Lihat lebih banyak

Breaking News Binance PHK Lebih dari 1.000 Karyawan

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Binance dikabarkan telah melakukan PHK terhadap lebih dari 1.000 karyawannya.
  • Sebelum gelomang PHK ini, Binance memiliki sekitar 8.000 karyawan di seluruh dunia.
  • Mundur pada 31 Mei lalu, muncul rumor Binance memulai gelombang PHK terhadap para karyawannya.
  • promo

Binance, crypto exchange terbesar di dunia, pada hari Jumat (14/7) dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 1.000 karyawannya.

WSJ mengutip bahwa hal itu dilakukan karena Binance bergulat dengan investigasi federal dan tindakan keras peraturan di Amerika Serikat (AS), serta di sejumlah yurisdiksi lainnya. Adapun tindakan itu secara radikal dapat memengaruhi jalannya bisnis mereka.

Menurut sumber yang mengetahui persoalan ini, lebih dari 1.000 orang telah dipecat dalam beberapa pekan terakhir. Tindakan yang bisa saja berlanjut ini dapat mengakibatkan Binance kehilangan lebih dari sepertiga karyawannya atau sekitar 2.666 orang.

Sebelum gelomang PHK ini, Binance memiliki sekitar 8.000 karyawan di seluruh dunia.

Mundur pada 31 Mei lalu, muncul sebuah rumor mengejutkan bahwa Binance telah memulai gelombang PHK terhadap para karyawannya.

Waktu itu, reporter kripto Colin Wu menjelaskan proporsi PHK yang dilakukan Binance mungkin bisa mencapai sekitar 20% dari total karyawan yang ada. Artinya, jumlah pekerja yang berpotensi terkena badai PHK bisa mencapai sekitar 1.600 orang.

Binance Konfirmasi Lakukan PHK

Menurut mantan karyawan Binance, lebih banyak karyawan yang diberhentikan pada minggu ini. Adapun para karyawan di divisi customer service sangat terpengaruh.

Pemangkasan jumlah karyawan ini dilakukan secara global, termasuk sekitar 3 lusin karyawan di divisi customer service di India.

Seorang juru bicara Binance mengonfirmasi adanya pengurangan karyawan, tetapi menolak untuk mengatakan berapa banyak jumlahnya.

“Sementara kami bersiap untuk siklus bull market besar berikutnya, menjadi jelas bahwa kami perlu fokus pada kepadatan bakat di seluruh organisasi kami. Tujuannya untuk memastikan kami tetap gesit dan dinamis,” kata juru bicara Binance.

Dia menambahkan bahwa ini bukan tentang kasus penyesuaian, melainkan evaluasi ulang apakah Binance memiliki bakat dan keahlian yang tepat dalam sejumlah peran penting.

Potensi Gugatan dari DOJ Membayangi Binance

Disamping tindakan hukum melawan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS, serta sejumlah tindakan keras di beberapa negara di Eropa, tantangan terbesar Binance adalah tentang penyelidikan berkelanjutan dari Departemen Kehakiman (DOJ) AS.

Beberapa pihak telah mengendus bahwa sejumlah eksekutif Binance semakin khawatir DOJ akan mengajukan tuntutan terhadap Binance dan Changpeng ‘CZ’ Zhao selaku pendiri dan CEO perusahaan.

WSJ pada 7 Juli lalu melaporkan bahwa CZ telah menolak untuk menyerahkan kendali di Binance atau menyingkir. Disebutkan bahwa banyak orang di dalam perusahaan ini percaya bahwa keputusan CZ untuk tetap berada di posisinya dapat membuat kelangsungan hidup Binance dipertanyakan.

Di tengah ketakutan akan tindakan DOJ, Binance disebut memutuskan untuk menghilangkan kehadiran fisik apa pun di AS, yang selama ini direpresentasikan dengan kehadiran Binance.US. Mereka konon juga merelokasi atau merumahkan sekitar 15 orang di sana.

Masih pada 7 Juli lalu, CZ menyebut bahwa laporan tentang kepergian sejumlah eksekutif puncak dari crypto exchange terbesar di dunia itu sebagai FUD (Ketakutan, Ketidakpastian, dan Keraguan).

Dalam laporan Fortune waktu itu, Binance disebut sedang dalam kekacauan penuh setelah beberapa eksekutif puncak mereka mengundurkan diri. Fortune mengutip alasannya karena penanganan CZ terkait investigasi yang menimpa perusahaan kripto itu.

Menurut laporan Fortune, penasihat umum, Han Ng; Chief Strategy Officer (CSO), Patrick Hillmann; dan Senior Vice President (SVP) untuk kepatuhan, Steven Christie; memberi tahu CZ bahwa mereka keluar dari Binance.

Kepergian mereka mengikuti keluarnya Matthew Price baru-baru ini, yang bertugas untuk mengawasi divisi investigasi dan intelligence global Binance sejak tahun 2021.

Fortune menyebut keputusan para eksekutif untuk keluar dari Binance mewakili krisis manajemen dan strategis di crypto exchange itu, yang terjadi pada momen ketika perusahaan ini menghadapi tekanan peraturan yang sangat besar.

Situasi terbaru ini juga cenderung meningkatkan tekanan tersebut, mengingat bahwa penyimpangan ini berasal dari unit hukum dan kepatuhan Binance yang paling berhubungan langsung dengan regulator.

Agak serupa dengan penjelasan WSJ, sumber Fortune di Binance yang mengetahui persoalan ini mengatakan bahwa para eksekutif memilih untuk meninggalkan CZ karena tanggapannya dalam penyelidikan yang sedang berlangsung dari DOJ.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori