Usai pemerintah Hong Kong pada hari Senin (20/2) menerbitkan proposal regulasi untuk mengatur crypto exchange termasuk apakah mengizinkan menyediakan layanan bagi investor ritel, kini muncul kabar bahwa pemerintah Cina daratan di Beijing mungkin secara halus mendukung gagasan itu.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada hari Selasa (21/2), perwakilan dari Kantor Penghubung Cina sering menjadi tamu dalam pertemuan kripto di Hong Kong selama beberapa bulan terakhir.
Pertemuan berlangsung bersahabat, dengan pejabat dari Cina memeriksa perkembangan, meminta laporan, dan dalam beberapa kasus melakukan panggilan tindak lanjut. Perwakilan dari Cina disebut melaporkan temuan mereka di Hong Kong kepada atasan di Cina daratan.
Beberapa pemangku kepentingan berpikir bahwa hal itu dapat dilihat sebagai dukungan dari dorongan Hong Kong untuk menjadi crypto hub.
“Selama seseorang tidak melanggar batas bawah, untuk tidak mengancam stabilitas keuangan di Cina, Hong Kong bebas untuk mengeksplorasi inisiatifnya sendiri di bawah sistem ‘One Country, Two Systems,” ungkap Nick Chan, anggota Kongres Rakyat Nasional (NPC) dan seorang pendukung kripto.
Ketertarikan baru Hong Kong pada kripto dinilai kontras dengan aturan pengetatan di Singapura. Agar Hong Kong berhasil dalam niatnya sebagai crypto hub, mereka harus merayu kembali para pengusaha kripto Cina yang selama beberapa tahun terakhir pindah ke Singapura atau negara lainnya.
Duncan Chiu, seorang anggota parlemen industri teknologi Hong Kong, mengatakan, “Akan selalu ada persaingan dari tempat lain seperti Singapura dan Dubai. Itu hanya akan mendorong kita untuk berbuat lebih banyak dan yang paling penting adalah keseimbangan tentang bagaimana mengatur hingga melisensikan industri ini, tetapi tidak mengaturnya secara berlebihan sehingga menghambat inovasi.”
Menebak Arah Kebijakan Kripto Cina
Para operator kripto lokal mengatakan bahwa sinyal ini menghilangkan keraguan tentang sikap Cina terhadap upaya Hong Kong untuk menjadi crypto hub.
Dukungan rendah menunjukkan bahwa para pejabat Cina tertarik menggunakan Hong Kong yang lebih bebas sebagai tempat pengujian aset digital daripada melakukannya langsung di Cina daratan.
Perusahaan-perusahaan kripto yang sempat beroperasi di Cina daratan dan sejumlah perusahaan luar negeri lainnya mengambil isyarat. Mereka tampaknya mendorong diri untuk mendaftarkan bisnis mereka dan merencanakan kembali ke wilayah Cina setelah sekitar 15 bulan Negeri Tirai Bambu memberlakukan larangan kripto dan memaksa banyak pihak mendirikan entitas di luar negeri.
Sebagai catatan, Cina memulai tindakan kekerasan terhadap kripto pada tahun 2017 dan melarang perdagangan kripto di negara itu pada tahun 2021. Baru-baru ini, Cina melonggarkan cengkramannya pada pengembangan teknologi blockchain dan memungkinkan beberapa proyek non-fungible token (NFT) untuk dikembangkan.
Untuk saat ini, ada sedikit indikasi bahwa Cina akan melonggarkan larangannya sendiri terkait kripto. Hal itu bisa saja dilandasi kekhawatiran tentang perlindungan konsumen, penggunaan kripto untuk menghindari kontrol modal, dan kerusakan lingkungan akibat energi yang dikonsumsi Bitcoin mining.
He Yihan, selaku co-founder dan CEO perusahaan blockchain Red Date Technology yang didukung pemerintah, mengatakan bahwa, “Selama itu masih di bawah kendali Partai Komunis Cina, tidak akan ada putar balik pada kebijakan kripto Cina.”
Huobi Ajukan Lisensi untuk Beroperasi di Hong Kong
Pada hari Senin (20/2), Justin Sun, tokoh utama di balik blockchain TRON, mengumumkan bahwa crypto exchange Huobi mengajukan permohonan lisensi perdagangan kripto di Hong Kong.
Crypto exchange yang diperkirakan turut dikuasai Justin Sun itu pun berniat meluncurkan Huobi Hong Kong yang akan berfokus pada penyediaan layanan perdagangan kripto untuk investor institusional dan ritel berpenghasilan tinggi.
Dalam sebuah wawancara pada Januari lalu, Justin Sun mengatakan, “Perubahan sikap dari pemerintah Hong Kong terhadap kripto menandakan anggukan dari pemerintah pusat Cina yang memberikan status percontohan ke hong Kong untuk beberapa eksperimen berwawasan ke depan tentang bagaimana kripto dapat diadopsi dan dilokalkan dengan baik untuk market Cina yang besar pada umumnya. Saya sangat yakin dengan prospek kripto di wilayah Cina yang lebih besar untuk dekade berikutnya.”
Berdasarkan laporan Nikkei Asia pada hari Senin (20/2) kemarin, Justin Sun mengatakan bahwa pihaknya akan memindahkan kantor pusat Huobi di Asia dari Singapura ke Hong Kong.
Selain itu, akun Twitter WuBlockchain melaporkan bahwa Gate.io, OKX, Bitget, dan pihak lainnya telah mengindikasikan bahwa mereka mengajukan permohonan lisensi crypto exchange di Hong Kong. Saat ini, hanya ada 2 lisensi crypto exchange yang telah diterbitkan pemerintah Hong Kong, yakni bagi OSL dan HashKey.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.