Lihat lebih banyak

Aksi Peretasan DeFi Kian Marak, BIS Rilis Kerangka Keamanan bagi CBDC

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • BIS susun kerangka kerja khusus untuk jadi pedoman menangkal serangan dunia maya, khususnya bagi CBDC.
  • Kekhawatiran muncul dari pelaku kejahatan yang mengeksploitasi kelemahan dalam mekanisme konsensus dan smart contract.
  • Karena menggunakan teknologi distributed ledger (DLT) dan smart contract, hal itu turut membuat CBDC rentan.
  • promo

Melihat tingginya minat terhadap pemanfaatan mata uang digital bank sentral (CBDC), Bank for International Settlements (BIS) menyusun kerangka kerja khusus untuk menjadi pedoman dalam menangkal serangan dunia maya yang masih menjadi momok bagi banyak pihak.

Berkaca pada masifnya serangan siber yang terjadi di industri kripto, BIS selaku hub bagi inovasi keuangan yang dijalankan oleh bank sentral secara global merasa perlu merilis acuan tersendiri untuk memitigasi terjadinya serangan siber terhadap CBDC.

Dalam sebuah pernyataan, BIS menjelaskan pada akhir tahun 2022 4 yurisdiksi telah merilis CBDC. Sementara ratusan negara lainya tengah melakukan uji coba terhadap proyek mata uang digitalnya.

Memang sampai sekarang belum ada serangan dunia maya yang dilaporkan dilakukan terhadap CBDC. Namun, di sisi lain, di industri keuangan digital, khususnya kripto, serangan demi serangan terus dilakukan oleh pelaku kejahatan secara terus-menerus.

Data dari perusahaan keamanan, de.fi, menyebutkan sampai dengan kuartal II/2023, total kerugian di industri kripto akibat peretasan dan tindak kejahatan lainnya mencapai US$667 juta, dengan US$204,3 juta dihasilkan pada kuartal kedua tahun ini.

Sektor decentralized finance (DeFi) masih menjadi incaran para penjahat untuk mendulang keuntungan ilegal. Pada kuartal II/2023, terdapat 10 kasus penipuan ataupun eksploitasi yang melibatkan DeFi.

“Pelaku kejahatan mengeksploitasi kelemahan dalam mekanisme konsensus dan smart contract yang berpotensi meluas menjadi serangan terhadap crypto exchange dan crypto wallet. Dalam beberapa implementasi CBDC, juga digunakan teknologi distributed ledger (DLT) dan smart contract, yang turut membuat CBDC rentan terhadap serangan yang dilakukan di DeFi,” jelas pihak BIS.

Ke depannya, BIS menyebut CBDC akan dianggap sebagai infrastruktur nasional yang bersifat kritis, seperti sistem real-time gross settlement (RTGS) yang saat ini berlaku. Oleh karena itu, melalui proyek Polaris, BIS berniat membuat kerangka keamanan bagi ban sentral yang saat ini berniat menggenjot pemanfaatan CBDC.

Serangan Terhadap CBDC Berpotensi Mengikis Kepercayaan Publik

Serangan yang terjadi pada CBDC berpotensi mengikis kepercayaan publik terhadap sistem keuangan negara yang lebih luas. Hal itu dikarenakan CBDC tidak ubahnya seperti mata uang resmi yang dikeluarkan oleh bank sentral negara tertentu.

Langkah mengamankan dan membuat tangguh CBDC | Sumber: BIS

Serangan yang terjadi di Denmark dan Bangladesh merupakan bukti bahwa bank sentral juga menjadi sasaran bagi para pelaku kejahatan.

“Keamanan siber dan ketahanan merupakan hal penting untuk mendukung kepercayaan pada sistem CBDC. Sehingga, sistem tersebut bekerja untuk semua orang di masyarakat, kapanpun dan dimanapun,” tambah Kepala Pusat Inovasi BIS Norcik, Beju Shah.

Dalam kerangka keamanan yang baru dirilis, BIS menekankan agar Bank Sentral menjalankan 7 langkah untuk menjalankan sistem CBDC yang aman dan tangguh.

Hal itu mulai dari mengenali kompleksitas dan lanskap ancaman baru yang dibawa oleh sistem CBDC; melakukan adopsi teknologi pendukung modern yang mendukung keamanan dan ketahanan; melakukan identifikasi kemampuan yang perlu dimatangkan; mengidentifikasi kemampuan baru; hingga mencatat kemampuan yang ada untuk dimanfaatkan guna mendorong sistem CBDC.

Dalam hal tersebut, peran bank sentral sangat dikedepankan untuk bisa memperkuat titk akhir bagi retail dan perlindungan terhadap data pengguna untuk mencegah terjadinya kebocoran.

11 Negara Sudah Luncurkan CBDC

Data dari Atlantic Council, disebutkan bahwa sampai saat ini sudah ada 11 negara yang meluncurkan CBDC. Mulai dari Bahama, Jamaica, Anguilla, Nigeria dan 7 negara lain yang berada di wilayah karibia timur.

Di samping itu, terdapat 21 negara tengah memulai pilot project CBDC. Secara total, ada 130 negara yang berminat untuk memulai ataupun sudah menjalankan proyek CBDC.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori