Lihat lebih banyak

Semakin Ketat, EBA Masukkan Kripto dalam Pedoman Anti Pencucian Uang

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Otoritas Perbankan Eropa (EBA) memperluas objek pedoman Anti-Pencucian Uang, dengan memasukkan kripto ke dalam cakupan pengawasannya.
  • EBA menjelaskan bahwa langkah itu bertujuan untuk memitigasi berbagai hal yang perlu dipertimbangkan oleh CASP sebagai bagian perjuangan melawan kejahatan keuangan.
  • Sebelum memutuskan untuk mengeksekusi rencana itu, regulator Uni Eropa telah melakukan kajian terhadap industri perbankan dan non-bank, termasuk kripto, untuk melihat hubungan di antara keduanya.
  • promo

Niatan Uni Eropa untuk menyediakan aturan komprehensif di sektor kripto perlahan mulai terwujud. Sembari menunggu diberlakukannya regulasi Market in Crypto Assets (MiCA) di akhir tahun ini, Otoritas Perbankan Eropa (EBA) memperluas objek pengawasan dalam pedoman Anti-Pencucian Uang (AML) dan Pendanaan Terorisme (TF) hingga ke industri kripto.

Aksi itu menjadi babak baru dalam perkembangan sektor kripto di wilayah Uni Eropa. Karena artinya, pedoman AML yang selama ini hanya diterapkan di sektor perbankan, diperluas hingga ke penyedia layanan aset kripto (CASP).

Dalam keterangan resminya, EBA menjelaskan bahwa langkah itu bertujuan untuk memitigasi berbagai hal yang perlu dipertimbangkan oleh CASP sebagai bagian perjuangan melawan kejahatan keuangan.

Di sisi lain, langkah itu juga membuat aktivitas bisnis industri kripto menjadi semakin prudent, sama seperti bank. Pasalnya, pedoman tersebut akan membuat CASP menjadi salah satu alat dari pemerintah agar bisa memantau dan menghalau terjadinya aktivitas keuangan ilegal.

“CASP bisa disalahgunakan untuk tujuan kejahatan keuangan, termasuk tindak pidana pencucian uang maupun pendanaan teror. Risikonya bisa meningkat lantaran cepatnya proses transfer antar aset dan beberapa produk juga memiliki fitur yang bisa menyembunyikan identitas pengguna.”

Sebelum akhirnya memutuskan untuk mengeksekusi rencana anyar itu, regulator Uni Eropa sudah melakukan kajian terhadap industri perbankan dan non-bank, termasuk kripto, untuk melihat hubungan di antara keduanya.

Sampai saat ini, Bank Sentral Eropa (ECB) tidak memiliki visibilitas yang baik terhadap industri kripto. Tidak adanya kerangka kerja yang mendukung hal itu membuat pandangan ECB terhalang untuk melihat seberapa besar eksposur bank di industri mata uang kripto.

Industri Lain yang Berhubungan dengan Kripto Juga Masuk dalam Pedoman

Laporan yang dirilis oleh EBA juga memuat poin tentang kewajiban lembaga kredit, serta entitas keuangan lain yang menjadikan CASP sebagai pelanggan atau memiliki paparan aset kripto agar tunduk terhadap pedoman baru.

Dengan adanya pedoman baru, EBA pun bisa masuk lebih jauh ke industri aset digital guna melindungi pelanggan.

Berdasarkan data dari Dewan Stabilitas Keuangan (FSB), industri non-bank, yang sekarang sudah mencakup aset kripto, memiliki separuh dari aset keuangan dunia atau sekitar US$217,9 triliun.

Meskipun dari jumlah itu proporsi dari aset kripto masih relatif kecil dibanding keseluruhan aset, namun tetap saja proses mitigasi risiko untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan perlu dikedepankan.

Merujuk pada data CoinGecko saja, kapitalisasi pasar dari aset kripto per hari ini (17/1) berada di level US$1,77 triliun. Jumlah itu kurang dari 1% terhadap total aset yang dikelola oleh industri non-bank.

EBA Minta Entitas Kripto Lakukan Pencegahan lewat Analisis Blockchain

Kemudian, EBA menyebut bahwa amandemen pedoman AML juga menjelaskan peran entitas penyedia layanan aset kripto untuk melakukan penyesuaian langkah dalam memberantas kejahatan di industri keuangan. Cakupannya mencapai penggunaan alat analisis berbasis blockchain yang selama ini kerap digunakan oleh lembaga penegak hukum untuk melakukan penelusuran jejak.

Berbagai penyesuaian yang dilakukan oleh Uni Eropa untuk menyambut awal rezim MiCA bukanlah tanpa alasan. Sebelumnya, Otoritas Sekuritas dan Pasar Eropa (ESMA) menyebut kendati regulasi tersebut mampu meningkatkan perlindungan terhadap pemegang aset kripto dan klien VASP, bukan berarti MiCA juga bisa mengatasi seluruh risiko yang terkandung dalam produknya.

“Aset kripto sangat rentan terhadap risiko operasional maupun keamanan. Hal itu dikarenakan sifat dasar dari aset kripto sendiri, sehingga para investor ritel harus menyadari bahwa tidak akan ada aset kripto yang aman,” tutur ESMA.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori