Lihat lebih banyak

Kehilangan US$3,7 Miliar Sebelum Tahun 2022, Mungkinkah Semua Profitabilitas FTX Group adalah Fiksi?

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hampir semua orang menganggap bahwa FTX Group sangat menguntungkan.
  • Namun, siapa sangka, ternyata kerajaan kripto SBF sebelumnya mengalami kerugian besar.
  • Pengembalian pajak FTX Group pada 2021 secara kolektif tunjukkan sisa kerugian operasi bersih sebesar US$3,7 miliar.
  • promo

Sebelum kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) mengalami kehancuran dahsyat, hampir semua orang menganggap crypto exchange FTX dan perusahaan perdagangan kripto kuantitatif Alameda Research yang dia pimpin sangat menguntungkan. Namun, siapa sangka, ternyata kerajaan kripto SBF sebelumnya mengalami kerugian besar.

Dalam dokumen kebangkrutan FTX Group yang terbit pada 19 November kemarin, manajemen baru mengungkapkan bahwa pengembalian pajak entitas pada tahun 2021 secara kolektif menunjukkan sisa kerugian operasi bersih sebesar US$3,7 miliar.

Itu berarti, bisnis FTX Group, yang terutama terdiri dari Alameda Research yang didirikan pada 2017 dan FTX yang diluncurkan pada 2019 telah membukukan kerugian operasi bersih federal yang terbawa setidaknya US$3,7 miliar sejak awal.

Kerugian besar ini dinilai membingungkan karena 2 alasan utama. Pertama, ini bertentangan dengan citra yang digambarkan SBF tentang perusahaannya. Kedua, temuan ini melawan tren pada tahun 2021 yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi industri kripto.

Bertolak Belakang dari Citra FTX Group Selama Ini

SBF tercatat telah mengumbar banyak pernyataan di publik tentang keuangan perusahaannya. Pada Oktober 2021, dia memberitahu Forbes bahwa Alameda menghasilkan laba US$1 miliar pada tahun 2020.

Kemudian, hasil keuangan FTX yang bocor dan dilaporkan oleh CNBC pada Agustus 2022 mencatatkan pendapatan lebih dari US$1 miliar pada tahun 2021 dengan laba bersih US$388 juta.

Forbes dalam laporannya yang terbit pada hari Senin (21/11) mencatat SBF berulang kali mengatakan dalam wawancara Bloomberg bahwa FTX menguntungkan.

Namun, berdasarkan pengembalian pajak perusahaan yang didirikan oleh SBF, hal tersebut justru menunjukan bahwa itu tidak benar. Dokumen itu tidak merinci berapa banyak dari US$3,7 miliar kerugian sisanya yang berasal dari setiap tahun. Namun, pada tahun 2021, ketika Bitcoin naik sekitar 60%, adalah tahun yang sangat fantastis bagi sebagian besar perusahaan kripto.

Mungkinkah Semua Profitabilitas FTX Group adalah Fiksi?

Akumulasi kerugian Alameda tampaknya telah mendorong seseorang dalam operasi bisnis kerajaan kripto SBF untuk mentransfer dana pelanggan secara tidak benar dari FTX ke Alameda. Hal ini merupakan sebuah keputusan yang membuat FTX rentan terhadap penarikan secara massal yang memicu kebangkrutan mereka yang mendadak.

Teori terkemuka tentang mengapa Alameda kehilangan begitu banyak dana berkisar dari taruhan besar yang salah hingga memiliki catatan akuntansi yang buruk.

Teori-teori ini mungkin menjelaskan mengapa Alameda kehilangan uang pada tahun 2022 ketika market kripto terpukul, tetapi kerugian hingga tahun 2021 tetap menjadi misteri besar.

Steve Rosenthal, seorang pengacara pajak dan rekan senior di Pusat Kebijakan Pajak Urban-Brookings, menyatakan dari sudut pandang akuntansi, tidak jelas apakah kerugian operasional bersih sebesar US$3,7 miliar dari FTX Group telah terealisasi, atau apakah kerugian tersebut mewakili potret bisnisnya dan nilai asetnya pada saat itu.

Bila SBF menggunakan pendekatan akuntansi mark-to-market, maka itu akan mewakili kerugian di atas kertas pada saat itu, yang tetap saja masih menakjubkan.

Terkait hal ini, Steve Rosenthal menegaskan, “Mungkin semua profitabilitasnya [FTX Group] adalah fiksi.”

CEO Baru FTX Kecam Tata Kelola Perusahaan di Tangan SBF

CEO FTX yang baru, John J. Ray III, mengecam manajemen pendiri dari perusahaan itu yang dulunya dipimpin oleh Sam Bankman-Fried (SBF).

Dia mengatakan laporan keuangan crypto exchange yang mengalami kehancuran total itu ‘tidak dapat dipercaya’. Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa perusahaan yang pernah bernilai US$32 miliar itu tidak memiliki kontrol internal yang signifikan.

John J. Ray III, seorang profesional kebangkrutan veteran yang mengawasi likuidasi Enron, mengatakan dalam pengajuan dokumen pengadilan kebangkrutan FTX Group pada hari Kamis (17/11) bahwa entitas itu adalah kasus kegagalan perusahaan terburuk yang pernah dia lihat dalam lebih dari 40 tahun karirnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori