Lihat lebih banyak

Bank Dunia: Skenario Terburuk Resesi Global Kini Jadi Kenyataan

3 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bank Dunia telah memangkas prediksi PDB global 2023 sebesar 1,2%.
  • Bank Dunia menyatakan bahwa kenaikan suku bunga global sebesar 1% akan menyebabkan pertumbuhan PDB di negara maju turun dari 1,7% menjadi 0,6%.
  • Tahun lalu, Bitcoin terpantau mengikuti jejak pasar saham. Namun, para hodler kemungkinan besar akan menjadi pihak yang diuntungkan karena kinerja Bitcoin dalam jangka panjang secara historis telah mengalahkan devaluasi mata uang.
  • promo

Model deflasi Bitcoin (BTC) terbukti penting bagi para hodler, karena kalangan pejabat Bank Dunia baru saja memperingatkan tentang kemungkinan terjadinya resesi global di tahun 2023.

Sejumlah ekonom dari organisasi yang berbasis di Washington memprediksi bahwa pertumbuhan PDB global akan tumbuh sebanyak 1,7% pada tahun 2023. Persentase itu kira-kira 100 basis poin lebih rendah daripada perkiraan tahun 2022 yang sebesar 2,9%.

Ekonom Bank Dunia: Skenario Terburuknya Sekarang Jadi Baseline

Selain itu, ekonom yang bertanggung jawab atas Global Prospectus Report tersebut juga mengungkapkan bahwa skenario terburuk dari bank tersebut pada enam bulan lalu sekarang menjadi baseline-nya. Apalagi, kenaikan suku bunga yang berlanjut juga akan semakin menekan kondisi ekonomi dunia.

“Ekonomi dunia [sedang] berada di ujung tanduk dan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam resesi jika kondisi keuangan semakin ketat,” jelas Ayhan Kose. Bank tersebut juga menambahkan bahwa kenaikan 1% pada suku bunga global akan memangkas prediksi pertumbuhan PDB baseline dari 1,7% menjadi 0,6%.

World Bank GDP Forecasts Signal Recession Likely
Sumber: Bloomberg

Federal Reserve AS kemungkinan akan mengumumkan kenaikan suku bunga yang tidak terlalu parah tahun ini ketimbang tahun 2022. Di mana selama tahun lalu, tercatat sudah mengalami empat kenaikan sebesar 75 basis poin. Tingkat pengangguran dan pertumbuhan upah yang lebih rendah pada Desember 2022 juga mencerminkan bahwa ekonomi AS merespons pengetatan kebijakan yang investor harap akan berkurang pada 2023. Perilisan Indeks Harga Konsumen AS untuk bulan Desember 2022 yang Federal Reserve pakai sebagai indikator inflasi juga siap terbit pada 12 Januari 2022 besok. Angka yang lebih rendah menjadi pertanda bahwa kebijakan pengetatan The Fed berhasil. Sehingga langkah ini bisa mengurangi potensi kenaikan agresif di tahun 2023.

Kose mengatakan bahwa meskipun sektor ekonomi secara teknis mungkin tidak memasuki resesi, zona euro dan AS kemungkinan akan mengalami perlambatan subjektif. Beberapa faktor, termasuk aksi invasi Rusia ke Ukraina, tingginya suku bunga dan inflasi, serta berkurangnya investasi, faktanya telah berkontribusi pada prediksi pesimis dari perusahaan pemberi pinjaman tersebut.

Setelah penurunan hebat dalam jumlah investasi yang terjadi di negara berkembang selama pandemi, Bank Dunia memprediksi bahwa investasi di kawasan ini akan tetap sebesar 3,5%. Mereka juga meramalkan bahwa pertumbuhannya akan stagnan sampai tahun 2024.

Awal bulan ini, direktur pelaksana Dana Moneter Internasional memperkirakan bahwa sepertiga negara di dunia akan mengalami resesi pada tahun 2023.

Data Menunjukkan Bahwa Hodler Bitcoin Akan Tetap Aman

Investor kripto berharap bahwa Bitcoin akan memenuhi potensinya sebagai mata uang deflasi yang mampu menentang upaya pengetatan bank sentral.

Setiap 210.000 block atau setiap empat tahun, algoritma Bitcoin mengurangi jumlah penerbitan Bitcoin untuk setiap block transaksi yang berhasil ditambang. Mekanisme software ini bertujuan membantu mengendalikan kelangkaan aset. Permintaan yang lebih tinggi mendorong harga Bitcoin dan meningkatkan insentif miner Bitcoin untuk terus mengamankan jaringan. Algoritmanya saat ini memberikan mining reward sebanyak 6,25 BTC untuk setiap block yang berhasil ditambang. Reward itu akan berkurang menjadi 3,125 BTC pada April 2024.

Sederhananya, kebijakan moneter Bitcoin sendiri bergantung pada software, bukan otoritas pusat.

Meskipun Bitcoin mengikuti jejak pasar ekuitas selama mayoritas tahun 2022, nilainya tidak terdepresiasi layaknya dolar AS dalam jangka waktu lama.

Antara tahun 2011 dan 2021, data dari Bloomberg menunjukkan bahwa meski CPI utama (termasuk biaya makanan dan energi) naik 28%, nilai Bitcoin menurun selaras dengan CPI. Sehingga, apa pun yang berharga 1 Bitcoin pada tahun 2011, berharga 0,004 satoshi pada tahun 2021. Satu satoshi adalah seperseratus juta dari 1 Bitcoin. Dengan kata lain, nilai Bitcoin meningkat ketika dolar terdevaluasi.

Bitcoin in terms of CPI
Sumber: Bloomberg

Sehingga, menjadi hodler Bitcoin dengan jangka waktu lima sampai sepuluh tahun sebelum resesi tiba berpeluang menjadi golongan yang paling aman.

Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan dari Bank Dunia terkait resesi ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori