Lihat lebih banyak

CFTC Gugat Mantan CEO Voyager dengan Tuduhan Penipuan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CFTC Amerika Serikat menggugat Stephen Ehrlich, mantan CEO Voyager, atas skema penipuan dan tidak mendaftarkan perusahaan ke pihaknya.
  • Voyager dan Stephen Ehrlich dituduh berbohong kepada para pelanggan, dengan terus berbohong untuk menyembunyikan kesehatan keuangan perusahaan yang sebenarnya.
  • Dalam tindakan paralel, Komisi Perdagangan Federal (FTC) AS mengumumkan penyelesaian dengan Voyager yang secara permanen melarangnya untuk menangani aset konsumen.
  • promo

Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa mereka menggugat Stephen Ehrlich, co-founder dan mantan CEO Voyager. Dalam pengumuman yang disampaikan pada hari Kamis (12/10) itu, mereka menuduh Ehrlich melakukan skema penipuan dan tidak mendaftarkan perusahaannya ke komisi tersebut.

Voyager dan Stephen Ehrlich dituduh berbohong kepada para pelanggan. Kemudian, ketika Voyager mulai bangkrut, mereka terus berbohong sebagai upaya untuk menyembunyikan kesehatan keuangan perusahaan yang sebenarnya.

“Meskipun menyatakan bahwa mereka akan memperlakukan komoditas aset digital pelanggan dengan aman dan bertanggung jawab, di balik layar, Voyager mengambil risiko yang sangat ceroboh terhadap aset pelanggan mereka. Hal itu menyebabkan kebangkrutan Voyager dan kerugian pelanggan yang besar,” kata Direktur Penegakan CFTC, Ian McGinley.

CFTC Tuduh Ehrlich dan Voyager Beri Gambaran yang Menyesatkan

Dari Februari 2022 hingga Juli 2022, Stephen Ehrlich dan Voyager dituduh terlibat dalam skema untuk menipu pelanggan dengan memberikan gambaran yang keliru tentang keselamatan dan kesehatan finansial platform Voyager.

Stephen Ehrlich diduga menjanjikan imbal hasil (yield) yang tinggi kepada pelanggan Voyager, terkadang hingga 12%. Dalam upaya menghasilkan pendapatan tersebut untuk membayar yield kepada pelanggan, dia dan Voyager mengumpulkan dana pelanggan dan mentransfer aset digital pelanggan senilai miliaran dolar AS (USD) sebagai pinjaman kepada pihak ketiga yang berisiko tinggi.

Adapun pihak yang dimaksud termasuk Alameda Research, market maker kripto yang terafiliasi dengan crypto exchange FTX. Dalam dokumen kebangkrutan Voyager pada Juli 2022, Voyager menunjukkan bahwa Alameda berutang senilai US$376,78 juta.

Bila dihitung secara keseluruhan, total kewajiban pinjaman (total loan obligations) dari para loan counterparty kepada Voyager mencapai US$1,12 miliar.

Selain Alameda, para pihak yang meminjam ke Voyager adalah Three Arrows Capital (3AC) senilai US$654,19 juta; Genesis Global Trading (US$17,55 juta); Wintermute (US$27,34 juta); Galaxy Digital (US$34,42 juta); dan entitas afiliasi Jump Trading, yaitu Tai Mo Shan (US$13,77 juta).

Voyager Dilarang secara Permanen untuk Tangani Dana Pelanggan

Dalam tindakan paralel, Komisi Perdagangan Federal (FTC) AS mengumumkan penyelesaian dengan Voyager yang secara permanen melarangnya untuk menangani aset konsumen.

FTC juga mendakwa Stephen Ehrlich karena berbohong tentang apakah rekening pelanggan diasuransikan oleh Federal Depository Insurance Corporation (FDIC), selaku lembaga penjamin simpanan di AS. Padahal, sebenarnya tidak.

Sejauh ini, Stephen Ehrlich belum menyetujui penyelesaian dengan FTC. Oleh karena itu, kasus terhadapnya akan diajukan ke pengadilan federal AS.

Aksi CFTC terhadap Voyager dan Stephen Ehrlich datang seminggu setelah Bloomberg pada 6 Oktober lalu melaporkan bahwa penyelidik di agensi itu menyimpulkan bahwa Stephen Ehrlich melanggar aturan menjelang kebangkrutan Voyager. 

Staf CFTC di divisi penegakan hukum merekomendasikan agar instansinya menuduh Stephen Ehrlich melanggar aturan derivatif dengan menyesatkan pelanggan tentang keamanan aset mereka.

Hanya Punya US$629,8 Juta untuk Penuhi Klaim Kreditur

Pada 5 Juli 2022, Voyager mengajukan kebangkrutan setelah berutang lebih dari US$1,7 miliar kepada pelanggan di AS.

Kini, Voyager adalah yang pertama dari serangkaian perusahaan kripto yang bangkrut pada tahun 2022, yang mulai mengembalikan aset kepada para kreditur dan pelanggan mereka.

Pada bulan April tahun ini, Binance.US mengakhiri kesepakatan untuk membeli aset Voyager. Penolakan terkait kesepakatan itu dari sejumlah pihak, termasuk dari regulator AS, mengurangi besaran dana yang dapat dipulihkan kepada para pelanggan.

Adapun Voyager didirikan pada tahun 2018 dan berkembang pesat, mencapai puncaknya dengan memiliki 3,5 juta pelanggan dan aset kripto senilai US$6 miliar.

Dalam perkembangan kebangkrutan terkini, Voyager hanya memiliki sekitar US$629,8 juta untuk memenuhi klaim akun yang mencapai sekitar U$1,76 miliar. Para pihak akan menerima 35,72% dalam pemulihan distribusi awal, dan berpotensi mencapai 63,74% potensi pemulihan, jika Voyager memenangkan sengketa dengan FTX Group.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori