Dalam Pertemuan Musim Semi para Dewan Gubernur World Bank Group (WBG) dan Dana Moneter Internasional (IMF) 2023 yang berlangsung pada hari Senin (10/4), Digital Currency Monetary Authority (DCMA) mengumumkan peluncuran resmi mata uang digital bank sentral (CBDC) internasional.
CBDC internasional dari DCMA tersebut bertujuan untuk memperkuat kedaulatan moneter bank sentral yang berpartisipasi dan mematuhi rekomendasi kebijakan aset kripto yang diusulkan oleh IMF baru-baru ini.
Universal Monetary Unit (UMU), yang disimbolkan sebagai Karakter ANSI, Ü, secara hukum adalah komoditas uang, dapat bertransaksi dalam beragam mata uang yang sah, serta berfungsi seperti CBDC untuk menegakkan peraturan perbankan dan melindungi integritas keuangan sistem perbankan internasional.
- Baca Juga: Jadi Alternatif Stablecoin dan CBDC, Sistem Pembayaran Instan FedNow Mulai Beroperasi Juli 2023 di AS
Sekilas tentang DCMA dan UMU
DCMA diterangkan sebagai pemimpin dunia dalam advokasi mata uang digital dan inovasi kebijakan moneter untuk pemerintah dan bank sentral. Keanggotan dalam DCMA terdiri dari sejumlah negara berdaulat, bank sentral, bank komersial dan ritel, serta lembaga keuangan lainnya.
Sementara itu, UMU, yang juga dikenal sebagai Unicoin, adalah inovasi dalam kriptografi penyimpan nilai yang didukung oleh artificial intelligence (AI).
UMU mengadopsi kerangka kebijakan moneter bank sentral untuk memastikannya memiliki permintaan pembelian yang berkelanjutan, volatilitas harga yang minimal, dan target harga aset tahunan.
Selain itu, UMU disebut sebagai cryptocurrency yang dirancang ulang dari bawah ke atas untuk mendukung bank sentral dan lembaga keuangan yang teregulasi.
Proyek ini memiliki fitur trusted consensus protocol, Staked Proof of Trust (SPOT) Protocol, multi-dimensional distributed ledger technology (m-DLT), yang diklaim mampu mendukung ledger (buku besar) aset atau liabilitas apa pun yang memungkinkan layanan perbankan digital yang lengkap dan pembayaran perdagangan internasional.
DCMA memperkenalkan UMU sebagai Crypto 2.0, karena menginovasikan gelombang baru teknologi kriptografi untuk mewujudkan sistem moneter publik mata uang digital, dengan kerangka adopsi luas yang mencakup kasus penggunaan untuk semua konstituensi dalam ekonomi global.
Menilik Kemampuan UMU
Dengan UMU yang dikembangkan DCMA, para bank disebut dapat melampirkan kode SWIFT dan rekening bank ke dompet mata uang digital UMU.
Selain itu, transaksi pembayaran lintas batas seperti SWIFT melalui rel mata uang digital sepenuhnya melewati sistem perbankan koresponden dengan kurs pasar valuta asing (foreign exchange / FX) grosir harga terbaik dan dengan penyelesaian secara real-time.
Tobias Adrian, selaku Penasihat Keuangan di IMF, mengatakan bahwa pembayaran lintas batas bisa melambat, mahal, dan berisiko.
“Dalam dunia pembayaran saat ini, rekanan di berbagai yurisdiksi bergantung pada ‘hubungan terpercaya yang mahal’ untuk mengimbangi kurangnya ‘aset penyelesaian bersama’ dengan aturan dan tata kelola bersama. Namun, bayangkan jika ada platform multilateral yang dapat meningkatkan pembayaran lintas batas, pada saat yang sama mengubah transaksi valuta asing, pembagian risiko, dan lebih umum, kontrak keuangan,” jelas Tobias Adrian.
Sementara itu, menurut Darrell Hubbard, Direktur Eksekutif DCMA dan kepala arsitek UMU, “Visi yang diungkapkan oleh IMF ini adalah solusi tepat yang diberikan DCMA ke bank sentral di seluruh dunia.”
Mengadopsi arsitektur sistem moneter publik lokalisasi global, UMU disebut dapat dikonfigurasi untuk beroperasi sesuai dengan peraturan bank sentral dari setiap yurisdiksi yang berpartisipasi.
Adapun para pedagang dan mitra dagang dapat menerima UMU dengan nilai pasar yang setara untuk harga barang dan jasa mereka dalam mata uang nasional mana pun.
Selain itu, UMU disebut memiliki nilai tukar premium yang terpasang di wallet-nya dan dapat mengubah jumlah mata uang penyelesaian apa pun menjadi jumlah UMU yang setara.
- Baca Juga: JPMorgan dan Visa Bangun Sinergi dalam Blockchain untuk Mempermudah Pembayaran Internasional
IMF Belum secara Resmi Dukung UMU
George Walker, seorang partner di Practus LLP yang berspesialisasi dalam hukum internasional, memfasilitasi pertemuan antara pihak DMCA dan IMF.
Dia menyatakan bahwa meskipun IMF belum secara resmi mendukung UMU, dalam meninjau whitpaper DCMA dan dalam diskusi tim mingguan, IMF belum menyatakan keberatan terhadap tarif premi FX UMU dan pendekatan kedaulatan moneternya.
Menurut Direktur Eksekutif DCMA dan kepala arsitek UMU, “UMU tidak berusaha mengganggu sistem moneter internasional. Faktanya, UMU memperkuatnya dengan membantu IMF mencapai mandat yang dinyatakannya untuk menyediakan stabilitas ekonomi dan keuangan bagi negara-negara anggotanya. UMU adalah game-changer dalam cara pembayaran lintas batas (cross-border payments) ditransaksikan serta dikurangi terhadap depresiasi mata uang lokal musiman dan sistemik.”
Adapun undang-undang (UU) Model UMU telah disusun dengan beberapa negara berdaulat. Dalam UU yang diusulkan itu, UMU tidak boleh diberlakukan sebagai alat pembayaran yang sah untuk menegosiasikan harga domestik atau perjanjian perdagangan internasional.
Sebaliknya, UU itu mengusulkan UMU untuk diperlakukan sebagai komoditas uang pelengkap untuk penyimpan nilai, mengurangi potensi depresiasi mata uang lokal musiman dan sistemik, serta dilegalkan sebagai mata uang pembayaran pada saat penyelesaian.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.