Lihat lebih banyak

Pacu Penerbitan CBDC, Bank Indonesia Bakal Perkenalkan Prototipe Rupiah Digital pada Juni 2023

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • BI akhirnya merilis consultative paper CBDC Rupiah Digital.
  • Kabar ini datang usai BI merilis whitepaper Proyek Garuda pada 30 November 2022.
  • Rencananya, mereka akan perkenalkan prototipe Rupiah Digital pada Juni 2023.
  • promo

Bank Indonesia (BI), bank sentral Indonesia, terus menggenjot untuk menghadirkan mata uang digital bank sentral (CBDC) Rupiah Digital. Instrumen yang dianggap mampu menjadi solusi dalam sistem pembayaran digital ini telah menemui babak baru dalam perjalanannya.

Setelah merilis whitepaper Proyek Garuda pada 30 November 2022, BI selaku otoritas utama dalam penerbitan CBDC di Tanah Air melanjutkan dengan merilis consultative paper. Langkah strategis ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan menyeluruh dari masyarakat mengenai konsep Rupiah Digital itu sendiri.

Peluncuran proyek yang dinamakan Proyek Garuda: Wholesale Rupiah Digital Cash Ledger ini masuk dalam tahap desain pengembangan CBDC tahap immediate state, yaitu wholesale Rupiah Digital cash ledger.

Dalam keterangan resminya, BI berharap lewat peluncuran consultative paper, banyak pihak bisa memberikan pandangan mereka terhadap fungsionalitas dan pertimbangan umum yang terkait dengan teknologi, skalabilitas, resiliensi, serta implikasinya terhadap sistem pembayaran, keuangan, dan moneter.

“Masyarakat juga bisa memberikan masukan yang terkait dengan akses, penerbitan atau pemusnahan, transfer dana, hingga kapabilitas dari sisi teknis dan aspek integrated, interconnected, serta interoperable dalam konsep CBDC,“ ungkap pihak BI.

Mengacu pada consultative paper yang baru saja diterbitkan, BI akan menerbitkan 2 tipe CBDC, yaitu wholesale Rupiah Digital (w-rupiah digital) dan retail rupiah digital (r-rupiah digital).

Pengembangan w-rupiah digital digadang-gadang akan menjadi fondasi utama dalam arsitektur rupiah Digital. Hal itu dapat dipahami lantaran pengembangannya akan berjalan secara terintegrasi dari wholesale ke retail.

W-Rupiah Digital untuk Bank dan Non-Bank

BI mengungkapkan, karena consultative paper yang dirilis berada pada tahap immediate state, maka otoritas akan memfokuskan penggunaan w-rupiah digital pada bagaimana instrumen keuangan tersebut bisa diakses dan digunakan secara terbatas oleh lembaga keuangan bank dan non-bank.

Consultative Paper Rupiah Digital | Sumber: Bank Indonesia (BI)

Dalam skema itu, BI akan mengambil peran sebagai pengembang platform, validator, regulatory node, operator node, dan administrative node. Adapun proses yang akan berjalan adalah, w-rupiah digital bakal diterbitkan melalui jalur transfer dari rekening cadangan peserta ke rekening teknis Rupiah Digital di BI dengan menggunakan sistem RTGS ( real-time gross settlement ).

“W-rupiah digital akan digunakan sebagai aset penyelesaian transaksi. Baik yang terjadi antar peserta atau peserta dengan Bank Indonesia. Jika peserta ingin mengurangi jumlah Rupiah Digital mereka, pihak tersebut bisa melakukan konversi w-rupiah digital ke rekening cadangan yang ada di BI,“ bunyi penjelasan BI dalam consultative paper.

CDBC Indonesia akan dikembangkan melalui teknologi distributed ledger (DLT) yang akan dilengkapi dengan mekanisme kriptografi. Sehingga, hal itu akan memungkinkan pemisahan hak akses dan pembatasan data yang diserbarkan pada semua peserta.

Proof of Concept (PoC) Ditargetkan Meluncur pada Juni 2023

Bila consultative paper dari Rupiah Digital telah rampung diselesaikan, BI akan segera memulai pengembangan tahap selanjutnya yaitu Proof of Concept (PoC). Dalam fase ini, memungkinkan diperkenalkannya prototipe Rupiah Sigital.

Menyambut hal ini, Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Laporan Transparansi dan Akuntabilitas BI, menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa pemain besar yang dipandang bisa menjadi wholesaler dalam consultative paper w-rupiah digital. Sehingga, diharapkan pada bulan Juni mendatang, BI sudah bisa merilis PoC dari Rupiah Digital.

“Kebijakan tersebut merupakan bagian dari mempersiapkan Indonesia sebagai negara digital, baik digitalisasi pembayaran lewat digitalisasi rupiah dan upaya untuk memperdalam serta mengelola pasar uang,“ ungkap Perry Warjiyo.

Sebagai informasi, implementasi Rupiah Digital nantinya pun akan menggunakan dompet digital khusus. Terkait hal ini, BI tengah menyiapkan dua jenis platform penyimpanan uang digital, mulai dari hot wallet dan cold wallet. Untuk hot wallet, akan menjadi keharusan untuk bisa memenuhi tujuan transaksional. Sementara itu, cold wallet yang secara terpisah dari ruang maya, bersifat opsional.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori