Trusted

Mengenal Bitcoin Rainbow Chart dan Cara Menggunakannya

10 mins
Oleh Rahul Nambiampurath
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Bitcoin rainbow chart memang nyata adanya. Jadi, lain kali, kalau ada seseorang yang meminta Anda untuk menghitung “pelangi” dan bukannya “hujan badai,” Anda mungkin akan berpikir tentang kripto. Atau lebih spesifiknya, Anda akan berpikir tentang Bitcoin. Tanpa berbelit-belit, Bitcoin rainbow chart adalah cara yang baru, namun dapat diandalkan untuk memvisualisasikan pergerakan harga historis Bitcoin (BTC).

Grafik yang juga dikenal sebagai BTC rainbow chart ini adalah alat yang mudah digunakan bagi investor dan penuh dengan pergerakan harga historis, pita warna-warni, dan toleransi nol terhadap volatilitas. Mungkin bagian yang terakhir sedikit dilebih-lebihkan, tapi Bitcoin rainbow chart memang memberikan pandangan yang murni tentang harga BTC. Dengan kata lain, grafiknya tidak memasukkan volatilitas harian ke dalam perhitungan. Alat ini menggunakan model statistik, yang mampu memperkuat kredibilitasnya sebagai alat evaluasi harga Bitcoin yang andal.

Mari kita langsung ke pembahasan tentang apa itu Bitcoin rainbow chart dan bagaimana cara menggunakannya.

Pentingnya Bitcoin Rainbow Chart

Bitcoin lahir pada tahun 2009, di tengah kekhawatiran yang menonjol dan sarang bagi volatilitas yang tinggi. Meskipun sebagian besar alat analisis teknikal; seperti moving average (MA), Bollinger Bands, dll., digunakan untuk menentukan level jual-beli, menavigasi fluktuasi harga masih tetap menjadi tantangan. 

Tantangan seperti ini mengisyaratkan kebutuhan akan alat yang terverifikasi secara ilmiah yang dapat memberikan pandangan luas tentang pergerakan harga BTC. Kebetulan, Bitcoin rainbow chart adalah salah satu dari alat tersebut, yang membantu pengguna merencanakan perdagangan dan investasi jangka panjang mereka.

Memahami Bitcoin Rainbow Chart

Bitcoin rainbow chart adalah alat yang sudah teruji dan kredibel secara matematis yang menggunakan pita berwarna untuk menentukan zona perdagangan utama. Sesuai namanya, grafik ini benar-benar diilustrasikan tepat seperti halnya pelangi. Tidak seperti grafik perdagangan lainnya, BTC rainbow chart melapiskan pola harga historis pada grafik logaritmik yang mirip pelangi, tidak menyertakan volatilitas dan informasi yang salah dalam prosesnya.

Kebanyakan istilah teknis? Berikut versi yang lebih sederhana:

Ingat pertumbuhan eksponensial? Sebuah garis/grafik yang dimulai perlahan dan memuncak setelah level tertentu.

Exponential growth
Pertumbuhan Eksponensial | Sumber: GraphPad

Sekarang, bayangkan kebalikan dari garis ini, yakni sebuah garis logaritmik yang dimulai dengan cepat dan terus mendatar seiring waktu. Selain itu, baik garis eksponensial maupun logaritmik terus bergerak menjauh dari sumbu X, mengubah puncak dan lembah untuk setiap siklus bull/bear.

Logarithmic function
Fungsi Logaritmik | Sumber: Metric

Elemen-Elemen Bitcoin Rainbow Chart

Hei, sebelumnya kita sempat membicarakan soal “Pita Berwarna”, bukan? Harusnya sudah, karena grafik BTC Rainbow terdiri dari beberapa pita berwarna: mulai dari biru (pita paling bawah) hingga merah tua (pita paling atas).

Berikut ini adalah semua elemen rainbow chart dan apa artinya bagi Anda sebagai investor:

  • Merah Tua: FOMO ekstrem, kemungkinan zona dip/bubble
  • Merah: Zona overbought; dianjurkan untuk tarik profit
  • Oranye Tua: Pembeli mendominasi pasar dan FOMO meningkat pesat
  • Oranye Muda: Zona seimbang antara pembeli dan penjual
  • Kuning: Zona hodler BTC
  • Hijau Muda: Harga BTC saat ini berada di zona beli
  • Hijau: Price sale sedang berlangsung; zona akumulasi
  • Biru muda: Zona beli yang jelas
  • Biru: Berlangsungnya tren bearish

Seperti yang terlihat, setiap pita memiliki arti tertentu bagi para investor. Saat ini, BTC diperdagangkan di zona biru— area “Fire Sale” yang dirujuk oleh seorang pengguna Twitter.

Sebagai catatan, semua informasi ini jangan Anda jadikan dasar investasi. Jadi, harap selalu lakukan riset mandiri (DYOR) sebelum mengambil keputusan investasi.

Sejarah Bitcoin Rainbow Chart

Rainbow chart mempertimbangkan harga historis dan harga saat ini untuk melakukan pemetaan. Namun, grafik ini sendiri juga punya sejarah. BTC rainbow chart adalah hasil pemikiran Azop (seorang pengguna Reddit), yang merumuskannya pada tahun 2014.

Grafik yang semula hanya untuk hiburan, mendadak menjadi sorotan utama. Ketika popularitas grafik ini meroket, Trolololo — seorang pengguna Bitcointalk — pun memasangkannya dengan Logarithmic Regression pada tahun 2014 dan memberikannya bentuk dan tujuan dalam prosesnya.

Berikut adalah versi resmi dari Rainbow Chart, yang ditampilkan di Blockchaincenter.net. Sebagai informasi tambahan, pemain ketiga, yakni Uber Holger lah yang berperan dalam menyempurnakan dan mengembangkan grafik ini lebih lanjut. Kemudian, pada akhirnya, dia mengunggahnya di Blockchain Center.


Kelebihan dan Kekurangan Bitcoin Rainbow Chart

BTC rainbow chart adalah alat yang ampuh. Namun, seperti grafik khusus lainnya, grafik ini juga punya kelebihan dan kekurangannya sendiri:

Kelebihan:

  1. Sudah akurat sejak rilis
  2. Menggunakan model statistik yang kredibel (logarithmic regression)
  3. Sangat berguna untuk melihat perkembangan harga jangka panjang tanpa gangguan (volatilitas)
  4. Mudah dipahami, bahkan sebagai indikator mandiri
  5. Tanpa volatilitas dan gangguan harian

Kekurangan:

  1. Tidak cocok untuk mengukur tren harga jangka pendek
  2. Grafiknya perlu waktu lebih lama untuk matang
  3. Bukan alat untuk memprediksi harga di masa depan

Logarithmic Regression yang Menopang BTC Rainbow Chart

Logarithmic regression adalah teknik pemodelan statistik yang digunakan untuk mengevaluasi proses tumbuh/menurun dengan cepat dan melambat seiring berjalannya waktu. Growth of infants, acidity of a solution, dan sound intensity adalah beberapa fungsi terbaik yang direpresentasikan oleh logarithmic regression.

Sederhananya, ini adalah metode yang digunakan untuk menganalisis dan menetapkan hubungan yang tidak dapat diwakili oleh garis linier standar. Dalam kasus Bitcoin, harga BTC (pertumbuhan awal yang masif) dan waktu yang telah berlalu tidak dapat dihubungkan melalui garis linier, sehingga diperlukan logarithmic regression.

Namun, pertanyaannya adalah: bagaimana logarithmic regression bisa cocok dengan narasi BTC rainbow chart?

Grafik asli yang dirilis oleh Azop, semuanya tentang pewarnaan aksi harga yang digunakan sebagai bagian dari garis linier. Sementara grafik logarithmic regression dari Trolololo berpadu dengan apik dengan grafik Azop, sehingga menghasilkan Bitcoin rainbow chart penuh wawasan yang saat ini kita gunakan.

Grafik tanpa logarithmic regression

Bitcoin rainbow chart old vs. new
Versi asli logarithmic regression yang digunakan untuk BTC | Sumber: Blockchaincenter

Lihatlah bagaimana harga bergerak 10x, dan hari-hari untuk mencapai hal yang sama terus meningkat. Itulah apa yang kita sebut pertumbuhan yang melambat (flattening/slowing growth).

log. regression
Log. asli regresi dari Bitcoin talk | Sumber: Blockchaincenter

Bagaimana Cara Kerja Bitcoin Rainbow Chart?

Bitcoin rainbow chart punya kegunaan sebagai berikut:

  1. Sebagai prediktor zona investasi berdasarkan pita standar
  2. Menentukan reversal atau pembalikan harga saat digunakan dengan indikator moving average
  3. Menemukan zona tarik profit, asalkan Anda menggunakannya dengan indikator tren tertentu
  4. Menyoroti zona yang berpotensi terlalu panas (terlalu banyak beli/overbought).
  5. Menemukan potensi masa depan dalam hal akumulasi BTC dengan harga diskon
Catatan

Jika Anda berencana menggunakan rainbow chart dalam bentuk aslinya, Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih luas dengan melihat posisi harga saat ini dan pita warna mana yang saat ini menampungnya. Pembahasan lebih detail ada di bagian selanjutnya.

Membaca Bitcoin Rainbow Chart

Membaca Bitcoin rainbow chart sebenarnya mudah. Karena menggunakan data harga historis, Anda dapat melihat bahwa setiap pergerakan harga sejak 2014 akan jatuh ke dalam wilayah tertentu di rainbow chart.

Tepat di tengahnya, kita punya zona kuning sentral yang berfungsi sebagai titik awal dari grafik. Pita warna di atas dan di bawah pita kuning disebut deviasi.

Saat BTC bergerak ke zona yang lebih hangat (merah dan oranye), investor mulai menganggap harga berada di wilayah gelembung (bubble). Biasanya, saat BTC berada di zona hangat ini untuk sementara waktu, investor akan mulai melakukan profit booking atau tarik profit.

BTC rainbow chart | Sumber: Blockchaincenter
BTC rainbow chart | Sumber: Blockchaincenter

Misalnya: BTC berada di zona “Oranye Muda” pada 8 November 2021. Harganya bertahan di US$67.492. BTC kemudian mengalami sejumlah aksi tarik profit yang masif selama beberapa bulan berikutnya.

Aksi jual di zona yang lebih hangat seperti merah dan oranye mengindikasikan bahwa BTC diperdagangkan di atas nilai wajarnya dan berada di wilayah “Zona Gelembung.”

Sebaliknya, saat BTC bergerak menuju pita hijau dan biru (zona yang lebih sejuk), ini menandakan sentimen beli dan akumulasi. Kita bisa memprediksi bahwa BTC akan tersedia dengan harga diskon di wilayah ini.

BTC rainbow chart di zona fire sale | Sumber: LookIntoBitcoin
BTC rainbow chart di zona fire sale | Sumber: LookIntoBitcoin

Misalnya: BTC berada di zona biru selama crash tahun 2020 ketika harga turun sampai US$5.000. Menurut BTC rainbow chart, ini adalah zona “Fire Sale” dan sangat cocok untuk akumulasi.

Current price of BTC
Harga Bitcoin pada akhir 2022 | Sumber: LookIntoBitcoin

Berdasarkan level harga saat ini, BTC berada di zona biru, yang pada dasarnya adalah zona diskon (fire sale), menurut Rainbow Chart.

Namun, berbeda dengan crash tahun 2020, di mana harga hampir menyentuh bagian bawah pita biru, posisi harga saat ini nampak sedikit lebih tinggi. Artinya, bagian bawah bear market ini mungkin masih belum akan muncul dalam waktu dekat.

Indikator Pendukung untuk Indikator BTC Rainbow

Sekuat apa pun rainbow chart berdiri sendiri, grafik ini akan bekerja lebih baik lagi bila kita kombinasikan dengan indikator berikut ini:

1. Indikator Volume

Pergerakan yang sideway atau datar pada rainbow chart cukup umum terjadi. Dalam jangka panjang, harga tidak selalu turun atau melonjak secara mendadak. Karena itu, sebagai investor yang cerdas, Anda bisa mencoba untuk memasangkan rainbow chart dengan indikator volume untuk mengantisipasi adanya penurunan, lonjakan, dan pullback.

Indikator volume seperti On-Balance Volume dan indikator Akumulasi dan Distribusi adalah alat khusus volume yang paling tepat untuk digunakan bersama rainbow chart.

Volume indicator

On Balance Volume digambarkan dengan garis biru di bagian bawah dan Indikator Accumulation and Distribution digambarkan dengan garis hijau.

2. Indikator Tren

Tren dapat membantu Anda untuk menyempurnakan strategi investasi jangka panjang. Misalnya, kalau Anda tahu ke mana arah harga dalam jangka pendek, Anda bisa memanfaatkan pita rainbow price dengan lebih baik. Sebagai contoh, kalau tren menunjukkan aksi harga rangebound, lebih baik untuk menahan diri karena harganya akan bergerak sideways untuk sementara waktu, bahkan pada rainbow chart.

Dalam kasus tren naik, di mana harga (dalam jangka pendek) naik ke level yang lebih tinggi, mungkin terjadi lonjakan tajam dari pita warna yang ada atau bahkan dalam pita warna yang sama.

Dalam hal ini, RSI (Relative Strength Index), Bollinger Bands, dan MACD (Moving Average Convergence/Divergence) adalah beberapa indikator tren yang lebih andal yang bisa kita gunakan dengan rainbow chart.

Trend indicators
RSI dan Bollinger Bands digambarkan bersama-sama | Sumber: TradingView

3. Indikator Sentimen

Rainbow chart dapat berfungsi sangat baik dengan Bitcoin Fear and Greed Index. Indeks ini adalah indikator yang mengukur sentimen sosial, volatilitas harga jangka pendek, volume pasar, tren pencarian, dan dominasi pasar.

Fear and greed
Fear and Greed Index | Sumber: Alternative.me

Apa Perbedaan Bitcoin Rainbow Chart vs. Stock-to-Flow?

Grafik stock-to-flow Bitcoin adalah salah satu indikator yang sering diandalkan untuk meramalkan harga. Namun, ada perbedaan mendasar antara grafik ini dan rainbow chart. Rainbow chart mempertimbangkan harga historis dan logarithmic regression untuk menentukan zona nilai wajar untuk harga-harga tersebut. Sebaliknya, model stock-to-flow memperhitungkan harga dan kelangkaan BTC.

Bitcoin S2F model
Model stock-to-flow (S2F) Bitcoin

Grafik stock-to-flow untuk BTC sendiri terdiri dari dua faktor utama: stock atau total pasokan BTC (21 juta) dan flow atau tingkat mining periodik. Berbeda dengan rainbow chart yang mengikuti model berbasis harga, stock-to-flow mempertimbangkan siklus Bitcoin halving. Mengingat mining reward BTC berkurang setengahnya, menurut prediksi, rasio stock-to-flow juga akan meningkat (karena flow berkurang). Oleh karena itu, rasio stock-to-flow akan meningkat setiap kali halving, membuat harga naik menjadi lebih tinggi.

Singkatnya, jika BTC rainbow chart berfokus pada harga, maka grafik stock-to-flow berfokus pada kelangkaan. Dari sinilah, Bitcoin kerap dihubungkan sebagai sebuah komoditas.

Seberapa “Andal” Rainbow Chart Ini?

Sejak awal kemunculannya, rainbow chart telah menunjukkan akurasi yang tinggi. Sampai saat ini, harga-harga tidak pernah menyimpang dari zona yang ditentukan, baik selama bull market maupun selama fase bearish. Untuk memverifikasi hal ini, Anda bisa memeriksa ulang prediksi harga dari model stock-to-flow selama siklus halving mana pun dan melihat ke zona mana harga tersebut berada pada waktu itu.

Bitcoin rainbow chart

Garis horizontal putih adalah titik-titik halving. Perhatikan bagaimana harga BTC “didiskon” selama siklus halving dan bagaimana harga-harga tersebut naik setelah peristiwa tersebut.

Adakah Rainbow Chart untuk Ethereum?

Ya, seperti halnya BTC, konsep rainbow chart juga bisa diterapkan pada aset kripto lainnya. Berikut ini adalah contoh Ethereum Rainbow Chart terbaru untuk referensi Anda:

ETH rainbow
Ethereum (ETH) Rainbow Chart | Sumber: Blockchaincenter

BTC rainbow lebih populer karena ini adalah aset kripto tertua yang ada, dengan jumlah titik harga yang lebih banyak tersedia sebagai referensi.

Cara Kita Melihat Bitcoin melalui Konsep “Rainbow dan Sunshine

Singkatnya, Bitcoin rainbow chart itu efektif untuk memprediksi pergerakan harga jangka panjang. Grafik ini melacak sentimen pasar, memisahkan pergerakan harga ke dalam zona tertentu, dan cukup akurat hingga saat ini. Bila rainbow chart dipasangkan dengan indikator lain, Anda akan memiliki sumber ramalan harga jangka menengah hingga panjang.

Namun, kami tidak akan menganjurkan Anda untuk menggunakan grafik ini untuk memprediksi harga BTC. Sebaliknya, Anda lebih baik menggunakannya untuk melacak sifat overbought dan oversold dari ekosistem Bitcoin. Seperti kata pepatah: diperlukan sinar matahari (bull market) dan hujan (bear market) untuk menciptakan pelangi (rainbow chart).

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apakah Bitcoin rainbow chart dapat diandalkan?

Apakah Bitcoin menjadi kurang volatil, menurut rainbow chart?

Bagaimana cara kerja Bitcoin rainbow chart?

Apa itu rainbow chart?

Apakah ada rainbow chart untuk Ethereum?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori