapat pengacara AS John Deaton baru-baru ini telah menunjukkan bahwa mayoritas komunitas XRP lebih memilih adanya kesepakatan antar keduanya ketimbang vonis kemenangan untuk salah satu pihak saja.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi kripto di bulan Februari ini dari kacamata analisis on-chain? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori