Lihat lebih banyak

Pelanggan Voyager Terkena Penipuan dalam Proses Pemulihan Dana, Hakim: Ini Memalukan

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Voyager Digital mungkin telah diretas atau terjadi insiden penipuan saat membuka kembali platform kripto mereka.
  • Sejumlah pelanggan Voyager telah terkena berbagai penipuan yang dirancang untuk mendapat akses crypto wallet mereka.
  • Terkait insiden ini, Hakim Kebangkrutan AS, Michael Wiles, yang menangani kasus Voyager mengatakan bahwa ini memalukan.
  • promo

Voyager Digital, perusahaan kripto yang telah bangkrut, mungkin telah diretas atau terjadi insiden penipuan saat membuka kembali platform kripto mereka.

Dalam perkembangan proses kebangkrutannya, Voyager membuka kembali platform mereka selama 30 hari untuk memungkinkan para pelanggan memulihkan aset mereka yang tersisa. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari proses likuidasi yang diawasi pengadilan Amerika Serikat (AS).

Selama kesempatan ini, para pelanggan Voyager secara total dapat menarik aset sekitar US$490 juta atau hampir 80% dari yang tersedia.

Dalam laporan Bloomberg pada hari Selasa (1/8), tidak dijelaskan secara rinci periode penarikan dan tanggal peretasan atau penipuan dalam proses pemulihan dana.

Namun, Voyager diketahui telah membuka kembali penarikan untuk pelanggan pada sekitar 23 Juni lalu. Memang, data yang tersedia di Dune Analytics menunjukkan bahwa telah terjadi penarikan besar-besaran pada sekitar akhir Juni dan awal Juli lalu.

Hakim Kebangkrutan Voyager: Ini Memalukan

Pengacara kebangkrutan Voyager, Darren Azman, mengatakan kepada hakim di pengadilan bahwa ada kemungkinan telah terjadi pelanggaran di Voyager. Potensi peretasan atau penipuan itu telah dilaporkan ke lembaga penegak hukum dan sedang diselidiki.

Darren Azman mengatakan bahwa sejumlah pelanggan Voyager telah terkena berbagai penipuan yang dirancang untuk mendapat akses crypto wallet mereka.

Biasanya, para penipu membuat situs web palsu yang membuat sejumlah pelanggan Voyager percaya bahwa itu dapat meningkatkan pembayaran yang mereka terima dengan menautkan crypto wallet non-Voyager ke akun baru. Setelah akun baru dibuat, crypto wallet non-Voyager milik pelanggan dikuras oleh penipu.

Pengacara kebangkrutan Voyager memperkirakan sangat sedikit pelanggan yang terkena penipuan dalam proses pemulihan dana. Namun, tetap saja ada beberapa korban. Muncul rumor bahwa Voyager telah diretas dengan tujuan untuk mendapatkan data para pelanggan.

Terkait insiden ini, Hakim Kebangkrutan AS, Michael Wiles, yang menangani kasus Voyager mengatakan bahwa ini memalukan.

“Saya tidak tahu harus berkata apa, setelah semua yang telah dilalui oleh para pelanggan Voyager,” katanya.

Beberapa orang di komunitas kripto pun menertawakan kabar potensi peretasan di Voyager atau sejumlah pelanggan yang mungkin telah mengalami penipuan.

Voyager Hanya Punya US$629,8 Juta untuk Penuhi Klaim

Sebagai pengingat, Voyager adalah yang pertama dari serangkaian perusahaan kripto yang bangkrut pada tahun 2022, yang mulai mengembalikan aset kepada para kreditur dan pelanggan mereka.

Pada April lalu, Binance.US mengakhiri kesepakatan untuk membeli aset Voyager. Penolakan dari sejumlah pihak, termasuk dari regulator AS, mengurangi besaran dana yang dapat dipulihkan kepada para pelanggan.

Voyager didirikan pada tahun 2018 dan berkembang pesat, mencapai puncaknya dengan memiliki 3,5 juta pelanggan dan aset kripto senilai US$6 miliar.

Saat ini, Voyager hanya memiliki sekitar US$629,8 juta untuk memenuhi klaim akun yang mencapai sekitar U$1,76 miliar. Para pihak akan menerima 35,72% dalam pemulihan distribusi awal, dan berpotensi mencapai 63,74% potensi pemulihan jika Voyager memenangkan sengketa dengan FTX Group.

Aset Voyager Sempat Berpotensi Dibeli FTX dan Binance.US

Voyager mengajukan kebangkrutan pada Juli 2022. Awalnya, mereka berencana menjual asetnya ke afiliasi crypto exchange FTX. Pada 26 September 2022, FTX.US diumumkan sebagai pemenang lelang aset Voyager dengan tawaran bernilai sekitar US$1,42 miliar.

Namun, kesepakatan itu dibatalkan seiring runtuhnya kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) pada November 2022. Atas hal itu, Voyager membuka kembali proses lelang atas aset mereka, yang lantas dimenangkan oleh Binance.US.

Pihak Voyager mengumumkan pada 19 Desember 2022 bahwa mereka akan menjual aset bernilai US$1,02 miliar kepada Binance.US. Bergulir pada 30 Desember 2022, sudah muncul potensi bahwa niat Binance.US untuk mengakuisisi aset Voyager dapat dibatalkan oleh tinjauan keamanan nasional AS.

Terkait kesepakatan yang batal dengan Binance, pihak Voyager mengatakan pada 25 April lalu bahwa, “Kami menerima surat dari Biannce.US yang mengakhiri perjanjian pembelian aset. Meskipun perkembangan ini mengecewakan, rencana restrukturisasi kami memungkinkan distribusi langsung uang tunai dan kripto ke pelanggan melalui platform kami.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori