Lihat lebih banyak

Regulator Uni Eropa Kaji Hubungan Bank, Non-Bank, dan Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Regulator Uni Eropa berniat untuk mengkaji hubungan antara lembaga perbankan dengan sektor non-bank, termasuk industri kripto.
  • Walau aturan komprehensif terkait aset rkitpo sudah dirumuskan oleh regulator Uni Eropa melalui regulasi MiCA, tetapi otoritas perbankan belum bisa menjangkaunya secara sempurna.
  • Penelahaan hubungan ini diharapkan bisa memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai seberapa besar industri non-bank mampu memengaruhi sistem perbankan.
  • promo

Hadirnya industri kripto sedikit banyak ikut mengubah lanskap sektor keuangan non-bank di wilayah Uni Eropa. Oleh karena itu, regulator Uni Eropa bermaksud untuk mengkaji lebih jauh bagaimana hubungan yang selama ini terjalin antara sektor non-bank, termasuk aset kripto, dengan institusi perbankan secara umum. Hal tersebut merupakan salah satu strategi mitigasi risiko atas adanya kekhawatiran terhadap potensi “penularan” yang lebih luas pada sistem keuangan.

Financial Times (FT) melaporkan lembaga keuangan non-bank (NBFI) selama ini dikenal sebagai “bank bayangan”. NBFI memang bisa melakukan penghimpunan dana dan menyalurkannya kembali ke masyarakat luas. Namun, NBFI tidak mengikuti aturan perbankan, sehingga menjadikannya bersaing ketat dengan lembaga perbankan.

Data dari Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) mengungkapkan bahwa hampir separuh dari aset keuangan dunia, atau sekitar US$217,9 triliun, dikelola oleh sektor non-bank. Maka dari itu, Ketua Otoritas Perbankan Eropa (EBA), Jose Manuel Campa, menyerukan agar regulator bersikap lebih aktif lagi guna mencegah terjadinya hal yang serius.

“Kita harus berbuat lebih banyak untuk memprediksi bagaimana bank akan terkena dampak dari tekanan yang dialami NBFI, termasuk yang berasal dari hedge fund, firma private capital, dan mata uang kripto.”

Khusus untuk sektor kripto, meskipun aturan komprehensif terkait bisnisnya sudah dirumuskan oleh regulator Uni Eropa melalui Market in Crypto Assets (MiCA), tetapi otoritas perbankan belum bisa menjangkaunya secara sempurna.

Di sisi lain, banyak bank di berbagai belahan dunia yang sudah menjalin hubungan dengan industri aset kripto. Oleh karena itu, penelahaan hubungan diharapkan bisa memberikan gambaran secara menyeluruh terkait seberapa besar industri non-bank mampu memengaruhi sistem perbankan.

Lakukan Stress Test

Untuk melihat dampak dari “perbankan bayangan” secara langsung, EBA melakukan stress test setiap 2 tahun terhadap penyedia pinjaman di wilayah Eropa. Aksi itu dilakukan dengan menggandeng Dewan Risiko Sistemik Eropa dan FSB.

Selain itu, sebagai langkah mitigasi atas maraknya serangan siber, Bank Sentral Eropa (ECB) juga mengaku akan menggelar stress test terhadap 109 institusi perbankan yang diawasinya secara langsung pada tahun ini.

Dalam laporan terpisah, ECB menyebut latihan ini akan menilai bagaimana bank bisa merespon dan pulih dari serangan siber alih-alih mencegahnya untuk tidak kebobolan.

“Pengawas ingin melihat bagaimana prosedur darurat dan rencana darurat yang dimiliki bank untuk memulihkan operasionalisasinya,” jelas ECB.

Bank Sentral Eropa Tak Punya Visibilitas yang Baik terhadap Sektor Kripto

Kepala Pengawas ECB, Andrea Enria, pernah mengatakan bahwa aturan Uni Eropa yang bertujuan untuk melindungi sistem keuangan dari risiko yang mungkin muncul dari aset kripto memiliki celah bagi sektor perbankan. Menurutnya, kebijakan baru tersebut memungkinkan bank menghindari tindakan pengamanan dan hal itu harus segera diperbaiki.

Reuters melansir bahwa kerangka kerja yang dikedepankan oleh Uni Eropa menempatkan aktivitas bank sebagai penyedia layanan kripto di luar lingkup ECB sebagai pengawas perbankan.

“Hal tersebut menghalangi pandangan ECB terhadap eksposur bank di industri mata uang kripto. Sehingga penerapan perlindungan secara efektif juga menjadi lebih sulit,” jelas Enria.

Oleh karena itu, dirinya mendesak agar setiap penyedia layanan aset kripto harus ditambahkan ke daftar lembaga keuangan yang diawasi oleh ECB berdasarkan aturan Uni Eropa.

Selain itu, Enria juga menyebut ketentuan pasar Uni Eropa dalam MiCA, yang memungkinkan penerbit stablecoin menyimpan 60% cadangannya dalam deposito bank, berpotensi memunculkan konsekuensi tidak diinginkan terhadap stabilitas keuangan, jika dana tersebut ditarik secara cepat.

“Bank tidak boleh bergantung pada simpanan yang mudah menguap, terutama yang berasal dari pemain kripto,” pungkas salah satu petinggi Bank Sentral Eropa itu.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori