Lihat lebih banyak

Mengenal Psikologi Trading Crypto dan Perilaku Keuangan

5 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Psikologi trading merupakan faktor penting yang menentukan kesuksesan dalam perdagangan, terutama dalam dunia kripto yang volatil. Berkaitan dengan behavioral finance, memahami dinamika emosional dan psikologis dapat membantu pedagang membuat keputusan yang lebih tepat. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip behavioral finance dan pemahaman yang bisa mendorong kinerja trading.

Trading di Aplikasi Crypto Terbaik

Beli Crypto Pakai Kartu

Biaya Trading Gratis
Beli Crypto Pakai Kartu
Buka OKX www.okx.com
Aset Crypto 350+
Biaya Trading Gratis (waktu terbatas)
Bonus Ajak Teman hingga $10.000

Bonus USDT 3200

Trading, Leverage, Earn
Bonus USDT 3200
Buka KuCoin www.kucoin.com
Aset Crypto 700+
Biaya Trading 0,1%
Benefit Fee Diskon 20% dengan KCS

Daftar dan Raih Bonus 1.000 USDT

Fitur Copy Trading Crypto
Daftar dan Raih Bonus 1.000 USDT
Buka Bitget www.bitget.site
Aset Crypto 690+
Biaya Trading (Diskon 20%) 0,08% (pengguna BGB token)
Bonus hingga 1.000 USDT

Apa itu Psikologi Trading?

Psikologi trading adalah analisis perilaku trader yang mempengaruhi keputusan mereka. Faktor utama yang memengaruhi adalah emosi dan kondisi mental seperti takut dan serakah, yang bisa mempengaruhi penilaian. Pasar kripto, yang beroperasi non-stop dan sangat tidak terduga, sering memperkuat respons emosional ini. Di sinilah behavioral finance berperan, dengan mempelajari bagaimana bias dan heuristik mempengaruhi keputusan ekonomi dan investasi.

Pentingnya Psikologi Trading

Kinerja portofolio trader terkait dengan keputusan investasi yang dibuat, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh emosi, kecenderungan subjektif, dan proses mental trader. Keputusan investasi dapat diambil melalui penggunaan analisis fundamental, yang melibatkan penggunaan data dari laporan keuangan perusahaan dan pengajuan peraturan, serta data mengenai kondisi ekonomi.

Alternatifnya, analisis teknikal, dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, yang melibatkan penggunaan data harga dan volume pasar historis. Terlepas dari jenis data yang digunakan, bias (prasangka subjektif), dan heuristik (jalan pintas dan pola mental yang tidak disadari), dapat memengaruhi pengumpulan dan interpretasi data oleh individu. Hal ini dapat berdampak pada pengambilan keputusan dan mengakibatkan kesalahan dalam penilaian, yang berpotensi menyebabkan kinerja portofolio menjadi kurang optimal.

Behavioral Finance dan Psikologi Trading

Menggabungkan konsep-konsep psikologi dengan keuangan, behavioral finance menantang asumsi bahwa semua pelaku pasar bersikap rasional. Bidang ini mempelajari pengaruh psikologis, sosial, kognitif, dan emosional terhadap keputusan investasi serta pasar finansial. Beberapa konsep utama dalam behavioral finance yang relevan dengan psikologi trading crypto adalah:

  • Aversion Loss: Kecenderungan untuk lebih memprioritaskan menghindari kerugian daripada mencapai keuntungan yang setara.
  • Overconfidence: Kepercayaan diri yang berlebihan bisa mendorong trader membuat keputusan berisiko tanpa analisis yang cukup.
  • Confirmation Bias: Tendensi untuk mencari atau menginterpretasikan informasi yang membenarkan kepercayaan atau investasi sebelumnya.
  • Herd Behavior: Fenomena mengikuti massa yang sering kali terjadi di pasar kripto, di mana trader membuat keputusan berdasarkan aksi pasar daripada analisis independen.
Psikologi trading FOMO adalah satu bentuk dari herd behavior
FOMO adalah satu bentuk dari herd behavior

Jebakan Psikologis Umum dalam Trading Crypto

Trader kripto sering kali terjebak dalam siklus emosi yang disebabkan oleh volatilitas pasar. Misalnya, perasaan takut ketinggalan (FOMO) bisa mendorong keputusan beli yang tidak rasional, sementara panic selling dapat terjadi ketika pasar tiba-tiba jatuh.

Alexandra Adeline, Clinical Psychologist dan Co-Founder Smart Mind Centre Consulting dalam wawancara dengan BeInCrypto Indonesia menjelaskan bahwa sikap FOMO berawal dari insecurities atau kecemasan yang berlebihan.

Insecurities itu sudah ada sejak kita masih kecil. Misal waktu kecil, kita lihat orang dewasa, lebih besar lebih pintar merasa tidak mampu. Seiring berjalan waktu, kalau berhasil insecurities itu bisa kita atasi dan tidak jadi pengaruh penentu. Tetapi orang yang tidak punya kesempatan untuk pulih dari hal itu bisa jadi FOMO,” jelas Alexandra.

Di samping itu, mereka yang punya insecurities juga cenderung untuk impulsif atau mengambil tindakan cepat tanpa pertimbangan matang. Sehingga, mereka mudah terpengaruh dari iklan atau upaya manipulasi orang/pihak lain.

Oleh karena itu, memahami psikologi trading dan behavioral finance membantu trader mengidentifikasi dan mengelola reaksi ini.

Ciri Psikologis Kunci dari Trader Crypto yang Sukses

Pedagang sukses di pasar kripto biasanya memiliki kontrol emosi yang baik, disiplin dalam menerapkan strategi trading, dan adaptabilitas tinggi. Menggunakan alat behavioral finance dalam psikologi trading, mereka mengenali dan mengatasi bias pribadi yang dapat merugikan keputusan trading.

Alexandra menjelaskan bahwa investor atau trader ketika melakukan investasi seharusnya memiliki kesadaran atau cara mengendalikan diri. Misalnya, mengelola keuangan dengan mengalokasikan sebagian dana untuk investasi yang terpisah dari kebutuhan sehari-hari.

“Kalau memang ini sebatas investasi, seharusnya sudah dialokasikan. Jangan all out semua investasi. Namun, kalau trader sebenarnya sudah sadar [untuk mengelola dana] tapi susah untuk ngerem, maka mereka butuh bantuan terapi psikiatri dan psikologi untuk mengajarkan cara mengerem itu.”

Trader sukses memiliki planning dan manajemen diri dan risiko
Trader sukses memiliki planning dan manajemen diri dan risiko

Alat dan Strategi Psikologis untuk Meningkatkan Kinerja Perdagangan

Alexa menjelaskan ada sejumlah cara untuk mengatasi tantangan psikologis dalam trading. Untuk masalah yang berkaitan dengan cara berpikir, dia menyarankan teknik manajemen diri, rencana trading, hingga edukasi lebih lanjut.

  • Teknik manajemen diri: Contohnya meditasi, pernafasan atau berpuasa adalah latihan untuk mengelola diri. Ini bisa membantu menjaga fokus dan mengurangi stres.
  • Rencana trading yang disiplin: Menjaga trader tetap berada di jalur yang benar dan mengurangi pengaruh emosi pada keputusan.
  • Edukasi berkelanjutan: Mempelajari lebih lanjut tentang behavioral finance dapat memperdalam pemahaman trader akan bias dan pengaruhnya.

Kemudian, bila masalah psikologi trading ini berkaitan dengan biologis, Alexandra menyarankan terapi dan tindakan lebih lanjut dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Terutama, bila sudah ada gejala yang berlebihan atau di luar kebiasaan.

“Kalau sudah ada rasa cemas mau trading, atau mau mengorbankan semua buat trading. Misal, gaji Rp15 juta dan punya tanggungan sudah berkeluarga, tapi Rp10 juta buat trading. Sudah ada tanda impulsif, cemas, nungguin aset naik tapi ga produktif, itu perlu bantuan ke psikolog atau psikiater.”

Contoh gejala yang lebih parah, dia menambahkan, trader yang sudah tidak bisa meregulasi kecemasan akan menjadi gelisah dan iritable. Bila mereka punya dorongan agresif, akibatnya menjadi gampang marah. Bahkan, ada yang punya kecenderungan bunuh diri. Kondisi ini sangat butuh bantuan dari tenaga profesional segera.

Tips Meregulasi Emosi saat Trading

Alexa membagikan sejumlah kiat berkaitan dengan cara menyeimbangkan emosi saat melakukan trading atau investasi di pasar crypto.

  1. Apakah perlu trading?
    Kamu harus bertanya pada diri sendiri apakah perlu untuk mengambil langkah trading atau investing demi mendapatkan pemasukan lebih. Bila memang membutuhkan penghasilan lebih, lanjut ke langkah kedua.
  2. Apakah siap untuk gagal investasi?
    Sadari bahwa kamu mencari investasi yang stabil atau risiko? Selalu pahami bahwa ada risiko besar tapi potensi pemasukan lebih besar. Kalau kamu tipe yang mudah stres, pilih yang minim risiko.
  3. Manajemen keuangan
    Kalau sudah tahu tipe risiko, buat manajemen risiko yang baik. Siapkan dana likuid dalam tabungan dan pisahkan untuk investasi itu sebesar apa. Jadi, seburuk-buruknya risiko hilang, kamu sudah siap. Jangan hanya siap untung, tetapi juga siap hilang.

Kesimpulan

Integrasi antara psikologi trading dan prinsip-prinsip behavioral finance memberikan wawasan berharga yang bisa memperkuat strategi perdagangan kripto. Dengan memahami dan mengelola elemen-elemen psikologis yang mempengaruhi keputusan trading, pedagang dapat beroperasi dengan lebih efisien dalam pasar yang sering tidak terduga dan sangat emosional ini.

Pertanyaan yang sering muncul

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori