Pergerakan harga Bitcoin selama Ramadan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren menarik. Data historis menunjukkan bahwa sejak Ramadan 2021 hingga 2024, harga BTC mengalami koreksi. Besarannya bervariasi, mulai dari single digit hingga double digit. Namun Bos Indodax, Oscar Darmawan melihat pada tahun ini terdapat dinamika berbeda di pasar aset digital.
Melalui keterangan resmi, Oscar menjelaskan, koreksi yang terjadi selama Ramadan di beberapa waktu lalu bukan hanya karena faktor musiman. Melainkan juga mendapat pengaruh dari psikologi pasar yang berubah selama Ramadan.
“Setiap tahun, kami mengamati pola bahwa minat investor ritel terhadap kripto sedikit berkurang selama Ramadan. Sehingga dapat memicu tekanan jual lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya,” jelas Oscar.
Lebih jauh menurutnya, faktor tersebut seringkali diperkuat oleh tren historis yang menciptakan ekspektasi penurunan harga di kalangan investor. Sehingga mendorong aksi profit taking sebelum Ramadan tiba.
Namun memasuki Ramadan 2025. pasar kripto menghadapi dinamika yang berbeda. Harga jawara kripto itu sempat mengalami lonjakan tajam ke kisaran US$90.000, sebelum akhirnya melorot dan berada di bawah US$80.000.
Pada perdagangan hari ini, harga BTC sudah kembali berada di kisaran US$82.000, yang merefleksikan koreksi 4,2% dalam 24 jam terakhir dan 11% di 7 hari ke belakang.
Fluktuasi harga yang terjadi merupakan imbas dari sentimen yang berhubungan dengan rencana Presiden AS, Donald Trump untuk membentuk cadangan kripto nasional.
Pergerakan Kripto Semakin Terkait dengan Kebijakan Makroekonomi
Selain itu tambah Oscar, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor utama yang memberikan pengaruh terhadap volatilitas harga aset kripto. Kebijakan baru AS yang menaikkan tarif impor untuk Kanada dan Meksiko sebesar 25% membuat pasar menjadi tidak pasti.
“Kebijakan ekonomi suatu negara, apalagi negara besar seperti AS, bisa berdampak pada arus modal global, termasuk yang mengalir ke aset kripto. Investor perlu memahami bahwa kripto semakin erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi makro,” tambah Oscar.
Ia mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi tantangan utama. Apalagi, jika ternyata hasil pertemuan dari White House Crypto Summit tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Oleh karena itu, Oscar menyarankan untuk tetap berpegang pada prinsip manajemen risiko yang baik. Ia menekankan pentingnya strategi diversifikasi portofolio agar investor tidak terlalu bergantung pada pergerakan harga Bitcoin semata.
Bagaimana pendapat Anda tentang sentimen yang memengaruhi pergerakan Bitcoin selama Ramadan 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
