Sengketa yang terjadi antara Binance dan otoritas Nigeria berjalan makin panjang. Setelah beberapa langkah pembatasan akses dilakukan terhadap crypto exchange itu, kini Komite Kejahatan Keuangan DPR Nigeria melangkah lebih jauh dengan berupaya memanggil CEO Binance, Richard Teng, atas dugaan kasus pendanaan terorisme dan pencucian uang.
Hal ini seperti mengulang kasus yang sama terhadap mantan CEO Binance sebelumnya, Changpeng Zhao (CZ), yang dituduh terlibat dalam beberapa skema kejahatan keuangan oleh Amerika Serikat (AS) jelang akhir tahun lalu.
Terkait kasus Binance dengan Nigeria, Richard Teng konon terus mangkir dan tidak menunjukkan itikad baiknya saat panggilan dilakukan.
Hingga akhirnya, Ketua Komite Kejahatan Keuangan DPR Nigeria, Ginger Onwusibe, harus mengeluarkan ultimatum kepada CEO Binance itu untuk bisa tetap hadir sebelum tanggal 4 Maret atau otoritas Nigeria akan menggunakan kekuasaan konstitusional dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Panggilan telah dilakukan melalui surat tertanggal 12 Desember 2023 dan ditandatangani oleh Ginger Onwusibe. Surat itu dimaksudkan untuk menghadirkan Kepala Eksekutif Binance di hadapan sidang pada 18 Desember lalu.
Bentuk Perlindungan Terhadap Konsumen
Ketua Komite Kejahatan Keuangan DPR Nigeria menjelaskan langkah yang mereka ambil sengaja dilakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen. Dalam pandangannya, setiap perusahaan yang menjalankan bisnis di Nigeria harus menunjukkan dukungannya terhadap perekonomian masyarakat.
Dia menyoroti tidak adanya kantor fisik Binance di Nigeria yang pada akhirnya tidak bisa membuat konsumen mengajukan keluh kesahnya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sebelumnya pada pertengahan tahun lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Nigeria sebenarnya telah mengeluarkan peringatan terhadap Binance lantaran menjalankan bisnis tanpa izin dari regulator setempat.
SEC menyebut bahwa Binance Nigeria Limited tidak terdaftar atau diatur oleh regulator, dan karena itu setiap aktivitas yang dijalankannya adalah ilegal. Menariknya, beberapa hari setelahnya, CZ yang kala itu masih memimpin Binance menyebut bahwa Binance Nigeria Limited tidak terafiliasi dengan Binance dan bisnis yang dijalankannya adalah penipuan.
Dirinya mengeklaim sudah meminta entitas yang dimaksud untuk berhenti melakukan penawaran palsu dengan mengatasnamakan Binance sembari mengimbau investor untuk tidak percaya dengan pemberitaan yang ada.
Namun, ternyata sengketanya tidak berhenti di situ. Bank Sentral Nigeria (CBN) pada akhir Februari kemarin menuduh Binance ikut memfasilitasi mengalirnya dana domestik ke luar negeri sebesar US$26 miliar dalam kurun waktu 1 tahun.
Selain itu, Binance juga dituduh membajak peran bank sentral lantaran penetapan harga dolar yang dilakukan di platform mereka dijadikan patokan oleh para pedagang valuta asing untuk menetapkan harga Naira, mata uang Nigeria, di pasaran.
Tidak hanya itu, dua eksekutif Binance yang terbang ke Nigeria untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, juga ditahan oleh otoritas setempat yang dibarengi dengan penyitaan paspor oleh Kantor Penasihat Keamanan Nasional Nigeria.
Ada 10 Juta Pengguna Nigeria di Binance
Agresifnya langkah pemerintah Nigeria terhadap Binance bisa dipahami. Pasalnya, perusahaan tidak bisa menjalankan bisnisnya dengan lebih dari 10 juta warga Nigeria ada di platform tersebut tanpa membayar pajak dan memiliki kantor yang jelas.
“Ini merupakan tugas kita untuk melakukan upaya guna melindungi investor Nigeria dari perusahaan predator. Tidak ada gangguan dan manipulasi yang bisa menghentikan kita. Era eksploitasi telah berakhir dan semua pelakunya harus bertanggung jawab,” tegas Ginger Onwusibe.
Untuk dipahami, perang terhadap entitas kripto asing sebenarnya tidak hanya dialami oleh Binance. Ketua Komunikasi Nigeria (NCC) mengaku telah memutus jalur komunikasi ke situs web beberapa perusahaan kripto, termasuk Kraken dan Coinbase.
Aksi itu dilakukan lantaran kehadiran perusahaan-perusahaan asing tersebut diduga membuat nilai mata uang lokal Nigeria terus terperosok.
Brian Armstrong, selaku co-founder dan CEO Coinbase, mengaku operasionalnya tetap berjalan aman di Nigeria. Produk Coinbase diklaim masih beroperasi dan tidak terdapat gangguan komunikasi.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.