Lihat lebih banyak

Dorong Skalabilitas Blockchain, Fuel Labs Dapat Dana Segar US$80 Juta, Termasuk dari Alameda Research

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Fuel Labs mengumumkan bahwa mereka mendapat suntikan dana segar senilai US$80 kita yang dipimpin oleh Blockchain Capital dan Stratos Technologies.
  • Putaran pendanaan ini juga diikuti oleh Alameda Research, yang terafiliasi dengan bos crypto exchange FTX, yaitu Sam Bankman-Fried (SBF).
  • Fuel Labs sendiri adalah Modular Execution Layer (MEL) yang mengincar blockchain dengan keamanan maksimum dan throughput fleksibel tertinggi untuk ekosistem Ethereum.
  • promo

Fuel Labs pada hari Selasa (6/9) mengumumkan bahwa mereka mendapat suntikan dana segar senilai US$80 kita yang dipimpin oleh Blockchain Capital dan Stratos Technologies. Fuel Labs adalah Modular Execution Layer (MEL) yang mengincar blockchain dengan keamanan maksimum dan throughput fleksibel tertinggi untuk ekosistem Ethereum.

Sejumlah investor yang terlibat dalam pendanaan ini termasuk Alameda Research yang dikuasai oleh Sam Bankman-Fried (founder & CEO FTX), CoinFund, Bain Capital Crypto, TRGC, Maven 11 Capital, Blockwall, Spartan, Dialectic, dan ZMT.

Fuel v1 dimulai sebagai teknologi skalabilitas layer 2 (L2) untuk Ethereum monolitik. Ini adalah optimistic rollup pertama di mainnet Ethereum, yang dikerahkan pada akhir tahun 2020. Proyek yang telah berkembang secara signifikan sejak awal yang sederhana ini, sekarang memiliki lebih dari 60 engineer dan dukungan dari sejumlah perusahaan blockchain.

Mereka punya pandangan bahwa blockchain masih belum dapat diakses dan tersedia secara global. Penskalaan komputasi tetap menjadi hambatan. Fuel bertujuan untuk mengubah ini dengan menggunakan kekuatan desain modular, pemikiran baru seputar pemrosesan blockchain, dan jenis alat baru yang memberdayakan developer yang belum pernah ada sebelumnya.

Ilustrasi Fuel Labs

MEL adalah sistem komputasi yang dapat diverifikasi yang dirancang untuk modular blockchain stack. Ini berbeda dari blockchain layer-2 (L2) yang biasanya dioptimalkan dan dirancang untuk kendala monolitik. Fuel Labs percaya bahwa mencapai adopsi global tidak memerlukan peluncuran L1 baru, tetapi dapat terjadi pada lapisan eksekusi. Inovasi pada level Virtual Machine (VM) dan bahasa pemrograman Sway terjadi di Ethereum melalui Fuel.

Fuel Labs Mengkritisi Blockchain L1 & L2

Tim Fuel Labs menerangkan bahwa ada perubahan yang berkelanjutan dan signifikan yang terjadi pada arsitektur blockchain layer-1 (L1). Industri bergerak menjauh dari desain monolitik; ketika konsensus, ketersediaan data, dan eksekusi digabungkan secara erat. Sebagai gantinya, industri beralih ke masa depan modular, saat eksekusi dipisahkan dari ketersediaan dan konsensus data.

Pemisahan ini memungkinkan spesialisasi pada setiap lapisan (layer), memberikan peningkatan yang signifikan dalam bandwidth dan kapasitas eksekusi di seluruh stack.

Fuel mengaku dirancang khusus untuk meningkatkan bandwidth tambahan dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh sistem skalabilitas lainnya.

Fuel Labs menunjukkan bahwa mengembangkan L1 monolitik baru pada tahun 2022 adalah pandangan pendek dan membangun lapisan eksekusi (execution layers) berkinerja tinggi di atas blockchain modular dapat menghasilkan throughput yang sangat tinggi dengan jaminan keamanan tingkat Ethereum yang luar biasa.

Selain itu, Fuel mencakup fraud-provable trust-minimized light clients yang memberikan jaminan keamanan dan desentralisasi yang lebih baik selain menjembatani likuiditas dengan kepercayaan yang diminimalkan, yang diklaim tidak mungkin dilakukan antara dua L1 mana pun.

Selanjutnya, blockchain L2 dinilai juga tidak menyelesaikan krisis skalabilitas. Meskipun L2 telah membuka margin pengurangan biaya untuk akses ke ekosistem Ethereum, peningkatan throughput totalnya sederhana.

Fuel Labs mengklaim L2 telah gagal menjaga biaya tetap rendah. Mereka menilai industri membutuhkan perubahan yang tidak hanya mengurai pemborosan dan inefisiensi, tetapi juga membuka jenis kasus penggunaan baru untuk melahirkan generasi decentralized finance (DeFi) berikutnya.

Mereka mengaku bertujuan untuk mengatasi hal ini dengan merancang eksekusi untuk modular stack, yaitu L1 dengan potensi bandwidth tinggi yang menampilkan gaya eksekusi baru.

Membangun Mesin untuk Masa Depan Otonom

Ilustrasi Fuel Labs

Nick Dodson, selaku co-founder Fuel Labs, mengatakan bahwa Fuel dirancang khusus untuk meningkatkan bandwidth tambahan dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh sistem skalabilitas lainnya.

Dia menjelaskan bahwa Fuel adalah execution layer tercepat untuk modular blockchain stack, memberikan keamanan tertinggi, dan throughput yang fleksibel.

“Fuel mendefinisikan modular execution layer sebagai sistem komputasi yang dapat diverifikasi, yang dirancang untuk modular blockchain stack. Fuel berspesialisasi dalam membuat eksekusi [menjadi] seefisien mungkin,” terang Nick Dodson.

Sementara itu, co-founder Fuel Labs lainnya, John Adler, mengatakan bahwa visi mereka adalah membangun mesin untuk masa depan otonom, menggerakan generasi berikutnya dari koordinasi dan kerjasama manusia yang independen.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori