Trusted

CEO TRON dan Ripple Bersaing Incar Akuisisi Aset FTX Pasca Bangkrut

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEO Tron, Justin Sun, mengatakan kepada wartawan di Singapura bahwa ada sebuah tim yang saat ini sedang bertugas mengevaluasi seluruh aset FTX.
  • CEO Ripple, Brad Garlinghouse, sebelumnya juga menunjukkan minatnya untuk membeli aset bursa tersebut.
  • Sidang perdana kebangkrutan FTX telah dimulai hari ini di Delaware.
  • promo

Usai FTX mengajukan kebangkrutan pada November 2022 lalu, CEO TRON, yaitu Justin Sun, resmi bergabung dengan jajaran bos-bos perusahaan kripto yang saat ini mengincar aset-aset dari bursa tersebut.

Dalam pernyataan yang ia sampaikan kepada wartawan, Sun mengonfirmasi bahwa sejumlah rekanannya sedang menyelidiki aset-aset milik FTX. Akan tetapi, Sun juga mengakui bahwa aset tersebut kemungkinan masih butuh waktu lagi sebelum akhirnya bisa memasuki fase lelang.

Justin Sun Ikuti Jejak Bos Ripple Incar Akuisisi Aset FTX

Justin Sun menjadi CEO perusahaan kripto kedua yang tertarik dengan aset dari salah satu bagian kerajaan kripto milik Sam Bankman-Fried yang sudah tidak beroperasi itu. Sebelum FTX mengajukan kebangkrutan pada 11 November 2022, CEO Ripple, Brad Garlinghouse, juga telah memperlihatkan ketertarikannya untuk membeli saham FTX di perusahaan lain beserta bisnis-bisnis institusionalnya. Meski begitu, ia juga tidak bisa menepis fakta bahwa pengajuan kebangkrutan FTX berpotensi akan mempersulit proses akuisisi sahamnya.

Di samping itu, ternyata Ripple juga menawarkan lowongan pekerjaan kepada para eks karyawan FTX. Dengan syarat, para pelamar bukan datang dari departemen kepatuhan, keuangan, atau etika ketika bekerja di FTX dulu.

Sedangkan, sebelum mengajukan kebangkrutan, FTX sempat menandatangani perjanjian dengan Tron. Kesepakatan itu bertujuan untuk membantu pelanggannya menukar token yang terafiliasi dengan ekosistem TRON; seperti TRX, BTT, JST, SUN, dan HT yang tersimpan di FTX ke self-custodian wallet.

Kisah Justin Sun yang Bermula di Cina

Justin Sun mengatakan bahwa kegagalan FTX akan menyurutkan antusiasme terhadap aset kripto di Amerika Serikat.

Sebenarnya, CEO TRON sendiri memiliki sejarah yang panjang dan menarik; seperti yang tercantum pada laporan The Verge bulan Maret 2022 lalu. Awalnya, CEO tersebut telah meloloskan diri secara sembunyi-sembunyi dari larangan Cina terkait initial coin offering (ICO) pada tahun 2017. Kemudian, dia pergi ke pantai San Francisco yang cerah. Padahal sebelum itu, Justin Sun telah meluncurkan ICO untuk TRX.

Kemudian, dia juga bergabung dalam bursa kripto Poloniex untuk berinvestasi di dalamnya. Langkah ini menjadi tanda kontribusinya bersama investor lain untuk membeli perusahaan tersebut dari Circle, yang merupakan perusahaan penerbit stablecoin.

Menurut The Verge, software yang beroperasi untuk Poloniex ditulis tidak seperti software pada umumnya. Pasalnya, tercatat ada sejumlah pelanggan yang menyetorkan Bitcoin ke dalam wallet Tether, yang kemudian para insinyur menemukan bahwa jumlahnya bernilai sekitar US$20 juta. Dana tersebut statusnya tersembunyi dalam celah digital atau “digital crevices.” Pada akhirnya, dana tersebut mendarat di communal wallet Poloniex, begitu bunyi laporan dari The Verge.

Selain itu, meskipun Justin Sun diduga menyebut kripto yang hilang itu sebagai “300 bitcoin saya,” tidak ada bukti akurat yang menunjukkan bahwa uang itu termasuk ke dalam kekayaan pribadinya. Terkait hal ini, menurut laporan Bloomberg, jumlah kekayaan Justin Sun sendiri saat ini bernilai US$25 miliar.

Mengomentari kasus ini, salah seorang profesor UCLA, Andrew Verstein, mengatakan, “Mengonversi dana pelanggan untuk kepentingan pribadi jelas adalah [tindakan] kejahatan.”

Meskipun demikian, faktanya Justin Sun masih tetap menjadi salah satu tokoh kontroversial di industri kripto. Menurut laporan, dia juga telah memperbaiki pelanggaran antara pihaknya dengan Partai Komunis Cina. Strategi yang ia lakukan yaitu dengan cara memimpin inisiatif akademis dalam pengembangan blockchain.

Di saat yang sama, ketika Sun ditunjuk sebagai penasihat, dia juga dilaporkan telah mengakuisisi total sebanyak 60% saham Huobi. Sebagai informasi, bursa kripto tersebut kala itu tercatat berhasil membukukan aktivitas sebanyak US$300 juta per harinya. Selain itu, sejumlah pihak yang mengetahui perkembangan tersebut juga mengatakan kepada Bloomberg bahwa dia merahasiakan namanya dari kesepakatan apa pun demi menghindari perselisihan dengan pemerintah Cina. Namun, Sun membantah tuduhan itu.

Sam Bankman-Fried Mencari Cara untuk Selamatkan Nasib FTX

Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried, kemungkinan akan menghadapi tuntutan pidana di AS setelah muncul tudingan bahwa dia telah meminjamkan dana pelanggan ke perusahaan trading saudaranya, Alameda Research. Tampaknya, Bankman-Fried saat ini tengah bersembunyi di kawasan Bahama. Sementara itu, sidang perdana kebangkrutan FTX di AS berlangsung di Delaware pada 22 November 2022.

Walau demikian, menurut laporan yang ada, SBF masih berusaha mengumpulkan dana untuk bisa menyelamatkan FTX sebagai pihak ketiga, karena dia bukan lagi CEO perusahaan tersebut. Setelah pengajuan kebangkrutan FTX, John Ray bertugas menggantikan posisi Bankman-Fried. Ray sendiri telah memiliki sepak terjang mumpuni terkait kasus kebangkrutan.

Bagaimana pendapat Anda tentang kedua CEO perusahaan kripto tersebut yang lagi mengincar akuisisi saham FTX? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori