Lihat lebih banyak

Argo Blockchain Dituduh Beri Informasi Menyesatkan saat IPO Saham

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Perusahaan crypto mining Argo Blockchain mendapatkan gugatan class action, karena dituduh memberi informasi menyesatkan saat IPO.
  • Penggugat menilai bahwa Argo terlalu berlebihan dalam mendorong pernyataan tentang pemanfaatan tenaga listrik yang andal, berbiaya rendah, dan terbarukan.
  • Landainya harga saham Argo Blockchain ini disebabkan oleh menurunnya kinerja perusahaan di tengah kondisi industri crypto mining yang sedang tidak kondusif.
  • promo

Perusahaan crypto miner Argo Blockchain tampaknya bakal lebih berat dalam menapaki bisnisnya pada tahun ini. Pasalnya, di tengah berbagai sentimen yang mendera industri crypto mining, perseroan juga harus menghadapi tuntutan hukum dari beberapa investornya. Perusahaan yang berbasis di Inggris itu mendapatkan gugatan class action, karena dituduh memberikan informasi yang menyesatkan terkait initial public offering (IPO) mereka.

Gugatan muncul ketika harga saham American Depositary Shares (ADS) Argo Blockchain terus menukik turun dari saat harga penawaran perdana saham alias IPO di 2021 lalu. Pada saat gelaran IPO, harga penawaran saham Argo Blockchain berada di level US$15 per saham. Sementara itu, pada perdagangan hari ini, saham Argo Blockchain diperdagangkan di level US$2,03 per saham.

Harga Saham Argo Blockchain
Harga saham Argo Blockchain | Sumber: Google Finance

Artinya, sejak masa penawaran sampai dengan saat ini, harga saham perusahaan sudah terkoreksi sebanyak 87,77%.

“Sebagai akibat dari kesalahan dan kelalaian serta penurunan drastis nilai pasar sekuritas Perusahaan, Penggugat, dan anggota Kelompok lainnya menderita kerugian dan kerusakan yang signifikan,” jelas penggugat dalam gugatannya.

Merujuk pada prospektus yang disampaikan, penggugat menjelaskan Argo Blockchain mengklaim bahwa strategi crypto mining perusahaan mengedepankan teknologi yang hemat biaya dengan memperoleh mesin mining generasi terbaru di fasilitasnya yang berada di Amerika Utara.

Padahal, yang terjadi sebaliknya, Argo pernah mengakui bahwa Bitcoin (BTC) yang ditambang pada bulan Mei berjumlah 25% lebih sedikit dibanding volume produksi di April 2022. Sulitnya peningkatan jaringan listrik yang ditambah dengan mahalnya harga listrik akibat pembatasan operasi mining di fasilitas Helios dijadikan alasan atas landainya kinerja perusahaan.

“Karena hal itu, harga ADS Argo turun US$0,28 per ADS atau 4,4% dan ditutup pada US$6,09 per ADS pada 7 Juni 2022,” tambah penggugat.

Selain itu, penggugat juga menilai bahwa Argo terlalu berlebihan dalam mendorong pernyataan tentang pemanfaatan tenaga listrik yang andal, berbiaya rendah, dan terbarukan.

Berhasil Penuhi Aturan Nasdaq

Menariknya, gugatan tersebut muncul tidak lama setelah perusahaan berhasil memenuhi aturan Nasdaq terhadap harga penawaran minimum. Dalam keterangan resminya, pada 23 Januari kemarin, Argo Blockchain telah menerima surat dari Nasdaq yang menyatakan bahwa harga saham perusahaan kembali sesuai dengan Nasdaq Listing Rule 5450.

Sebelumnya, di 16 Desember 2022, Argo Blockchain mendapatkan peringatan dari Nasdaq bahwa harga saham biasa perusahaan tidak boleh berada di bawah harga penawaran miminum, US$1 selama 30 hari kerja berturut-turut. Hal tersebut sesuai dengan Aturan Pencatatan Pasar Saham Nasdaq.

Oleh karena itu, perusahaan diberikan batas waktu sampai dengan 12 Juni 2023 untuk kembali meningkatkan harga penawaran minimumnya.

Selain itu, dikatakan pula bahwa surat pemberitahuan tersebut tidak memengaruhi kegiatan usaha dan pencatatan perusahaan di London Stock Exchange.

Argo Blockchain Jual Aset untuk Hindari Kebangkrutan

Mining Bitcoin | Tambang Bitcoin | CTFC Bitcoin | Crypto

Demi menghindari kebangkrutan, perusahaan sempat menjual asetnya yang berupa fasilitas penambangan Helios senilai US$65 juta kepada Galaxy Digital. Selain itu, perusahaan juga berniat untuk melakukan refinancing atas pinjaman berbasis aset. Langkah strategis tersebut terpaksa dilakukan lantaran perusahaan mengalami kekeringan likuiditas.

Chief Executive Officer (CEO) Argo Blockchain, Peter Wall mengungkapkan dalam beberapa bulan terakhir perusahaan telah mencari cara untuk melanjutkan aktivitas crypto mining dalam kondisi pasar yang jatuh.

“Perusahaan juga sudah berupaya mengurangi beban utang dan mempertahankan akses ke jaringan listrik Texas. Kesepakatan dengan Galaxy Digital akan memungkinkan perseroan kembali melanjutkan operasional ke depannya,” tutur Wall.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori