Trusted

Sengkarut dengan SEC Masih Bergulir, CFO Ripple malah Umumkan Resign

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Chief Financial Officer (CFO) Ripple, Kristina Campbell, secara resmi telah meninggalkan posisinya di perusahaan per Oktober ini.
  • Menurut unggahan di Linkedin, Campbell mengumumkan bahwa kini ia menjabat sebagai CFO di perusahaan kesehatan virtual bernama Maven Clinic.
  • Aksi tersebut memancing spekulasi dari banyak pihak, karena kepergian Campbell terjadi di saat seteru Ripple dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) masih berlanjut.
  • promo

Chief Financial Officer (CFO) Ripple, Kristina Campbell, secara resmi telah meninggalkan posisinya di perusahaan per Oktober ini.

Kristina Campbell kini diketahui menempati posisi yang sama di perusahaan kesehatan virtual bernama Maven Clinic. Aksi tersebut memancing spekulasi dari banyak pihak, karena kepergian Campbell terjadi di saat seteru Ripple dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) masih berlanjut.

Hal lain yang menimbulkan tanya adalah tidak adanya informasi resmi yang dipaparkan oleh Ripple terkait hengkangnya Campbell. Informasi resmi terkait pengunduran diri Campbell hanya disampaikan lewat akun LinkedIn pribadinya.

Kristina Campbell mengumumkan resign dari posisi sebagai CFO Ripple dan pindah ke Maven Clinic | Sumber: LinkedIn

Terkait pengunduran dirinya dari Ripple, Campbell hanya mengatakan bahwa Maven Clinic merupakan industri yang berbeda dari sektor yang selama ini digelutinya.

“Industri kesehatan sekarang sudah teregulasi dengan baik seperti fintech, tetapi tetap itu adalah hal baru bagi saya,” jelasnya.

Sampai saat ini, Ripple juga belum mengumumkan pihak mana yang ditunjuk untuk menggantikan posisi Campbell dalam menakhodai divisi keuangan perusahaan. Padahal, dalam sengkarut hukum yang masih membelit Ripple, posisi CFO merupakan formasi strategis yang mampu memainkan peran vital perusahaan.

Posisi Ripple di Atas Angin dalam Kasus Melawan SEC

Terlepas dari kabar tersebut, posisi Ripple saat ini sedang di atas angin. Perusahaan berhasil mendapatkan sentimen positif, lantaran Hakim Analisa Torres menolak upaya SEC untuk mengajukan banding terhadap putusan sebelumnya.

Dalam keterangannya di bulan lalu, Hakim Torres menyebut SEC gagal memenuhi aspek untuk menunjukkan bahwa terdapat masalah hukum ataupun alasan kuat yang memperlihatkan perbedaan pendapat dari putusan hakim sebelumnya.

Namun demikian, hal itu hanya bersifat sementara. Pasalnya, Hakim Torres menetapkan pada tanggal 24 April 2024 nanti, sidang lanjutan untuk permasalahan lainnya antara SEC dan Ripple akan digelar kembali.

Partner di firma hukum Hogan & Hogan, Jeremy Hogan, menambahkan saat hakim menolak banding, SEC memiliki hak 100% untuk mengajukan kasus itu kembali setelah kasus selesai. Hal itu akan terjadi saat putusan akhir persidangan.

Walau demikian, Hogan mengatakan SEC tetap tidak memiliki pilihan yang bagus untuk dilakukan. Saat persidangan di April mendatang, hanya ada peluang 39,45% dari hakim untuk menyisakan bagian tersulit dari kasus ini untuk diadili.

“Sementara jika SEC diadili, banding atas kasus tersebut tidak akan diajukan hingga tahun 2025 mendatang. Bahkan, jika SEC menang dalam banding yang diajukannya, kemungkinan besar kasus tersebut akan tetap dibatalkan, dan akan dikembalikan ke Hakim Torres untuk proses litigasi lebih lanjut,” jelas Hogan.

Sedang Gencar Ekspansi

Meskipun berbagai permasalahan menderanya, Ripple tetap getol melebarkan sayap bisnis perusahaan. Pada Oktober kemarin, perusahaan mengumumkan keberhasilannya mendapatkan lisensi penuh MPI dari Otoritas Moneter Singapura (MAS). Izin tersebut membuat Ripple lebih leluasa untuk menyediakan token pembayaran digital bagi investor di Negeri Singa.

Chief Executive Officer (CEO) Ripple, Brad Garlinghouse, menyebut bahwa Singapura merupakan lokasi ideal bagi lembaga keuangan yang ingin memanfaatkan kekuatan kripto dalam skema pembayaran lintas batas.

“Sejak menjadikan Singapura sebagai kantor pusat untuk wilayah Asia Pasifik, negeri ini sangat berperan bagi bisnis global Ripple,” tutur Garlinghouse.

Selain itu, Garlinghouse juga menggarisbawahi kejelasan aturan yang ditawarkan Singapura sebagai kontributor utama dalam dalam memantik masuknya investasi dari banyak entitas. Di saat beberapa negara mengerem laju inovasi aset digital, Singapura masih maju, namun tetap mengantisipasi hal yang tidak bisa dihindari di masa depan.

Bagaimana pendapat Anda tentang keputusan Kristina Campbell untuk resign dari posisinya sebagai CFO Ripple? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori