Lihat lebih banyak

Dapat Investasi US$16 Juta, Proyek Cross-Chain Analog Akan Mulai Testnet Publik Berinsentif

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Analog mengumumkan bahwa mereka berhasilkan mengantongi US$16 juta (Rp249,84 miliar) dalam sebuah putaran pendanaan.
  • Putaran investasi untuk Analog kali ini dipimpin oleh Tribe Capital dan diikuti oleh sejumlah entitas lainnya.
  • Victor Young, selaku co-founder Analog, menambahkan bahwa putaran pendanaan ini membawa valuasi Analog menjadi US$120 juta (Rp1,87 triliun).
  • promo

Analog, proyek interoperabilitas blockchain yang membangun infrastruktur komunikasi cross-chain generasi berikutnya, pada hari Selasa (13/2) mengumumkan bahwa mereka berhasilkan mengantongi US$16 juta (Rp249,84 miliar) dalam sebuah putaran pendanaan.

Tribe Capital memimpin putaran investasi untuk Analog kali ini. Selain itu, ada juga partisipasi dari Benqi Finance, Quantstamp, NGC Ventures, Wintermute, GSR, NEAR, Orange DAO, Samara Asset Group milik Mike Novogratz, hingga Balaji Srinivasan.

Suntikan pendanan ini akan direalisasikan melalui perjanjian sederhana untuk token proyek ini di masa depan (SAFT).

Victor Young, selaku co-founder Analog, menambahkan bahwa putaran pendanaan ini membawa valuasi Analog menjadi US$120 juta (Rp1,87 triliun).

Victor Young sendiri adalah sosok developer dan investor blockchain. Ia mendirikan Analog pada tahun 2021 bersama Sanchal Ranjan. Sebagai informasi, Ranjan merupakan mantan pengusaha yang didukung akselerator startup Y Combinator. Saat ini, Ranjan menjadi anggota genesis Orange DAO.

Adapun tim inti Analog berbasis di Bangkok, Thailand, dan Zurich, Swiss. Saat ini terdapat 30 orang yang bekerja untuk Analog. Proyek ini berharap dapat mempekerjakan lebih banyak orang di berbagai posisi.

Analog Ingin Punya Peran dalam Pengembangan Cross-Chain

Saat ini, Analog sedang membangun alat komunikasi cross-chain untuk interoperabilitas di berbagai jaringan blockchain.

Produk inti Analog meliputi Timechain, jaringan blockchain berbasis bahasa pemrograman Rust; GMP SDK, sebuah protokol penyampaian pesan umum; dan Analog Watch, yang menyediakan data Web3 sehingga memungkinkan developer membangun aplikasi terdesentralisasi (dApps) cross-chain dalam skala besar.

Proyek yang digarap Analog dapat dibandingkan dengan Axelar atau LayerZero. Namun, pendiri proyek ini mengatakan bahwa mereka lebih berfokus pada developer.

“Kami membangun semua fitur yang diperlukan untuk pengembangan cross-chain sebagai satu perangkat, dibandingkan mengandalkan pihak ketiga seperti oracle untuk mencapai fungsionalitas yang diinginkan.”

Analog dibangun di atas Substrate, fondasi dari Software Development Kit (SDK) Polkadot yang memungkinkan developer dengan cepat dan mudah membangun blockchain. Hal ini dinilai akan memungkinkan kemampuan upgrade Analog lebih mudah dibandingkan pesaingnya.

Pihak Analog menilai seiring dengan semakin banyak layer-1 (L1) dan layer-2 (L2) yang muncul, kebutuhan akan komposisi sistem ini akan menjadi jauh lebih besar.

Hal itu, tidak hanya untuk token yang diterbitkan di antara proyek-proyek tersebut, tetapi juga dApps yang memiliki fungsi cross-chain dan bergantung pada atau dapat ditingkatkan dengan dApps di sejumlah chain lainnya.

Testnet publik berinsentif Analog dijadwalkan akan dirilis pada akhir kuartal pertama atau awal kuartal kedua pada tahun 2024. Diharapkan, mainnet Analog akan diluncurkan pada akhir kuartal II/2024.

Tantangan Transaksi Cross-Chain

Dalam perkembangan terkini, sejumlah proyek kripto berusaha untuk terus membangun infrastruktur transaksi lintas blockchain yang lebih baik.

Pasalnya, industri kripto bergulat dengan risiko keamanan dan fragmentasi yang melekat pada cross-chain bridge, centralized crypto exchange (CEX), dan decentralized crypto exchange (DEX).

Selama 2 tahun terakhir, sekitar US$2,5 miliar telah dicuri dari crypto bridge oleh peretas. Aksi peretasan itu dialami oleh sejumlah crypto bridge menonjol; seperti Wormhole, HECO / HTX, Nomad, Harmony, Multichain, BNB bridge, dan Orbit.

Dengan sedikitnya solusi perdagangan silang alternatif di market, para pengguna terpaksa bergantung pada solusi pertukaran yang sangat terpusat, tidak jelas, dan berisiko seperti token wrapper, crypto bridge, dan kustodian.

Chandra Duggirala, co-founder dan CEO Portal, mengatakan bahwa crypto bridge, CEX, dan solusi kustodian lainnya yang memungkinkan cross-chain exchange, telah rentan dan tidak aman selama keberadaannya.

Dia menilai, sejak awal kemunculan Mt. Gox hingga FTX, CEX telah menjadi sumber risiko yang terus-menerus bagi dana para pengguna.

Saat ini, risiko tersebut masih ada, tetapi risikonya telah mengambil bentuk baru dalam wujud crypto bridge dan solusi cross-chain kustodian lainnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori