Lihat lebih banyak

Ayoken Dapat Pendanaan US$1,4 Juta untuk Genjot Pasar NFT di Sektor Kreatif

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ayoken baru saja mendapatkan pendanaan sebesar US$1,4 juta dari putaran pendanaan tahap pre-seed.
  • Mayoritas dari investor yang ikut berkontribusi dalam putaran pendanaan ini berbasis di benua Afrika.
  • Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan volume transaksi NFT yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan perusahaan lewat jalur koleksi digital.
  • promo

Ayoken, perusahaan rintisan yang fokus pada perdagangan non-fungible token (NFT) baru saja mendapatkan pendanaan sekitar US$1,4 juta atau sekitar Rp20,34 miliar. Putaran pendanaan tersebut merupakan pendanaan awal atau masuk dalam tahap pre-seed.

Investor yang ambil bagian dalam pendanaan tersebut adalah Founders Factory Africa, Kon Ventures yang berbasis di Texas, Crypto League, R9C Ventures dan Maximus Ventures yang mayoritas investornya berbasis di wilayah Afrika.

Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan volume transaksi NFT yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan perusahaan lewat jalur koleksi digital. Salah satu caranya adalah dengan membeli lisensi eksklusif dan menambah tim teknologi hingga 4 kali lipat dari jumlah sekarang.

Sebagai informasi Ayoken merupakan platform yang dimiliki oleh Ayokenlab. Perusahaan ini menjadi etalase bagi aset digital dari musisi, influencer, dan juga merek olahraga papan atas.

Founder dan CEO Ayoken, Joshua King, mengatakan, dengan NFT, setiap penggemar bisa mengakses token yang berisi video behind the scene idolanya ataupun mengoleksi sampul album.

“Pemegang NFT juga akan mendapatkan fasilitas lain, seperti akses musik yang belum pernah dirilis ataupun acara live secara eksklusif lewat materi iklan,” katanya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa setiap pemegang NFT yang memiliki tiket VIP, bisa langsung melakukan streaming musik sebelum lagu tersebut hadir di Spotify, YouTube ataupun Apple Music. Selain itu, para penggemar juga bisa mendapatkan potongan harga untuk acara yang bakal digelar.

Meskipun tergolong perusahaan rintisan, perusahaan yang berbasis di London, Inggris itu juga memiliki jejaring di Afrika Selatan, Nigeria, bahkan Perancis.

Alasan Ayoken menanamkan bisnisnya di wilayah Afrika ternyata beralasan. Dalam waktu dekat, Ayoken juga bakal meluncurkan koleksi NFT pertamanya yang menggandeng artis afrobeats asal Ghana, Dennis Nana Dwamena alias KiDi. Rencananya, perusahaan bakal mengeksekusi rencana tersebut di awal Juni mendatang.

Ayoken Berencana Kembangkan Mobile Money

Koleksi NFT yang bakal dirilis rencananya akan menggunakan jaringan blockchain Avalanche. Untuk menapaki bisnis di aset kripto, Ayoken juga berencana meluncurkan skema pembayaran dengan menggunakan mobile money.

Skema tersebut juga bakal didirikan di jaringan Avalanche. Tingginya jumlah penduduk di negara berkembang, khususnya Afrika akan menjadi ceruk pasar tersendiri bagi perusahaan. Berdasarkan whitepaper yang diterbitkan perusahaan, saat ini Afrika memiliki jumlah populasi sebanyak 1,3 miliar orang.

Ditahun 2050, angka tersebut bakal bertumbuh ganda, yang pada akhirnya juga akan mengakselerasi produk domestik bruto (DPDB) Afrika, dari US$3,3 triliun menjadi US$29 triliun di 2050.

Selain itu, penjualan untuk barang seni di Afrika juga baka mencapai US$15 miliar di tahun 2021, yang mana kurang dari 1% transaksi sudah berjalan secara online.

Fakta tersebut membawa optimisme tersendiri bagi perusahaan untuk terus masuk dan  mengembangkan pasar NFT di wilayah Afrika. Ditargetkan, pada tahun 2023 mendatang, Ayoken dapat melayani lebih dari 3 juta pengguna.

Untuk mewujudkan ambisinya, perusahaan juga akan merilis Ayo Token yang merupakan token reward yang didapatkan ketika pengguna berhasil mengajak pengguna baru. Selain itu, token tersebut juga bisa digunakan untuk membeli koleksi digital atau untuk memenangkan lelang.

Wilayah Afrika Sangat Terbuka dengan Aset Kripto

Negara berkembang seperti yang berada di wilayah Afrika memiliki keberanian yang lebih tinggi ketimbang negara-negara maju. Seperti yang terjadi di Republik Afrika Tengah, misalnya. Negara tersebut secara resmi sudah mengadopsi Bitcoin sebagai legal tender di negaranya.

Namun memang, perlu diakui bahwa infrastruktur untuk bisa meningkatkan adopsi kripto di wilayah tersebut cukup menantang. Pasalnya, Republik Afrika Tengah memiliki tingkat penetrasi internet yang sangat rendah, hanya sekitar 11% atau sekitar 550 ribu orang pada tahun lalu.

Padahal seperti diketahui, untuk bisa mengakses layanan kripto membutuhkan koneksi internet yang stabil. Tetapi, masyarakat disana sudah terbiasa dengan mobile money untuk bertansaksi. Sehingga tak aneh jika akhirnya Ayoken bakal masuk dengan konsep yang sama namun memodifikasinya dengan membawa teknologi blockchain.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori