Lihat lebih banyak

Dubai Perketat Pengawasan terhadap Perusahaan Kripto, Binance Ikut Jadi Sorotan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Usai kebangkrutan FTX, Dubai dikabarkan memperketat pengawasan terhadap perusahaan pencari lisensi operasi kripto, termasuk Binance.
  • VARA Dubai dalam beberapa pekan terakhir dikabarkan meminta Binance untuk memberikan lebih banyak informasi tentang struktur kepemilikan, tata kelola, dan prosedur audit mereka.
  • Langkah ini dinilai sebagai Dubai untuk menyeimbangkan pengembangan inovasi dengan kebutuhan agar memiliki pengawasan yang tepat terhadap industri kripto.
  • promo

Dubai dikabarkan memperketat pengawasan terhadap para perusahaan yang mencari lisensi operasi kripto usai kebangkrutan crypto exchange FTX pada November 2022. Sumber yang mengetahui persoalan itu menyebut regulator Dubai juga meminta informasi tambahan dari pelamar; seperti Binance.

Dalam laporan Bloomberg pada hari Rabu (5/4), pejabat di Otoritas Pengatur Aset Virtual (VARA) Dubai dalam beberapa pekan terakhir dikabarkan meminta Binance untuk memberikan lebih banyak informasi tentang struktur kepemilikan, tata kelola, dan prosedur audit mereka.

Regulator kripto di Dubai itu juga meminta informasi serupa dari semua perusahaan internasional yang mencari izin operasi di kawasan itu.

Pendekatan Dubai yang lebih ketat dinilai berpotensi memusingkan bagi pendiri dan CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, yang tinggal di sana dan telah menjadikannya kunci utama ekspansi di Timur Tengah, karena dia menghadapi tekanan yang meningkat dari regulator Amerika Serikat (AS).

Dubai dinilai sedang mencoba untuk menyeimbangkan pengembangan inovasi dengan kebutuhan, sehingga mereka memiliki pengawasan yang tepat terhadap industri yang telah menelan krisis parah pada tahun lalu ini.

“Regulator kripto Dubai mengubah kawasan ini menjadi ibu kota ekonomi aset digital sambil menjaga hubungan bisnis mereka dengan yurisdiksi Barat seperti Eropa yang mengadopsi peraturan kripto yang lebih ketat,” kata Sam Blatteis, CEO The MENA Catalysts, yang memberikan saran hubungan dengan pemerintah hingga perusahaan multinasional fintech yang berkembang di Teluk Persia.

Binance Berusaha Turuti Permintaan Regulator Dubai

Makin Ekspansif, Binance Kantongi Izin Operasional di Abu Dhabi

Pada akhir Maret lalu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) menggugat Binance dan CZ karena diduga melanggar peraturan derivatif dan menuduh perusahaan itu memiliki prosedur kepatuhan palsu. Pihak Binance menyebut gugatan itu tidak terduga dan mengecewakan.

Terkait kabar terbaru ini, pihak Binance mengatakan telah mengungkapkan semua jawaban yang diperlukan bagi regulator kripto Dubai secara proaktif dan sejalan dengan tanggung jawab regulasi dan fidusia mereka.

Binance juga mengatakan telah memberikan informasi tentang struktur kepemilikan entitas lokal mereka dan auditor eksternal. Namun, regulator kripto Dubai disebut-sebut juga mencari informasi tentang kepemilikan, audit, dan prosedur dewan di tingkat grup global Binance.

Karena ukuran dan kerumitan Binance, kueri tersebut diklaim membutuhkan waktu lebih lama untuk ditangani.

Sebagai catatan, Binance tidak memiliki kantor pusat global dan bukannya dewan direksi biasa, mereka memiliki dewan penasehat global.

Bloomberg melaporkan bahwa Binance juga memiliki struktur perusahaan yang rumit, dengan beberapa perusahaan induk, termasuk 3 yang disebutkan dalam gugatan CFTC, dan berbagai entitas lokal.

Pada awal Februari lalu, seorang eksekutif senior Binance mengatakan bahwa mereka telah bekerja untuk menyewa auditor untuk seluruh neraca mereka, tetapi sulit untuk menemukan lembaga yang mampu melakukan pekerjaan itu.

Tahapan Lisensi Operasi Kripto di Dubai

Ilustrasi Kripto di Dubai | Crypto Arabs

UEA, dengan Dubai menjadi bagiannya, dilaporkan telah menindak lusinan over-the-counter (OTC) yang didirikan di sana tanpa lisensi. Upaya tersebut adalah bagian dari dorongan yang lebih luas untuk mengeluarkan UEA dari daftar abu-abu Gugus Tugas Aksi Keuangan dari sejumlah yurisdiksi di dunia yang tidak cukup berbuat untuk mengungkapkan dana ilegal.

Adapun sejumlah perusahaan yang masuk dalam daftar penyedia layanan aset virtual publik yang telah memegang lisensi operasi dari regulator Dubai termasuk Binance, Komainu, Hex Trust, GC Exchange, dan Crypto.com.

Binance, Komainu, GC Exchange, dan Crypto.com memiliki izin Minimum Viable Product permits. Ini berarti, mereka belum dapat menawarkan layanan aset digital yang diatur secara lokal di Dubai.

Hex Trust, yang memiliki lisensi Operational MVP, mengonfirmasi bahwa mereka menerima permintaan informasi tambahan tentang kepemilikan, audit, dan prosedur dewan, dari regulator kripto Dubai.

Binance berencana menawarkan perdagangan kripto di Dubai melalui entitas Binance FZE, yang disebut memiliki dewan direksi dan diaudit oleh Mazars. Namun, mereka mengatakan bahwa peluncuran Binance FZE telah ditunda karena alasan operasional, tanpa menyebutkan detailnya secara spesifik.

Crypto exchange ini bekerja untuk meningkatkan kepemilikan lisensi Operational MVP seperti Hex Trust, yang memungkinkan mereka melayani institusi dan investor yang memenuhi syarat, sebelum akhirnya dapat memiliki izin Full Market Product (FMP).

Lisensi FMP akan dikeluarkan mulai akhir Juni nanti oleh regulator kripto Dubai. Penerima lisensi itu akan diizinkan untuk menawarkan perdagangan kripto kepada semua investor ritel.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori