Oscar Darmawan, CEO dari crypto exchange Indodax, menyampaikan pandangannya terkait fase The Merge yang bakal berlangsung pada jaringan Ethereum dalam waktu dekat.
Transisi jaringan Ethereum (ETH) dari konsensus proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS) tinggal menghitung hari. Rencananya aksi yang disebut sebagai The Merge itu akan dilakukan pada pertengahan September tahun ini.
Beberapa pihak pun mulai mengemukakan spekulasinya terkait kondisi pasar pasca terjadinya The Merge. Seperti bos Indodax, Oscar Darmawan, misalnya. Oscar mengungkapkan bahwa The Merge akan membuat transaksi menjadi lebih efisien. Hal itulah yang akan membuat harga ETH menjadi lebih baik.
Pasca The Merge, permintaan ETH bahkan disebut bakal menjadi lebih tinggi, sehingga pada akhirnya dapat membuat harga ETH pun ikut melonjak. Secara sederhana, alur seperti itu selaras dengan hukum ekonomi; ketika permintaan tinggi dan pasokan rendah, maka harga akan naik.
“Adanya perubahan pada protokol Ethereum, membuatnya memiliki beberapa keuntungan seperti penggunaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, berbeda dengan konsensus yang selama ini berjalan, yakni proof-of-work,” ungkapnya dalam keterangan resmi.
Kemudian, Oscar menjelaskan lebih lanjut bahwa untuk memperoleh ETH, investor bisa mendapatkannya dengan cara mining, seperti Bitcoin (BTC). Namun, mekanisme proof-of-work diklaim membutuhkan energi listrik yang besar, karena alat penambang ETH membutuhkan spesifikasi komputer tinggi dan mining rig yang komplit, serta listrik yang besar.
Sementara itu, lewat mekanisme proof-of-stake, investor yang ingin mendapatkan ETH bisa melakukannya dengan cara staking. Metode itu dinilai jauh lebih sederhana dan ramah lingkungan. Hal itulah yang digadang-gadang akan membuat harga ETH melambung, lantaran proses untuk mendapatkannya menjadi lebih mudah dan hemat.
CEO Indodax Akui Rumitnya Proses The Merge
Sebagaimana kita ketahui, upgrade Ethereum 2.0 terbagi dalam tiga fase. Sang CEO Indodax mengakui bahwa proses yang berjalan cukup rumit, lantaran pengembang harus merombak mekanisme konsensusnya sendiri. Terlebih lagi, Ethereum bukan hanya sekadar koin kripto, melainkan jaringan blockchain yang banyak dimanfaatkan untuk hal lain; seperti NFT ataupun token-token lain yang berjalan di atas jaringannya.
“Fase pertama upgrade ini diperkenalkan pada bulan Desember 2020 lalu dan berjalan paralel dengan main chain Ethereum yang disebut dengan Mainnet. Fase ini merupakan fase peluncuran Beacon Chain. Fase kedua, yaitu fase The Merge di mana Mainnet dan Beacon Chain digabungkan dan jaringan Ethereum pun mulai beroperasi menggunakan mekanisme Proof-of-Stake (PoS),” jelas Oscar.
Fase ketiga sekaligus fase terakhir dari Ethereum 2.0 disebut dengan sharding. Kemungkinan besar, fase tersebut akan diluncurkan pada tahun 2023. Ketika sharding telah terjadi, Ethereum akan dapat menangani ribuan transaksi per detiknya.
Dengan adanya sharding, tentu Oscar berharap berpengaruh pada penurunan gas fee. Karena, selama ini, tingginya harga gas fee merupakan kekurangan dari jaringan Ethereum itu sendiri.
Secara Jangka Panjang, Harga ETH Terus Positif
Melihat pergerakan harga ETH selama tiga tahun terakhir, harus diakui bahwa terjadi volatilitas yang sangat tinggi. Namun, jika dilihat secara jangka panjang, progresnya cukup mengesankan.
Tengok saja, berdasarkan data Coinmarketcap, harga ETH di awal tahun 2019 masih berada di level US$140,82. Lalu, pada perdagangan hari ini (9/9) ETH sudah bertengger di kisaran US$1.717,26. Hal itu membuktikan bahwa dalam kurun waktu 3 tahun, terlepas dari volatilitas yang ada, ETH sukses terbang hingga lebih dari 10 kali lipat.
“Pada tahun 2021, Ethereum menunjukkan tren yang positif dengan mengalami all time high lebih dari satu kali. Saya yakin, dengan perubahan yang dibuat oleh Ethereum, harga kripto ini pun akan naik secara bertahap, karena aset kripto tersebut masih menjadi pilihan utama dalam berinvestasi aset kripto. Harapan saya, momentum The Merge bisa dimanfaatkan trader aset kripto untuk mendapatkan profit. Karena di kemudian hari pun akan berpotensi naik,” jelas Oscar.
Meski demikian, tidak ada yang bisa menjamin bagaimana kondisi harga ETH pasca The Merge, terutama perihal fork yang akan dijalankan.
Beberapa pihak menduga, jika fork dilakukan pasca The Merge, maka bisa mengganggu likuiditas, sebab akan mendorong investor untuk menarik token ETH dan menukarnya dengan token baru hasil fork.
Sementara itu, pandangan optimistis menyebutkan bahwa pasca The Merge, nilai ETH bakal meningkat, karena pasokan Ethereum secara keseluruhan menyusut.
Bagaimana pendapat Anda tentang pandangan CEO Indodax terkait The Merge dan harga ETH? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.