Lihat lebih banyak

Pasar Masih Bergejolak, Apple dan Goldman Sachs Dilaporkan Tunda Peluncuran Platform Perdagangan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Gejolak pasar yang terjadi di kancah global membuat rencana peluncuran aplikasi perdagangan yang dikembangkan Apple dan Goldman Sachs mundur.
  • Menurut seorang sumber yang familier dengan masalah ini, sebagian besar infastruktur untuk fitur investasi sebenarnya telah dibangun dan siap digunakan, jika Apple memutuskan meneruskannya.
  • Jika rencana platform ini benar terealisasi, maka Apple berpeluang memengaruhi peta persaingan bisnis perdagangan aset keuangan.
  • promo

Gejolak pasar yang terjadi di kancah global membuat rencana peluncuran aplikasi perdagangan yang dikembangkan oleh Apple dan Goldman Sachs terpaksa mundur. Apple dan Goldman Sachs dikatakan sempat berniat merilis platform perdagangan multi aset dengan memanfaatkan momentum hype investasi saat pandemi Covid-19 melanda.

Dalam laporan CNBC, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, inisiatif itu terpaksa ditunda lantaran kondisi pasar kini berubah dibanding saat pandemi.

Ketika pandemi, minat masyarakat terhadap aset investasi berisiko justru menunjukkan peningkatan yang signifikan. Data dari Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan aset kripto, seperti Bitcoin (BTC), telah berkembang dari kelas aset yang tidak dikenal dengan sedikit pengguna menjadi bagian integral dari revolusi aset digital.

“Sebelum pandemi, aset kripto menunjukkan sedikit korelasi dengan indeks saham utama. Kala itu, kehadirannya hanya dianggap sebagai diversifikasi risiko dan lindung nilai konsumen. Namun, kondisinya berubah setelah bank sentral merespon krisis dengan sejumlah pengetatan yang dilakukan di awal tahun 2020, harga kripto dan saham di Amerika Serikat (AS) malah melonjak.”

Hal itulah yang akhirnya membuat Apple dan Goldmans Sachs sepakat untuk menggarap pasar yang masih menyimpan potensi pertumbuhan tinggi itu.

Meskipun tidak menyebutkan secara detail jenis platform perdagangan apa yang ingin diluncurkan pada tahun lalu, yang jelas Apple dan Goldman Sachs dikabarkan tengah mengerjakan fitur investasi yang memungkinkan konsumen untuk membeli dan menjual aset berisiko.

Pengembangan sudah Dilakukan sejak 2020

Rencana besar Apple untuk masuk lebih dalam ke pasar keuangan sudah dimulai sejak 2020 silam. Waktu itu, entitas yang dipimpin oleh Tim Cook tersebut mulai menjalin diskusi dengan Goldman Sachs untuk memutuskan fitur investasi apa saja yang akan dirilis pada tahun lalu.

“Salah satu hipotesis kasus penggunaan yang diajukan oleh masing-masing eksekutif adalah untuk memungkinkan proses deposit tunai para pengguna iPhone ke dalam saham Apple,” ungkap sang narasumber.

Selain itu, sumber yang sama juga menyebutkan bahwa lewat perilisan platform perdagangan ini, Apple ingin meningkatkan hubungan dengan pelanggannya.

Namun, semua itu berubah setelah The Fed, selaku bank sentral AS, mulai beralih ke rezim suku bunga tinggi dan pada akhirnya membuat pasar riuh.

Walau begitu, nampaknya Apple tidak mau kehilangan momentum. Mereka sempat mengubah rencana bisnisnya dengan meluncurkan rekening tabungan untuk memanfaatkan tingginya suku bunga bank guna menarik minat masyarakat.

Lebih lanjut, sumber tersebut mengatakan bahwa meskipun terdapat beberapa rintangan dari sisi eksternal, sebagian besar infastruktur untuk fitur investasi telah dibangun dan siap digunakan, jika Apple memutuskan meneruskannya.

Namun, sayangnya, baik Apple maupun Goldman Sachs tidak memberikan komentar lebih lanjut terkait kabar tersebut.

Platform Perdangan Apple Berpotensi Buat Persaingan Makin Ketat

Jika rencana platform ini benar terealisasi, maka Apple berpeluang memengaruhi peta persaingan bisnis perdagangan aset keuangan.

Saat ini saja, beberapa entitas; seperti Robinhood, SoFi, dan Block, masih saling berkompetisi untuk bisa mendapatkan hati masyarakat dengan menawarkan perdagangan multi aset.

Tetapi, di sisi lain, harus dipahami juga bahwa aksi yang dilakukan oleh Apple juga berpotensi menarik perhatian dari regulator setempat.

Ini bukanlah kali pertama Apple mencoba masuk lebih dalam ke dalam pasar keuangan. Akhir tahun lalu, Binance, salah satu crypto exchange terbesar di dunia untuk volume perdagangan, sudah mengintegrasikan fitur pembayaran Apple Pay ke dalam ekosistemnya. Melalui fitur itu, pengguna bisa menghubungkan kartu debit kepunyaannya ke wallet milik Apple untuk mengakses kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori