FOMO, atau “Fear of Missing Out“, dalam konteks cryptocurrency, merujuk pada perasaan cemas dan takut kehilangan peluang investasi yang menguntungkan dari trading di pasar crypto. Bagi investor pemula atau yang baru mengenal pasar kripto, perasaan ini bisa menjadi musuh yang berbahaya. Kenali lebih dalam mengenai ketakutan karena ketinggalan di pasar kripto dan strategi untuk menghindarinya dalam artikel ini.
Trading di Aplikasi Crypto Favorit
Beli Crypto Pakai Kartu
Biaya Trading GratisBonus USDT 5000
Trading tanpa KYCDaftar dan Raih Bonus 1.000 USDT
Fitur Copy Trading CryptoApa itu FOMO dalam konteks crypto?
FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out, yang secara harfiah berarti perasaan takut akan ketinggalan sesuatu yang sedang populer. Menurut Investopedia, FOMO dalam crypto terjadi ketika seseorang membuat keputusan yang tidak rasional untuk memperdagangkan atau berinvestasi pada suatu aset kripto berdasarkan informasi tanpa verifikasi sumber dan atau keakuratannya dengan benar. Ini bisa juga menjadi fenomena psikologis yang mendorong individu untuk berinvestasi secara impulsif karena dorongan sosial dan ketakutan kehilangan kesempatan.
Salah satu contoh nyata FOMO dalam crypto adalah lonjakan harga Bitcoin pada akhir 2017. Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga Bitcoin melonjak dari sekitar US$1,000 di awal tahun 2017 menjadi hampir US$20,000 pada bulan Desember. Banyak investor yang membeli Bitcoin saat harganya sedang sangat tinggi karena takut ketinggalan tren. Akibatnya, ketika harga Bitcoin jatuh tajam pada awal 2018, banyak dari mereka mengalami kerugian besar.
Memahami FOMO dan Psikologi Trading
Keinginan alami manusia untuk mengikuti apa yang orang lain lakukan, terutama ketika melihat orang lain mendapatkan keuntungan besar, mendorong terjadinya FOMO. Dalam dunia investasi dan crypto, Fear of Missing Out menjadi semakin parah karena berita media dan cerita sukses yang beredar di komunitas.
Behavioral Finance menjelaskan bahwa FOMO adalah hasil dari bias kognitif yang mempengaruhi keputusan investasi individu. Berkaitan dengan psikologi trading, takut ketinggalan, seperti halnya FUD (Fear, Uncertainty, Doubt), adalah salah satu dari beberapa bias yang sering muncul sebagai perilaku dari individu yang berinvestasi.
Sementara FOMO mendorong investor untuk membeli aset karena takut ketinggalan, FUD adalah kebalikannya. FUD menyebabkan investor menjual aset mereka karena takut akan ketidakpastian dan keraguan tentang masa depan pasar. Kedua fenomena ini dapat menyebabkan volatilitas pasar yang ekstrem dan keputusan investasi yang tidak rasional.
FOMO dapat menyebabkan investor mengambil keputusan yang irasional, seperti membeli aset tanpa penelitian yang memadai atau mengabaikan strategi investasi sesuai rencana sebelumnya. Akibatnya, investor bisa mengalami kerugian besar ketika pasar berbalik arah.
Belajar menganalisis teknikal menggunakan grafik chart dalam panduan Cara Menggunakan TradingView untuk Analisis Pasar Crypto.
Dampak FOMO terhadap Pasar Kripto
FOMO adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan volatilitas tinggi di pasar crypto. Ketika banyak investor masuk ke pasar secara bersamaan karena FOMO, harga aset dapat naik dengan cepat. Namun, lonjakan ini sering kali berubah menjadi penurunan tajam ketika investor menyadari bahwa harga sudah terlalu tinggi dan mulai menjual aset mereka. Fenomena ini sering terlihat selama lonjakan harga karena berita atau pengaruh media sosial.
Kasus studi yang relevan adalah kenaikan harga Dogecoin pada awal 2021. Didukung oleh hype media sosial dan endorsement dari tokoh terkenal seperti Elon Musk, banyak investor ritel membeli Dogecoin karena FOMO. Harga Dogecoin melonjak tajam namun kemudian mengalami penurunan yang signifikan, menunjukkan risiko dari investasi berbasis yang hanya ikut-ikutan saja.
Cara Mengatasi FOMO di Pasar Crypto
Alexandra Adeline, Clinical Psychologist dan Co-Founder Smart Mind Centre Consulting dalam wawancara dengan BeInCrypto Indonesia menjelaskan bahwa sikap FOMO berawal dari insecurities atau kecemasan yang berlebihan. Oleh karena itu, memahami psikologi trading dan behavioral finance membantu trader mengidentifikasi dan mengelola reaksi ini. Berikut sejumlah tips untuk menghindari ketakutan ini:
- Lakukan Penelitian Sendiri: Do your own research (DYOR)! Jangan terpengaruh oleh hype. Lakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum memutuskan untuk membeli aset. Selalu baca laporan dan analisis pasar sebelum berinvestasi.
- Tetapkan Batas: Tentukan batas kerugian dan keuntungan sebelum masuk pasar, dan patuhi batasan tersebut. Menetapkan batas stop-loss dapat membantu mengurangi kerugian.
- Diversifikasi Portofolio: Jangan menempatkan semua dana investasi dalam satu aset. Hal ini dapat mengurangi risiko. Diversifikasi sering direkomendasikan sebagai strategi investasi yang penting.
Pentingnya Memiliki Strategi Investasi yang Jelas
Memiliki strategi investasi yang jelas membantu menghindari keputusan impulsif yang karena perasaan FOMO di pasar crypto. Tetapkan tujuan investasi, jangka waktu, dan toleransi risiko yang sesuai dengan profil kamu sebagai investor. Menurut Vanguard, strategi investasi yang jelas adalah kunci untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Investor yang sukses adalah mereka yang mampu mengendalikan emosi dan membuat keputusan berdasarkan logika dan analisis, bukan perasaan. Latih diri untuk tetap tenang dalam situasi volatil dan fokus pada rencana jangka panjang. Warren Buffett sering mengingatkan bahwa kesabaran dan disiplin adalah kunci sukses dalam investasi.
Kesimpulan: Atur Emosi dan Hindari FOMO di Pasar Crypto
FOMO dalam crypto dapat menyebabkan keputusan investasi yang tidak rasional dan kerugian besar. Memahami psikologi di balik FOMO, dampaknya terhadap pasar, dan cara mengatasinya adalah kunci untuk menjadi investor yang bijaksana.
Investasi yang sukses membutuhkan disiplin dan strategi yang jelas. Jangan biarkan emosi seperti FOMO mengarahkan keputusan investasi kamu. Selalu lakukan penelitian mendalam dan tetap berpegang pada rencana investasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Pertanyaan yang sering muncul
Gejala FOMO dapat dikenali ketika kamu merasa cemas atau terburu-buru untuk membeli aset karena melihat orang lain mendapatkan keuntungan besar, sering memantau harga secara obsesif, dan mengabaikan rencana investasi yang telah disusun.
Dampak negatif FOMO termasuk pengambilan keputusan investasi yang tidak rasional, membeli aset tanpa analisis mendalam, dan risiko mengalami kerugian besar saat harga aset jatuh setelah lonjakan sementara.
Untuk mengatasi FOMO, lakukan penelitian mendalam sebelum membeli aset, tetapkan batas kerugian dan keuntungan yang jelas, dan patuhi strategi investasi yang telah direncanakan. Selain itu, diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.