Klaytn Foundation pada hari Selasa (2/1) mengumumkan bahwa mereka menyambut kehadiran tokenisasi emas Gold-Pegged Coin (GPC) dan platform decentralized finance (DeFi) Goldstation yang diusung CREDER ke dalam blockchain mereka.
Sebagai informasi, Klaytn adalah blockchain layer-1 (L1). Adapun GPC akan hadir di platform DeFi Goldstation.
GPC diklaim menandai 2 hal pertama dalam industri tokenisasi real-world asset (RWA). Pertama, itu adalah tokenisasi emas pertama yang tersedia di DeFi di luar ekosistem Ethereum. Selain itu, GPC adalah token yang dipatok ke emas pertama yang tidak membebankan komisi berbasis persentase untuk transaksi.
Kedua, atribut itu memungkinkan GPC untuk benar-benar memberikan manfaat tokenisasi RWA, dengan biaya gas fee blockchain Klaytn yang rendah. Hal ini, dinilai memungkinkan individu dengan modal investasi kecil untuk menambahkan emas ke dalam portofolio mereka tanpa biaya gas fee yang tinggi.
Selain itu, kurangnya biaya berbasis persentase memastikan bahwa perdagangan emas secara on-chain tetap hemat biaya berapa pun jumlah yang ingin ditransaksikan.
James Lim, CEO CREDER, mengatakan bahwa pihaknya akan menciptakan standar baru untuk tokenisasi RWA dengan Klaytn menggunakan kekuatan transparansi. Dia percaya bahwa keuangan Web3 akan mewujudkannya.
Sementara itu, Sam Seo, Direktur Perwakilan Klaytn Foundation, mengaku bahwa pihaknya sangat senang blockchain Kaytn menjadi pilihan untuk tokenisasi emas.
Menangkap Peluang Tokenisasi Logam Mulia
Sementara itu, Goldstation akan memulai layanannya, yang mencakup staking GPC, pada 24 Januari 2024. Saat ini, Goldstation hanya tersedia bagi penduduk Korea Selatan, dengan rencana peluncuran global di masa depan.
Goldstation akan mengubah investasi emas dari yang sebelumnya hanya mengandalkan keuntungan pasar, menjadi peluang menghasilkan pendapatan bunga di DeFi.
Selain itu, Goldstation akan berfungsi sebagai tujuan investasi emas yang sangat efisien dan lebih menguntungkan, berkat kinerja blockchain Klaytn. Saat ini, Goldstation hanya tersedia bagi penduduk Korea Selatan, dengan rencana peluncuran global di masa depan.
Untuk dapat mencetak GPC, pengguna harus terlebih dahulu mengonversi aset emas mereka menjadi non-fungible token (NFT). Hal ini dilakukan melalui The Mining Club, platform yang dioperasikan oleh CREDER.
Tujuannya untuk membuktikan kepemilikan digital unik pengguna atas aset emas asli menggunakan teknologi blockchain.
Setelah aset aset emas pengguna dicatat sebagai NFT, mereka akan dapat menerbitkan GPC di Goldstation dengan menempatkan NFT emas mereka sebagai jaminan.
Seluruh proses tokenisasi emas fisik ke GPC ini dapat dengan mudah dilakukan hanya dengan beberapa klik dengan menghubungkan crypto wallet, seperti Metamask, yang mendukung blockchain Klaytn.
Klaytn Foundation, yang mendukung adopsi blockchain Klaytn, dan CREDER berencana untuk memperluas tawaran tokenisasi RWA ke sejumlah logam mulia lain di masa depan.
Pengusaha Indonesia Juga Tangkap Potensi Tokenisasi Emas
Berdasarkan data CoinGecko, kategori token dengan tokenisasi emas saat ini memiliki market cap atau kapitalisasi pasar mencapai sekitar US$1,06 miliar. Tether Gold (XAUT) dan PAX Gold (PAXG) masih dominan di kategori token ini.
Dalam gelaran konfernesi Coinfest Asia pada Agustus 2023, tim BeInCrypto Indonesia menemukan bahwa antusias pada tokenisasi RWA juga muncul di Tanah Air.
Kala itu, Bitwewe, crypto exchange yang telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), mengaku bahwa mereka berniat me-listing aset kripto Gold Indonesia Republic (GIDR).
GIDR adalah stablecoin yang didukung dengan emas asli seperti yang saat ini telah dilakukan XAUT dan PAXG.
Proyek stablecoin emas asal Indonesia ini diterbitkan oleh Blocktogo yang bermitra dengan PT Pegadaian (yang merupakan Badan Usaha Milik Negara / BUMN Indonesia) sebagai kustodian dalam penerbitan GIDR.
Salah satu dari sekian banyak utilitas GIDR termasuk memungkinkan para holder untuk dapat menukarkan aset kripto yang mereka miliki menjadi emas asli di Pegadaian. Menurut rencana, GIDR yang diterbitkan di Polygon, layer-2 (L2) Ethereum, ini akan resmi diluncurkan pada sekitar akhir tahun 2023.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.