Coinbase, salah satu crypto exchange terbesar di Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa pihaknya bersedia untuk melakukan perlawanan hukum terhadap Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sampai ke pengadilan tertinggi di negara itu.
“Jika perlu pergi ke Mahkamah Agung, itulah yang kami siap lakukan,” kata Chief Legal Officer (CLO) Coinbase, Paul Grewal dalam sebuah wawancara.
Dalam wawancara yang termuat dalam laporan Bloomberg pada hari Rabu (7/6) itu, Paul Grewal yakin perusahaannya akan menang.
“Saya pikir setiap pengadilan yang melihat masalah ini akan menyimpulkan bahwa SEC pada dasarnya telah melakukan kesalahan,” imbuhnya.
Paul Grewal menegaskan bahwa aksi SEC melalui tindakan penegakan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
“Ketergantungan SEC pada pendekatan penegakan saja dengan tidak adanya aturan yang jelas untuk industri kripto merugikan daya saing ekonomi AS dan perusahaan seperti Coinbase yang menunjukkan komitmen kepatuhan,” jelas Grewal.
Meskipun mendapat gugatan dari SEC, Paul Grewal menyebut Coinbase akan terus menjalankan bisnis seperti biasa.
Gugatan SEC terhadap Coinbase
Terkait gugatan perdata terhadap Coinbase, SEC menuduh dalam keluhan setebal 101 halaman bahwa perusahaan yang dipimpin oleh Brian Armstrong itu mengoperasikan platform perdagangan aset kripto sebagai bursa efek, broker, dan agen kliring nasional yang tidak terdaftar.
SEC juga menuduh Coinbase gagal mendaftarkan penawaran dan penjualan program staking mereka. Setidaknya sejak 2019, Coinbase diklaim telah menghasilkan miliaran dolar AS (USD) secara tidak sah dengan memfasilitasi pembelian dan penjualan aset kripto yang menurut SEC adalah produk sekuritas (efek) tidak terdaftar.
Pihak SEC sedang mencari perintah yang mengharuskan Coinbase untuk mematuhi undang-undang (UU) sekuritas AS, dan menyerahkan apa yang dikatakan oleh agensi itu sebagai keuntungan yang diperoleh secara tidak sah.
CEO Coinbase Bangga Wakili Industri Kripto di Pengadilan
Merespon tindakan SEC, Brian Armstrong, selaku co-founder dan CEO Coinbase, mengatakan pada hari Selasa (6/6) bahwa dia bangga mewakili industri kripto di pengadilan untuk akhirnya mendapatkan kejelasan seputar aturan kripto.
Dia mengulangi pembelaannya bahwa SEC telah meninjau bisnis Coinbase dan mengizinkan crypto exchange tersebut menjadi perusahaan publik pada tahun 2021.
Brian Armstrong mengklaim gugatan SEC ke Coinbase berbeda dengan kasus Binance. Sebab, kasus mereka eksklusif berfokus pada apakah aset kripto yang mereka listing adalah produk sekuritas atau tidak.
Dalam sebuah masalah terpisah, pengadilan banding AS mengajukan perintah yang meminta SEC untuk memberikan respon dalam waktu 7 hari. Tujuannya untuk membahas apakah mereka telah menolak petisi yang diajukan oleh Coinbase terkait pembuatan regulasi tentang industri kripto.
10 Regulator Negara Bagian Amerika Serikat Minta Coinbase Hentikan Program Staking
Dalam perkembangannya, setidaknya telah ada 10 regulator negara bagian di Amerika Serikat menuntut Coinbase untuk menghentikan layanan staking mereka. Hal ini menimbulkan ancaman baru terhadap salah satu crypto exchange terbesar di Negeri Paman Sam itu.
Sejumlah negara bagian itu termasuk Alabama, California, Illinois, Kentucky, Maryland, New Jersey, South Carolina, Vermont, Washington, dan Wisconsin.
Baik instansi dari negara bagian dan instansi federal AS mempelajari program staking Coinbase yang menawarkan keuntungan bagi pelanggan, yang membuat aset kripto mereka digunakan untuk memvalidasi transaksi di blockchain dengan konsensus Proof-of-Stake (PoS).
Pesan Amanda Senn, selaku direktur regulator sekuritas negara bagian Alabama, terhadap Coinbase adalah, “Ayo masuk, dan beri tahu kami mengapa Anda harus tetap beroperasi.”
Para regulator negara bagian menekankan bahwa langkah mereka tidak melarang Coinbase untuk menawarkan produk staking yang dinilai sebagai sekuritas, asalkan mematuhi UU yang berlaku di negara bagian AS.
“Market kripto bukanlah tempat bebas untuk semua ketika perusahaan dapat membuat aturan mereka sendiri,” kata Shirley Emehelu, Asisten Eksekutif Jaksa Agung New Jersey.
Coinbase diberikan waktu selama 28 hari untuk menunjukkan mengapa produk staking mereka tidak boleh dilarang di sejumlah negara bagian AS.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.